d. Tingkat kesukaran Tingkat kesukaran untuk setiap item soal menunjukan apakah butir soal
itu tergolong sukar, sedang atau mudah. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan rumus:
63
P =
Keterangan: P
= Indeks kesukaran B
= Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS
= Jumlah skor maksimum suatu item x Jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun klasifikasi interpretasi untuk taraf kesukaran tiap butir soal yang digunakan adalah sebagai berikut:
64
Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Nilai P Kategori
0,00 – 0,30
Sukar 0,31
– 0,70 Sedang
0,71 – 1,00
Mudah
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh sumber yang telah diperoleh untuk mendapatkan data tersebut.
Berdasarkan lembar observasi, angket, pedoman wawancara dan dokumentasi yang dianalisis secara deskriptif. Sedangkan analisis data kuantitatif
menggunakan tes matematika yang digunakan berupa tes kemampuan berpikir kreatif dengan melihat indikatornya. Adapun pedoman penskoran butir item tes
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa lihat lampiran 32. Dari data yang didapat kemudian dihitung dan dinilai dengan memberikan
skor. Setelah seluruh butir jawaban siswa diberi skor, maka langkah selanjutnya
63
Ibid., h. 223.
64
Ibid., h. 225.
adalah menghitung presentase skor jawaban dari tiap item atau butir soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Jawaban = x 100
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan jenis penelitian tindakan kelas PTK yang memiliki
tahapan-tahapan dalam tiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan atau pengumpulan data dan refleksi. Sedangkan prosedur
pelaksanaan perbaikan apabila setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan belum mencapai kriteria yang ditetapkan yaitu terjadi peningkatan, maka akan
ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan pembelajaran.
Penelitian ini berakhir apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji efektivitas strategi pemecahan masalah Polya untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Atau dengan kata lain, hasil penilaian kemampuan berpikir kreatif matematis siswa meningkat dari
pembelajaran sebelumnya atau sebelum diberi tindakan. Terdapat beberapa kemampuan berpikir kreatif dalam proses pembelajaran matematika.
Kemampuan berpikir kreatif tersebut juga memiliki berbagai faktor maupun kegiatan yang dapat mendukung meningkatnya hasil kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa. Oleh karena itu, penulis berharap adanya penelitian lebih lanjut yang
mengemukakan faktor ataupun menggunakan kegiatan lain yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh mana pengaruhnya hasil kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam proses pembelajaran matematika.
39
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian tindakan kelas PTK ini dimulai dengan melakukan observasi awal di MI Al Mursyidiyyah Pondok Benda Pamulang. Observasi ini dilakukan
peneliti pada tanggal 15 November 2013. Dari hasil observasi diperoleh informasi mengenai jumlah siswa pada kelas VA yang akan dijadikan subjek penelitian
PTK yaitu 25 siswa yang terdiri dari 19 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus yang terdiri dari 4 kali pertemuan
pada setiap siklusnya dengan alokasi waktu tiap pertemuan 2 x 35 menit. Adapun informasi yang diperoleh saat melakukan observasi aktivitas
pembelajaran di kelas dan wawancara dengan guru bidang studi bahwa dalam pembelajaran matematika di sekolah guru sudah menerapkan beberapa strategi
pembelajaran cooperative learning tidak hanya menggunakan metode ceramah, latihan dan penugasan. Namun guru kurang mengembangkan kemampuan
berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah. Soal-soal yang diberikan guru tergolong
mudah dan kurang bervariasi sehingga siswa tidak terbiasa dan mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal yang sulit dan berbeda dari contoh yang guru
berikan. Sehingga dari cara mengerjakanpun siswa belum menunjukan kemampuan berpikir kreatifnya. Sikap siswa cenderung masih banyak yang
bercanda dan mengobrol dengan temannya saat pembelajaran di kelas menjadi salah satu kendala dalam pembelajaran matematika di kelas.
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Penelitian dilaksanakan pada Semester Ganjil tahun ajaran 20132014 yang dimulai pada hari Rabu tanggal 25 November 2013. Sebelum
penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mendiskusikan strategi
pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian dengan guru bidang studi, serta melakukan persiapan-persiapan yang berkaitan dengan
pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Peneliti mempersiapkan instrumen- instrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, seperti Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS yang terdiri dari 2-3 soal, lembar kerja kelompok yang terdiri 1 soal gabungan luas
bangun datar, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi guru pada kegiatan belajar mengajar, lembar wawancara, lembar angket siswa
dan lembar soal tes kemampuan berpikir kreatif yang telah diujicoba terlebih dahulu pada siswa kelas VI dan dinyatakan valid semua dari 10
soal dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,765 untuk dijadikan soal tes siklus I dan tes siklus II.
Lembar kerja siswa dibuat sendiri oleh peneliti sebagai alat evaluasi proses pembelajaran matematika menggunakan strategi pemecahan
masalah Polya disetiap pertemuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa aspek elaboration berpikir
terperinci. Sedangkan lembar kerja kelompok dibuat untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa aspek flexibility
berpikir luwes. Adapun dalam pembelajaran diskusi kelompok siswa diarahkan
menggunakan strategi pemecahan masalah Polya untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung luas bangun datar tak
beraturan dengan menggunakan gabungan beberapa luas bangun datar seperti persegi panjang, persegi, segitiga, jajar genjang, trapesium,
maupun layang-layang berdasarkan kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa aspek
fleksibilitas atau
keluwesan dalam
menginterpretasi gambar dengan cara yang beragam.