Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

terikat dengan objek yang bersifat konkret. 5 Dalam mengembangkan kreativitas dan kompetensi siswa guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai kurikulum dan pola pikir siswa. Karena dalam mengajarkan matematika guru harus memahami bahwa kemampuan setiap siswa berbeda-beda, serta tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran matematika. Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang mendukung kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah siswa terkait dalam pembelajaran matematika adalah strategi pemecahan masalah Polya. Pemecahan masalah merupakan suatu usaha memecahkan masalah dan salah satu manfaat pemecahan masalah Polya dapat menjadikan siswa lebih berhati-hati dalam mengenali tahap-tahap pemecahan masalah dengan kerangka kerja yang tersusun rapi dalam membantunya menyelesaikan soal. George Polya memberikan proses penyelesaian masalah secara rinci bagaimana suatu masalah dapat diselesaikan yang terkenal dengan Heuristik Polya, yaitu: memahami masalah, membuat rencana, melaksanakan rencana dan meninjau kembali. Menurut Polya matematika dianggap sulit oleh para siswa dikarenakan terlalu sering dihadapkan pada persoalan kaku, siswa tidak ditekankan terlebih dahulu tentang pemahaman, rencana-rencana yang dilakukan agar dapat menyelesaikan soal, sehingga soal terlihat oleh siswa sebagai sesuatu yang mudah dan menimbulkan ketertarikan untuk menyelesaikan. 6 Dengan kata lain, para siswa harus menerapkan apa yang telah mereka pelajari dan memikirkan prosedur pemikiran mereka. Karena belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas. 7 Dengan tahapan-tahapan yang dikemukakan 5 Heruman, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, h.2. 6 Gelar Dwirahayu eds., Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar: Sebuah Antologi ”, Jakarta: PIC UIN Jakarta, 2007, h. 52. 7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung,:PT Remaja Rosda Karya, 2010, h.121. Polya tersebut diharapkan dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematika. Disini peneliti mencoba menggunakan penelitian tindakan pada pokok bahasan luas bangun datar sederhana. Oleh karena itu penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Strategi Pemecahan Masalah Polya untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa di Kelas V MI Al Mursyidiyyah ”.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan seperti: 1. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam pembelajaran matematika. 2. Pembelajaran matematika di kelas belum memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis 3. Siswa kurang terlatih untuk menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematika karena soal-soal yang diberikan guru tergolong mudah dan kurang bervariasi. 4. Cara penyelesaian soal-soal matematika siswa homogen, masih terpaku pada apa yang diajarkan guru maupun contoh pengerjaan di buku paket.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Untuk memudahkan penyusunan skripsi dan agar tidak menimbulkan penafsiran berbeda-beda, jelas dan tidak meluas maka penelitian ini memberi batasan pada hal-hal sebagai berikut: 1. Strategi pembelajaran yang akan digunakan adalah strategi pemecahan masalah Polya yaitu memahami masalah, membuat rencana, melaksanakan rencana dan meninjau kembali sebagai alternatif pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa 2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang akan ditingkatkan pada penelitian ini terbatas pada indikator berpikir luwes flexibility dan berpikir terperinci elaboration. 3. Materi luas bangun datar yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi luas persegi panjang, luas persegi, luas segitiga, luas jajar genjang, luas trapesium dan luas layang-layang.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah strategi pemecahan masalah Polya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di kelas V MI Al Mursidiyyah? 2. Bagaimana aktivitas belajar matematika siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah Polya? 3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi pemecahan masalah Polya?

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah diterapkannya strategi pemecahan masalah Polya. 2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika setelah diterapkannya strategi pemecahan masalah Polya. 3. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan strategi pemecahan masalah Polya Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa Sebagai bahan masukan untuk menggali dan mengoptimalisasikan kemampuan berpikir kreatif yang dimilikinya dalam belajar matematika dengan memberi pengalaman belajar agar lebih luwes dan rinci dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematika. Sebagai bekal dimasa yang akan datang agar menjadi pribadi yang kreatif dan mampu bersaing di masyarakat. 2. Guru Sebagai bahan masukan untuk lebih memotivasi siswa dalam belajar matematika serta dapat membantu siswanya dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis agar dapat dijadikan bahan untuk perubahan pengajaran yang lebih baik dan dapat mengurangi permasalahan yang dihadapi siswa. 3. Peneliti Sebagai pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran melalui strategi pemecahan masalah Polya dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa sehingga dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan keilmuan. 8

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1.

Pembelajaran Matematika a. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Adapun proses kegiatan belajar mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang, perubahan yang terjadi berlaku dalam waktu relatif lama dan disertai usaha. 8 Perubahan yang dimaksudkan adalah terjadi dalam berbagai bentuk perilaku dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Bloom, perubahan tingkah laku yang didapat setelah proses belajar dapat diamati melalui tiga ranah yaitu meliputi: 1. Ranah kognitif, berkenaan dengan kemampuan intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian.. 2. Ranah afektif, berkenaan dengan kemampuan emosional atau sikap dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai dan karakterisasi diri. 8 Ibid., h.87-90.