Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis a.

kreatif, dan dengan dukungan dari dan dorongan Press dari lingkungan menghasilkan produk kreatif. 44 Secara umum kreativitas dipahami sebagai suatu kemampuan untuk menghasilkan produk atau gagasan yang baru dan berbeda atau tidak lazim. Kreativitas lebih merupakan proses cara berpikir yang mengarah pada berbagai kemungkinan penyelesaian menghasilkan banyak ide, bukan sekedar hasil berpikir. 45 Dari beberapa definisi diatas kreativitas atau berpikir kreatif adalah kemampuan untuk mengembangkan, menciptakan maupun memberikan gagasan yang baru maupun yang telah ada sebelumnya yang mengarah pada melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Dalam kaitannya dengan matematika, maka kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan menyelesaikan masalah matematika dengan memberikan gagasan maupun alternatif jawaban secara lancar, luwes, orisinal dan terperinci. Dimana menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban dan solusi yang beragam atau bervariasi, memberikan gagasan baru yang berbeda serta memperinci suatu objek atau ide secara jelas.

b. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, diperlukan ketentuan penilaian. Munandar memberikan uraian mengenai indikator kemampuan berpikir kreatif yang dijabarkan dari ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif dari dimensi kognitif intelektual Aptitude yaitu: 46 44 Munandar, op. cit., h.20. 45 Tim Pustaka Familia, Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingnya, Yogyakarta: Kanisius, 2006, h. 245. 46 S.C. Munandar, op,, cit, h.135. 1. Berpikir lancar Menghasilkan banyak gagasan jawaban yang relevan, arus pemikiran lancar dimana memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. 2. Berpikir luwes fleksibel Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam atau bervariasi, mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda, mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. 3. Berpikir orisinal Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memberikan cara atau jawaban yang tidak lazim, lain dari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang. 4. Berpikir terperinci elaborasi Mengembangkan, menambahkan dan memperkaya suatu gagasan atau produk, memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan atau situasi, mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah terperinci. Adapun batasan peneliti dalam penelitian untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa ini hanya pada dua dari empat aspek kemampuan berpikir kreatif yaitu berpikir luwes fleksibel untuk menghasilkan beberapa cara atau gagasan-gagasan yang beragam dalam menyelesaikan soal dan berpikir terperinci elaborasi untuk memberikan jawaban dengan melakukan langkah-langkah terperinci.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan sebagai bahan penguat pada penelitian ini adalah: 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Atiqoh tahun 2011 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Pemecahan Masalah Polya Terhadap Kemampuan Analisis Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis” pada siswa SMA 1 Tanggerang Selatan bahwa terdapat pengaruh model pemecahan masalah Polya terhadap kemampuan analisis siswa pada konsep listrik dinamis. 2. Berdasarkan h asil penelitian oleh Muncarno yang berjudul “Penerapan Model Penyelesaian Soal Matematika Dengan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas 1 SMP” di SLTP 01 Punggur Lampung Tengah tahun ajaran 20032004 bahwa pembelajaran penyelesaian soal cerita dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan dapat melatih cara berfikir siswa yang lebih sistematis dimana peningkatan prestasi hasil belajar siswa tersebut dibuktikan dengan peningkatan perolehan rata-rata evaluasi selama pembelajaran. 3. Berdasarkan hasil penelitian oleh Tanti Diyah Rahmawati tahun 2010 yang berjudul “Kompetensi Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pemecahan Masalah Matematika di SMP Negeri 2 Malang” dimana kemampuan peserta didik berpikir kritis dan kreatif tergolong cukup baik dengan presentase 56 dan 54, 2. 4. Berdasarkan hasil penelitian oleh Ihyani Toyibah tahun 2012 yang berjudul “Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap kemampuan berpikir kreatif Matematis Siswa”. di MTs Al Makmur Parung Panjang, dimana rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa menggunakan metode guided inquiry lebih tinggi daripada menggunakan metode konvensional.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoritis yang telah dipaparkan diatas, maka strategi pemecahan masalah Polya efektif dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di kelas V MI Al Mursyidiyyah. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MI Al Mursyidiyyah Pondok Benda Pamulang di kelas V. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 20132014.

B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas PTK yang dilakukan peneliti terdiri dari dua siklus berulang. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan Action Research yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. 47 Dalam PTK dipaparkan gabungan definisi dari tiga pengertian kata sebagai berikut: 1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data dan informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan merupakan suatu gerak yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian membentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas merupakan sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula. 48 47 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011, h. 58. 48 Ibid., h. 2-3.