Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI

yang mendukung dirinya yang nantinya akan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada kematian. Persepsi social support merupakan faktor yang positif, sedangkan death anxiety adalah faktor yang negatif. Oleh karena itu, perceived social support diasumsikan memiliki pengaruh yang negatif dengan death anxiety. Individu yang memiliki perceived social support yang tinggi cenderung memperlihatkan death anxiety yang rendah Khawar, Aslam, Aamir, 2013. Social support dapat diperoleh bukan hanya dari keluarga, namun juga dengan mengikuti komunitas- komunitas dan kegiatan-kegiatan yang bukan hanya dapat dapat memberdayakan lansia, namun juga menambah relasi sehingga lansia mendapatkan social support yang lebih baik. Selain itu, upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan death anxiety yang lain adalah religiusitas. Sayangnya, orang yang terlihat religius belum tentu benar- bear mengamalkan agamanya untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Terdapat motif- motif lain seseorang dalam beribadah dan menjalankan agamanya, contohnya motif sosial dan emosional. Individu yang memiliki intrinsic religious orientation cenderung memandang agama sebagian dari hidupnya dan benar-benar ingin mendekatkan diri pada Tuhan. Sedangkan individu dengan extrinsic religious orientation memandang agama sebagai sebuah agen sumber kenyamanan, solusi bagi masalah-masalah di dunia dan ajang bersosialisasi. Sebagai catatan penting mengenai penelitian yang melibatkan religiusitas ekstrinsik bergantung pada kepercayaan religius individu. Jika kepercayaan individu menekankan pada hal pembalasan pada kehidupan setelah kematian, maka religiusitas yang tinggi akan membuat ketakutan akan kematian yang tinggi pula Florian Kravits, 1983 dalam Cicirelli, 2002. Sebaliknya, jika kepercayaan tersebut lebih condong kepada cinta Tuhan, Tuhan sebagai penyayang utama, dan dengan konsep kehidupan setelah kematian sebagai suatu hal yang indah, berhubungan dengan tingkat death anxiety yang rendah Rigdon Epting, 1985 dalam Cicirelli, 2002. Jadi dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti pengaruh locus of control, perceived social support, religious orientation, pengalaman mengenai kematian, dan jenis kelamin pada lansia. Gambar 2.1 merupakan rangkuman kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini. Death Anxiety Internal Locus Of Control External Locus of Control Perceived Social Support Family Perceived Social Support Friends Perceived Social Support Significant Others Intrinsic Religious Orientation Extrinsic Religious Orientation Pengalaman Mengenai Kematian Jenis Kelamin

2.8 Hipotesis

2.7.1 Hipotesis Mayor

Ha : ada pengaruh yang signifikan antara religiusitas dan locus of control terhadap death anxiety

2.7.2 Hipotesis Minor

H1 : ada pengaruh yang signifikan antara internal locus of control terhadap death anxiety H2 : ada pengaruh yang signifikan antara external locus of control terhadap death anxiety H3 : ada pengaruh yang signifikan antara perceived social support family terhadap death anxiety H4 : ada pengaruh yang signifikan antara perceived social support friend terhadap death anxiety H5 : ada pengaruh yang signifikan antara perceived social support significant others terhadap death anxiety H6 : ada pengaruh yang signifikan antara intrinsic religious orientation terhadap death anxiety H7 : ada pengaruh yang signifikan antara extrinsic religious orientation terhadap death anxiety H8 : ada pengaruh yang signifikan antara pengalaman bermakna mengenai kematian terhadap death anxiety H9 : ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin dengan death anxiety 57

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini akan memberikan penjelasan mengenai metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel, variabel penelitian beserta definisi operasionalnya, instrumen pengumpulan data, pengujian validitas konstruk, prosedur penelitian, dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian.

3.1 Sampel dan Teknik Pengambilan Data

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 150 orang dengan kriteria yaitu lansia yang berusia lebih dari 60 tahun baik pria maupun wanita di RW 09 kelurahan Kebon Pala Jakarta Timur, masih mampu membaca dan menulis, serta bersedia menjadi responden di dalam penelitian ini. Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini termasuk kategori nonprobability sampling dimana semua anggota populasi tidak diketahui probabilitas atau peluangnya untuk dijadikan sampel. 3.2 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel terikat dependent variable dan variabel bebas independent variable. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel terikat dependent variable dalam penelitian ini adalah death anxiety. b. Variabel bebas independent variable dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel locus of control dengan dimensi-dimensi yang meliputi internal locus of control dan external locus of control. 2. Variabel religious orientation dengan dimensi-dimensi yang meliputi intrinsic religious orientation dan extrinsic religious orientation. 3. Variabel perceived social support dengan dimensi-dimensi yang meliputi perceived social support family, perceived social support friend, dan perceived social support significant others. 4. Variabel pengalaman mengenai kematian 5. Variabel jenis kelamin

3.3 Definisi Operasional Variabel

1. Death Anxiety adalah skor yang diperoleh dari pengukuran death anxiety melalui skala death anxiety berdasarkan tingkat kecemasan manusia terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kematian yang diperoleh dari skor skala death anxiety Templer 1970. 2. Locus of Control adalah skor yang diperoleh dari pengukuran locus of control melalui skala locus of control berdasarkan bagaimana individu mempersepsikan keberhasilan atau kegagalan yang diraihnya karena faktor dari dalam tingkah lakunya sendiri dan usaha yang dilakukannya sendiri atau karena faktor dari luar dirinya keberuntungan, kesempatan,