Pengukuran Perceived Social Support
Peningkatan populasi lansia di Indonesia tidak terlepas dari peningkatan harapan hidup. Akan tetapi, sebagaimana manusia yang sedang berada di akhir tahap
perkembangan, lansia mengalami banyak penurunan fungsi yang kompleks, baik fisik, mental, minat, dan finansial. Lansia juga mengalami lebih banyak paparan
terhadap kematian, terlihat dari banyaknya rekan-rekan seusianya serta keluarga yang telah meninggal. Karena hal-hal tersebut, lansia rentan mengalami kecemasan,
terutama kecemasan yang berkaitan dengan kematian. Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda terhadap kematian. Persepsi yang positif akan memunculkan
penerimaan terhadap kematian dan persepsi negatif akan memunculkan death anxiety. Death anxiety dapat dirasakan berbeda bagi pria dan wanita. Wanita yang
cenderung rentan pada kecemasan, memandang kematian sebagai suatu hal yang emosional sehingga wanita rentan memiliki death anxiety yang tinggi. Sedangkan
pria lebih memandang kematian dari segi kognitif, oleh karena itu, pria lebih memiliki sikap terhadap kematian yang lebih positif.
Seseorang yang memiliki ketakutan akan kematian tidak terlepas dari pegalamannya mengenai kematian itu sendiri. Individu yang telah mengalami atau
menyaksikan keluarga, kerabat, atau temannya meninggal dapat memiliki death anxiety yang berbeda dengan individu yang mengalami perpisahan dengan orang
yang kurang berarti dalam hidupnya. Orang yang lebih sering terpapar oleh kematian diasumsikan memiliki sikap terhadap kematian yang lebih baik dibandingkan orang
yang belum mengalami pengalaman yang berarti mengenai kematian orang yang dicintainya.
Kematian memang tidak terlepas dari kontrol Tuhan, namun sebaiknya kita sebagai manusia turut mengupayakan hal-hal yang dapat mempertahankan kehidupan
kita. Dengan perasaan kontrol yang kuat bahwa kita sudah berusaha mempertahankan kesehatan kita dan meningkatkan religiusitas, maka death anxiety dapat dikurangi.
Individu dengan perasaan kontrol terhadap lingkungannya akan merasa lebih aman, sehingga orang dengan internal locus of control akan memiliki ketakutan akan
kematian yang lebih rendah. Sebaliknya, individu dengan external locus of control mempercayai bahwa ia tidak dapat mengontrol kehidupannya, bahwa kejadian-
kejadian di dalam hidupnya merupakan suatu takdir akan memiliki ketakutan akan kematian yang lebih tinggi karena ketidakpastian hidup. Hayslip Stewart-Bussey
1987, dalam Cicirelli, 1999 melaporkan eksternalitas berhubungan dengan death anxiety yang lebih tinggi, dan internalitas berhubungan dengan death anxiety yang
lebih rendah. Tingginya death anxiety memerlukan upaya untuk menurunkannya sehingga
lansia dapat hidup lebih sejahtera dan bahagia. Upaya tersebut diantaranya melalui dukungan sosial dan religiusitas. Dukungan sosial social support berupa ikatan
yang kuat antara lansia dengan orang-orang terdekatnya. Dengan kedekatannya pada orang-orang disekitarnya, hal tersebut dapat memicu persepsi bahwa banyak orang