Berdasarkan  tabel  4.3  di  atas,  dapat  dilihat  bahwa  hasil  tes  kelas kontrol  mempunyai  nilai  terendah  23  dan  nilai  tertinggi  82  dengan  rata-
rata 53,65. Sedangkan median dari hasil tes tersebut adalah 56,81, modus 63 dan simpangan baku 16,45.
Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol
Nilai Interval
Frekuensi fi
f  relatif fk-
fk- fk+
fk+ 23
– 31 4
10,8 37
100 4
10,8 32
– 40 5
13,5 33
89,2 9
24,3 41
– 49 5
13,5 28
75,7 14
37,8 50
– 58 6
16,2 23
62,2 20
54,1 59
– 67 8
21,6 17
45,9 28
75,7 68
– 74 5
13,5 9
24,3 33
89,2 75
– 83 4
10,8 4
10,8 37
100 Jumlah
37 100
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi hasil belajar kelas kontrol di atas,  terdapat  14  siswa  atau  37,8    yang  memperoleh  data  di  bawah
interval rata-rata dan ada 17 siswa atau 45,9   yang memperoleh data di atas interval rata-rata. Sedangkan jumlah siswa yang berada pada interval
rata-rata sebanyak 6 siswa atau 16,2 . Secara  visual,  hasil  belajar  matematika  yang  menggunakan  alat
peraga block dienes disajikan dalam histogram dan poligon berikut.
Gambar 4.2: Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol
Untuk  lebih  memperjelas  perbedaan  hasil  tes  antara  kelas ekperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Siswa
pada Kelas Eksperimen dan Kontrol
Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol Nilai terendah
40 23
Nilai tertinggi 100
82 Mean
̅ 70,46
53,65 Median M
e
69,7 56,8
Modus M
o
70,35 63
Varians S
2
365,96 270,46
Simpangan baku σ 19,13
16,45
1 2
3 4
5 6
7 8
9
23 - 31 32 - 40
41 - 49 50 - 58
59 - 67 68 - 74
75 - 83 F
R EK
U ENSI
NILAI
Berdasarkan  data  hasil  belajar  matematika  siswa  pada  materi operasi  hitung  perkalian  dan  pembagian  pada  Tabel  4.5,  kelompok
eksperimen  yang  menggunakan  alat  peraga  block  dienes  diperoleh rentangan nilai dari 40 sampai 100 dengan nilai rata-rata 70,46, simpangan
baku 19,13 dan varians  365,96. Sedangkan untuk  kelompok kontrol  yang menggunakan  pembelajaran  dengan  pendekatan  ekspositori  diperoleh
rentang  nilai  23  sampai  82  dengan  nilai  rata-rata  53,65,  simpangan  baku 16,45 dan varians 270,46.
B.  Hasil Pengujian Persyaratan Analisis
Analisis  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  uji  hipotesis dengan  uji-t.  untuk  dapat  melakukannya  perlu  dipenuhi  asumsi-asumsi  atau
persyaratan  untuk  analisis  tersebut.  Pengujian  persyaratan  analisis  dilakukan sebelum  data  dianalisis  lebih  lanjut.  Persyaratan  analisis  yang  dimaksud
adalah  normalitas  data  dan  homogenitas  varians.  Pengujian  kedua  asumsi adalah sebagai berikut:
1.  Uji Normalitas Uji  normalitas  dilakukan  bertujuan  untuk  melihat  apakah  sampel
yang  diteliti  berasal  dari  populasi  yang  berdistribusi  normal  atau  tidak. Untuk  melakukan  uji  normalitas,  dalam  penelitian  ini  penulis
menggunakan uji Liliefors. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H
1
: data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal a.  Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil pengujian kelas eksperimen untuk n = 35, α =  0,05,  diperoleh  L
hitung
=  0,115  dan  dari  tabel  nilai  kritis  uji  liliefors diperoleh nilai L
tabel
= 0,1498. Karena  L
hitung
L
tabel
0,115  0,1498, maka  H
diterima,  artinya  data  yang  terdapat  pada  kelas  eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b.  Uji Normalitas Kelas Kontrol Dari hasil pengujian kelas kontrol,untuk n = 37 dan α = 0,05
diperoleh L
hitung
= 0,076 dan dari tabel nilai kritis uji liliefors diperoleh nilai  L
tabel
=  0,1457.  Karena  L
hitung
L
tabel
0,076    0,1457  maka  H diterima,  artinya  data  yang  terdapat  pada  kelompok  kontrol  berasal
dari  populasi  yang  berdistribusi  normal.  Dengan  demikian  asumsi normalitas dipenuhi.
Untuk  lebih  jelasnya  hasil  dari  uji  normalitas  antara  kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Kelompok Jumlah
Sampel L
hitung
L
tabel
α = 0,05 Kesimpulan
Eksperimen 35
0,115 0,1498
Populasi berdistribusi normal
Kontrol 37
0,076 0,1457
Populasi berdistribusi normal
Karena    L
hitung
pada  kedua  kelas  kurang  dari  L
tabel
maka  dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. 2.  Uji Homogenitas
Uji  homogenitas  yang  digunakan  adalah  uji  Fisher.  Dari  hasil perhitungan, diperoleh nilai varians kelas eksperimen adalah 365,961 dan
varians  kelas  kontrol  adalah  270,456.  Sehingga  didapat  F
hitung
=  1,353 dengan taraf signifikan α = 0,05 untuk db
pembilang
= 36 dan db
peneyebut
= 34, dengan  interpolasi  didapat  F
tabel
=  1,74.  Karena  F
hitung
F
tabel
,  artinya  H diterima.  Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  kedua  kelompok  tersebut
berasal  dari  populasi  yang  homogen.  Untuk  lebih  jelasnya  hasil  dari  uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Kelompok Jumlah
Sampel Varians
s² F
hitung
F
tabel
α = 0,05
Kesimpulan
Eksperimen 35
365,961 1,353
1,74 Kedua kelas
Sampel Kontrol
37 270,456
mempunyai varians homogen
Karena  F
hitung
kurang  dari  F
tabel
1,353    1,74  maka  H diterima,
artinya  varians  kedua  populasi  homogen.  Dengan  demikian  asumsi homogenitas varians dipenuhi.
C.  Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1.  Pengujian Hipotesis Penelitian Berdasarkan  hasil  uji  normalitas  dan  homogenitas  di  atas,
diperoleh  bahwa  kedua  sampel  berasal  dari  populasi  yang  berdistribusi normal  dan  dari  populasi  yang  homogen.  Selanjutnya  data  dianalisis
dengan  melakukan  pengujian  hipotesis.  Pengujian  hipotesis  dilakukan untuk  mengetahui  ada  atau  tidaknya  pengaruh  dalam  pembelajaran  yang
dilakukan  dengan  penggunaan  alat  peraga  block  dienes  terhadap  hasil belajar  matematika  siswa  kelas  II  MI  pada  materi  perkalian  dan
pembagian.  Pada  penelitian  ini,  pengujian  hipotesis  menggunkan  uji-t. pasangan hipotesis statistik yang akan diuji adalah:
H : μ
1
≤ μ
2
H
1
: μ
1
μ
2
Berdasarkan  hasil  perhitungan  uji-t,  diperoleh  nilai  t
hitung
sebesar 3,993.  Untuk  nilai  t
tabel
diperoleh  dari  tabel  t  dengan  derajat  kebebasan db  =  70  dan  taraf  signifikan  α  =  0,05  dengan  cara  interpolasi  yaitu
sebesar 1,669. Dengan membandingkan nilai t
hitung
dan t
tabel
diperoleh t
hitung
t
tabel
,  ini  berarti  H ditolak  dan  H
1
diterima.  Dengan  demikian  dapat disimpulkan  bahwa  rata-rata  hasil  belajar  matematika  siswa  pada  materi
perkalian dan pembagian yang diajarkan dengan menggunakan alat peraga block dienes lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar matematika siswa
yang  menggunakan  pembelajaran  ekspositori.  Untuk  lebih  jelasnya  dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji-t
Db t
hitung
t
tabel
Kesimpulan 70
3,993 1,669
Tolak H
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa t
hitung
lebih besar  dari t
tabel
3,993 1,669 maka dapat disimpulkan bahwa H
ditolak dan H
1
diterima dengan taraf signifikansi 5.
2.  Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis dengan taraf signifikan
α = 0,05 diperoleh t
hit
= 3,993 dan t
tab
= 1,669. Karena t
hit
t
tab
, maka H
o
ditolak  dan  H
a
diterima  yang  berarti  hasil  belajar  matematika  siswa  yang menggunakan  alat  peraga  blok  dienes  lebih  tinggi  dari  pada  hasil  belajar
tanpa  menggunakan  alat  peraga.  Dari  hasil  perhitungan  juga  diperoleh rata-rata  nilai  hasil  belajar  matematika  siswa  yang  menggunakan  alat
peraga blok dienes lebih tinggi dari pada siswa yang tanpa alat peraga. Selain  itu,  dari  hasil  pengamatan  selama  penelitian  dalam
pembelajaran menggunakan alat peraga  blok dienes yang diterapkan pada kelas eksperimen menjadikan siswa lebih termotivasi karena akan menarik
perhatian  serta  menumbuhkan  minat  belajar  siswa.  Siswa  secara  aktif terlibat  dalam  pembelajaran  dan  memahami  konsep  dari  materi  yang
diajarkan. Dengan menggunakan alat peraga blok dienes, siswa lebih terampil
dalam  berhitung  karena  bentuk  alat  yang  berupa  satuan  kubus  kecil
sehingga dapat memudahkan siswa dalam berhitung dibandingkan dengan berhitung menggunakan jari atau turus. Selain itu, dalam penggunaan alat
peraga blok dienes untuk pengoperasian hitungnya siswa dapat memahami konsep  dari  perkalian  dan  pembagian  itu  sendiri  dibandingkan  dengan
pembelajaran yang mengandalkan hafalan. Dengan memahami konsep dari perkalian dan pembagian siswa dapat menghitung kembali jika lupa dalam
hafalan. Pembelajaran menggunakan alat peraga  blok dienes ini membuat siswa  senang,  aktif  dan  kreatif  sehingga  membuat  mereka  selalu  ingin
diberi soal perkalian dan pembagian untuk dihitung dengan menggunakan blok dienes.
Berbeda  dengan  kelompok  kontrol  yang  selama  proses pembelajaran  hanya  berjalan  seperti  biasa,  yaitu  tanpa  menggunakan
mediaalat peraga. Pembelajaran yang dilakukan cenderung menghafal dan hanya berpusat pada guru. Guru memberikan soal di papan tulis dan siswa
mencatat  soal  kemudian  siswa  menjawab  soal  yang  sebelumnya  sudah dijelaskan.  Sehingga  dari  data  yang  diperoleh  terlihat  perbedaannya,
walaupun  terdapat  beberapa  siswa  yang  memahami  konsep  yang diajarkan.  Hal  ini  disebabkan  karena  mereka  memiliki  daya  ingat  yang
kurang  dalam  menguasai  konsep  dalam  menjawab  soal-soal  dan  mereka juga hanya bisa melihat materi dalam LKS atau buku pelajaran.
Berdasarkan  uraian  di  atas,  menunjukkan  bahwa  perlakuan  yang berbeda  menyebabkan  terjadi  hasil  akhir  yang  berbeda  antara  kelas
eksperimen yang diajar dengan menggunakan alat peraga blok dienes dan kelas kontrol yang diajar dengan tidak menggunakan alat peraga.
Dengan  demikian  dapat  diintrepetasikan  bahwa  terdapat  pengaruh yang signifikan penggunaan alat peraga blok dienes terhadap hasil belajar
matematika  siswa.  Dengan  ini  dapat  dikatakan  bahwa  perbedaan  hasil belajar  dari  kedua  kelas  ini  merupakan  efek  dari  perlakuan  pada  proses
kegiatan belajar mengajar.