Pengaruh penggunaan media pembelajaran Block Dienes terhadap hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan

(1)

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas I MI Al-Ihsan Bambu Apus Pamulang) Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Tuti Alawiyah NIM 1110018300044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i ABSTRAK

Tuti Alawiyah (1110018300044),

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Block Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan”.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Penggunaan Alat Peraga Block Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan. Penelitian ini dilaksanakan di MI Al-Ihsan Bambu Apus Pamulang pada tahun pelajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain Two Group Randomized Subject Post Test Only. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan alat peraga Block Dienes lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajarkan tanpa menggunakan alat peraga Block Dienes (thitung=2,76>ttabel=2,00). Dengan demikian alat peraga Block Dienes berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan.


(7)

ii ABSTRACT

Tuti Alawiyah (1110018300044), “The effect of using visual aid Block Dienes to student’s mathematic learning acivement on adding and substraction concept”.

The purpose of this research is to analyze The effect of using visual aid Block Dienes to student’s mathematic learning acivement on adding and substraction concept. This research was conducted in MI Al-Ihsan Bambu Apus Pamulang for academic year 2014/2015. The method used ini this research was Quasi Experiment with two group randomized subject postest only design. Samples in interpretation was using cluster random sampling technique. Data interpretation was using student’s mathematic learning acivement test for adding and substraction concept. The result showed that student’s mathematic learning acivement which teached by using visual aid Block Dienes was higher than the one which is not using a visual aid(thitung = 2,76>ttabel2,00). Therefor there is effect of using visual aid Block Dienes to student’s mathematic learning acivement on adding and substraction concept.

Keywords : visual aid Block Dienes, to student’s mathematic learning acivement.


(8)

(9)

(10)

v

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 7

C.Pembatasan Masalah ... 7

D.Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Hasil Belajar Matematika ... 9

1. Pengertian Matematika... 9

2. Pengertian Belajar ... 10

3. Karakteristik Belajar Siswa Sekolah Dasar... 12

4. Pengertian Hasil Belajar Matematika ... 13

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 13

B. Kajian Teori Alat Peraga ... 16

1. Pengertian Alat Peraga ... 16

2. Syarat-Syarat Alat Peraga ... 17

3. Tujuan dan Manfaat Alat Peraga... 18

C. Block Dienes... 19


(11)

vi

Peraga Block Dienes ... 23

1. Penjumlahan ... 23

2. Pengurangan ... 25

E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

F. Kerangka Berfikir... 28

G. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

B. Metode dan Desain Penelitian ... 31

C. Variable Penelitian ... 33

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Istrumen Penelitian... 36

1. Uji Validitas ... 36

2. Uji Reliabilitas ... 39

3. Uji Tingkat Kesukaran ... 40

4. Uji Daya Pembeda... 41

G. Teknik Analisis Data ... 42

1. Uji Prasyarat Analisis Data ... 42

a. Uji Normalitas ... 42

b. Uji Homogenitas ... 44

2. Uji Analisis Data ... 45

H. Hipotesis Statistik ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 47

1. Hasil Tes Kelas Eksperimen ... 47


(12)

vii

3. Uji Hipotesis ... 53 C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54 D. Keterbatasan Penelitian ... 58 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 59 B. Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN-LAMPIIRAN ...


(13)

viii

Tabel 3.1 : Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Matematika Siswa ... 35

Tabel 3.2 : Klasifikasi Daya Pembeda ... 41

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 48

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 49

Tabel 4.3 : Perbandingan Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 50

Tabel 4.4 : Hasil Perhitungan Uji Normalitas Eksperimen dan Kontrol ... 52

Tabel 4.5 : Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 53


(14)

ix

Gambar 2.2 : Ilustrasi Block Dienes ... 21

Gambar 2.3 : Diagram Kerangka Berfikir Penelitian... 29

Gambar 3.1 : Desain Penelitian Two Group Randomized Subject Post-Test Only ... 32

Gambar 3.2 : Tampilan Awal Program ANATES ... 36

Gambar 3.3 : Tampilan ke Dua Program ANATES ... 37

Gambar 3.4 : Tampilan ke Tiga Program ANATES ... 37

Gambar 3.5 : Uji Validitas Menggunakan ANATES... 38

Gambar 3.6 : Uji Reliabilitas Menggunakan ANATES ... 39

Gambar 3.7 : Uji Taraf Kesukaran Menggunakan ANATES ... 40

Gambar 3.8 : Uji Daya Pembeda Menggunakan ANATES ... 42

Gambar 4.1 : Histogram Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen... 48

Gambar 4.2 : Histogram Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol ... 50

Gambar 4.3 : Alat Peraga Block Dienes ... 55


(15)

x

Lampiran 3 : Kisi-kisi Instrumen ... 138

Lampiran 4 : Instrumen ... 139

Lampiran 5 : Kunci Jawaban Instrumen Hasil Belajar ... 141

Lampiran 6 : Pedoman Penskoran... 142

Lampiran 7 : Output Uji Validitas Instrumen ... 144

Lampiran 8 : Output Uji Reliabilitas Instrumen ... 145

Lampiran 9 : Output Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ... 146

Lampiran 10 : Output Daya Pembeda ... 148

Lampiran 11 : Nilai Postest Kelas Eksperimen ... 149

Lampiran 12 : Nilai Postest Kelas Kontrol ... 150

Lampiran 13 : Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kelas Eksperimen ... 151

Lampiran 14 : Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kelas Kontrol ... 154

Lampiran 15 : Perhitungan Uji Normalitas Hasil Tes Kelas Eksperimen .. 157

Lampiran 16 : Perhitungan Uji Normalitas Hasil Tes Kelas Kontrol……… 159

Lampiran 17 : Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 161

Lampiran 18: Perhitungan Uji Hipotesis Statistik Hasil Tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 162

Lampiran 19 : Pedoman Wawancara Guru Sebelum Penelitian ... 165

Lampiran 20 : Lembar Uji Referensi ... 166

Lampiran 21 : Data Nilai Matematika Kelas 1 Semester1 Tahun Ajaran 2014-2015 Mi Al-Ikhsan Bambu Apus Pamulang... 171


(16)

1

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai upaya dilakukan sesorang untuk mendapatkan pendidikan. Sekolah merupakan salah satu tempat bagi seseorang untuk mendapatkan pendidikan. Di lembaga sekolah inilah seseorang mendapatkan pengalaman dan pengetahuan melalui proses belajar yang merupakan kewajiban setiap manusia dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupan meningkat.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, dunia pendidikan dituntut untuk memberikan kontribusi nyata. Dunia pendidikan dituntut untuk membentuk manusia yang berahlak mulia, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman da bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

keberhasilan suatu pendidikan dapat ditinjau dari beberapa aspek diantaranya adalah sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dalam proses pendidikan disekolah. Salah satu sumber daya manusia yang memegang peranan penting adalah guru.

Permasalahan lain yang dihadapi dalam sektor pendidikan adalah proses belajar mengajar, pengelolaan pembelajaran yang kurang efektif dan

1

Undang-Undang Bab II Pasal 3, Sistem Pendidikan Nasional , (Bandung : Fokusmedia, 2009), h.5


(17)

efisien, motivasi belajar rendah serta kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.

Upaya meningkatkan mutu pendidikan memerlukan pembenahan di semua aspek yang terkait denga penyelenggaraan pendidikan diantaranya adalah perbaikan kurikulum, penyediaan buku pelajaran, pembinaan mutu dan kualitas tenaga guru, media dan alat peraga untuk membantu proses belajar mengajar di sekolah, metode dan strategi mengajar yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan bahan ajar agar tujuan dan kompetensi dapat dicapai secra maksimal.

Pendidikan dasar adalah awal dari pendidikan formal yang dilewati oleh setiap individu. Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan pada Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah merupakan alah satu bagian penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Dokumen kurikulum yang memuat Standar Kompetensi dan Kompetensi mengenai Mata Pelajaran Matematika di MI/SD memaparkan bahwa mata pelajaran matematika pada MI/SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari


(18)

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.2

Setiap kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Guru dalam proses pembelajarannya diharapkan selalu berusaha agar kelima tujuan pembelajaran matematika MI/SD tersebut dapat tercapai dalam pembelajaran matematika. Pendidikan di Indonesia pada pembelajaran matematika masih jauh tertinggal oleh negara-negara lain. Hal ini sesuai dengan laporan The Trends In International Matemathic and Science Study (TIMSS) pada tahun 2011 bahwa siswa Indonesia berada dalam urutan ke-38 untuk matematika dengan perolehan skor yaitu 386.3 Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian TIMSS pada tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi matematika Indonesia turun dari tahun sebelumnya.

Bruner menyatakan bahwa belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur abstrak yang terdapat dalam matematika serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur matematika.4 Konsep merupakan ide abstrak yang dengannya kita dapat mengelompokkan objek-objek ke dalam contoh atau bukan contoh. Konsep-konsep dalam matematika memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Karenanya siswa belum bisa memahami suatu materi jika dia belum memahami materi sebelumnya atau materi prasyarat dari materi yang akan dia pelajari.

Salah satu materi pembelajaran matematika yang penting untuk dipahami dan merupakan konsep yang perlu dikuasai oleh peserta didik agar dapat memahami materi-materi atau konsep-konsep matematika yang lainnya

2

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI dan SDLB, 2014, (www.Litbang.kemdikbud.go.id)

3

The Trends In International Matemathic and Science Study (TIMSS), TIMSS 2011 International Results In Mathemathics, 2014, h. 47, (www.TIMSSandPirls.bc.edu)

4

Esti Yuli Widayanti, dkk, PembelajaranMatematika MI, (Surabaya : Lapis PGMI, 2009), h. 9 paket 1


(19)

adalah konsep operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat merupakan salah satu materi ajar yang terdapat dalam mata pelajaran matematika sekolah dasar. Kenyataan di lapangan masih banyak dijumpai peserta didik yang belum terampil dalam pengerjaan hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat khususnya di kelas rendah. Hal ini bisa disebabkan karena peserta didik masih belum mampu menangkap atau memahami konsep-konsep penjumlahan dan pengurangan yang sifatnya abstrak, sedangkan peserta didik pada usia kelas rendah masih berada dalam tahap berfikir operasional konkret. Selain faktor yang berasal dari siswa itu sendiri, faktor lain berasal dari guru yang belum menguasai metode ataupun strategi yang tepat untuk menyampaikan materi dan dapat membantu peserta didik dalam belajar matematika. Sehingga pembelajaran hanya berlangsung secara klasikal dan satu arah. Penyebab lainnya adalah karena guru masih menggunakan media yang sangat sederhana yang kurang mampu memvisualisasikan konsep yang abstrak.5

Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di MI Al-Ihsan Bambu Apus Pamulang, kegiatan belajar mengajar untuk mata pelajaran Ilmu Matematika dilakukan dengan menggunakan media dan mengunakan metode pembelajaran konvensional. Media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar adalah media pembelajaran konvensional seperti papan tulis, dengan metode pembelajaran konvensional seperti ceramah. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pun menunjukkan bahwa terdapat 26 siswa dari 92 jumlah seluruh siswa kelas 1 di MI Al-Ihsan Bambu Apus Pamulang , yang masih belum mencapai KKM untuk mata pelajaran Matematika. Hal ini sangat

5


(20)

disayangkan mengingat KKM yang ditentukan sekolah tidak begitu tinggi yaitu 70.

Menurut Jean Piaget, peserta didik Sekolah Dasar pada umumnya berada pada tahap praoperasi dan operasi konkret (usia 6/7 sampai 12th).6 Sehingga pembelajaran di Sekolah Dasar seharusnya dibuat konkret melalui peragaan praktik, maupun permainan. Pada usia ini pula atau usia sekolah dasar, anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan kognitif seperti membaca, menulis, dan menghitung atau (CALISTUNG). Dalam hal ini guru mempunyai peranan penting dalam mengembangkan kemampuan intelektual peserta didik.

Matematika adalah ilmu deduktif, formal, hierarkis, menggunakan simbol dan bersifat abstrak. Oleh karena itu diperlukan cara efektif untuk menjembatani antara tahap berfikir anak usia MI/SD yang masih dalam tahap operasional konkret dan pelajaran matematika yang bersifat abstrak. Maka penggunaan media dan alat peraga dalam setiap pembelajaran matematika adalah salah satu solusi yang bisa dilakukan oleh guru untuk membantu peserta didik dalam memahami setiap materi yang disampaikan oleh guru.

Dalam kegiatan pembelajaran, pendidik diharapkan mampu menjelaskan konsep kepada peserta didik. Usaha ini dapat dibantu dengan penggunaan alat peraga matematika. Dengan penggunaan alat peraga matematika yang sesuai dengan topik yang diajarkan maka diharapkan konsep akan lebih mudah dipahami secara jelas. Alat peraga block dienes ini adalah alat peraga yang dikembangkan oleh Zoltan Paul Dienes yang bertujuan untuk memahami konsep dasar bilangan dan nilai tempat untuk berbagai bilangan dasar dan berbagai operasi hitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Blok model Dienes ini dapat dibuat dengan mudah

6


(21)

dari kayu atau dari bahan lainnya. Untuk dasar sepuluh , blok model Dienes ini terdiri atas satuan (berupa dadu kecil), puluhan (berupa batang), dan ribuan (berupa kubus besar).7 block model Dienes adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1 Alat peraga Block Dienes

Perlu di ingat bahwa dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru mempunyai tugas untuk memilih model dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan.

Penggunaan alat peraga block logic atau yang lebih dikenal dengan Block Dienes diharapkan dapat menarik perhatian peserta didik untuk belajar matematika dan menjembatani antara konsep abstrak matematika denga pola berfikir konkrit anak usia sekolah dasar, dengan harapan dapat mencipatakan pembelajaran yang bermakna dan meningkatkan hasil belajar matematika

7

Ruseffendi, Pengajaran Matematika Modern Untuk Orang Murid, Guru dan SPSG, (Bandung : Tarsito, 1979), h. 9


(22)

peserta didik terutama pada pokok bahasan operasi hitung matematika. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dianggap penting melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Block Dienes

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dikemukakan identifikasi masalahsebagaiberikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika. 2. Rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan operasi hitung. 3. Guru belum menggunakan media atau alat peraga yang variatif.

4. Kurangnya kemampuan guru dalam menguasai metode, pendekatan dan strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. C. PembatasanMasalah

1. Alat peraga Block Dienes ini adalah alat peraga yang dikembangkan oleh Zoltan Paul Dienes yang bertujuan untuk memahami konsep dasar bilangan dan nilai tempat untuk berbagai bilangan dasar. Blok model Dienes ini dapat dibuat dengan mudah dari kayu. Untuk dasar sepuluh , blok model Dienes ini terdiri atas satuan (berupa dadu kecil), puluhan (berupa batang), dan ribuan (berupa kubus besar).

2. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar kognitif yaitu setelah siswa diberikan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga block dienes, kemudian siswa diberikan tes untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan operasi hitung perkalian. 3. Pokok bahasan yang akan diteliti adalah tentang operasi hitung

penjumlahan dan pengurangan. D. PerumusanMasalah


(23)

1. Bagaimana hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan operasi hitung penjumlahan dan penguranga antara yang menggunakan alat peraga block dienes dengan yang tidak menggunakan alat peraga?

2. Apakah hasil belajar matematika siswa yang menggunakan alat peraga block dienes lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa yang tidak menggunakan alat peraga?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan operasi hitung penjumlahan dan penguranga antara yang menggunakan alat peraga block dienes dengan yang tidak menggunakan alat peraga. 2. Untuk mengetahui Apakah hasil belajar matematika siswa yang

menggunakan alat peraga block dienes lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa yang tidak menggunakan alat peraga.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa, memberikan visualisasi proses berhitung dan membantu siswa dalam menguasai operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dengan mudah dan menyenangkan sehingga menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa untuk belajar.

2. Bagi guru , membantu meningkatkan keterampilan dalam memilih dan mendesain media atau alat peraga yang sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan wawasan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran matematika di sekolah.

4. Bagi Peneliti, dapat memperluas wawasan tentang proses pembelajaran matematika dengan menggunakan media atau alat peraga dan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang kelak ingin menggunakan alat peraga ini.


(24)

9

1. PengertianMatematika

Matematika menurut Russefendi adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi. Sejalan dengan pernyataan tersebut pengertian matematika menurut Soedjadi (2000), adalah ilmu yang memiliki objek tujuan yang abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola berfikir yang deduktif.1

Sedangkan menurut Tinggih (dalam Hudojo, 2005) matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan juga unsur ruang sebagai sasarannya. Lebih lanjut Hudojo (2005) mengungkapkan bahwa “matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir.”2 Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak MI/SD.

Dari beberapa pendapat ahli tentang pengertian matematika di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika sebagai ilmu memliki karakteristik berupa bahasa simbol dengan pola berfikir deduktif dan memiliki objek tujuan yang abstrak dan alat untuk mengembangkan cara berfikir. Dengan mengetahui karakteristik yang dimilikinya diharapkan para guru dapat menyesuaiakan pembelajaran matematika dengan fase perkembangan kognitif siswa, agar tercapainya tujuan pembelajaran matematika, dan dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

1

Heruman, Model Pembelajaran Mtematka di Sekolah Dasar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 1

2


(25)

2. Pengertian Belajar

Sebelum membahas apa itu hasil belajar terlebih dahulu akan dipaparkan apa yang dimaksud dengan belajar, belajar adalah suatu aktifitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian.3 Selain itu beberapa pakar Psikologi mengemukakan pendapatnya tentang definisi belajar, yaitu :

a. Hilgard dan Bower, dalam buku Theoritis of Learning (1975) mengemukakan, “ Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamnnya yang berulang ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan, atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang ( misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya)”

b. Gagne dalam buku the Conditioning of Learning (1977) menyatakan bahwa : “ belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performancenya) dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi”.

c. Morgan, dalam buku Introduction to pshycology (1978) mengemukakan : “Belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.

d. Wetherington, dalam buku Educational Pshycology mengemukakan : “ belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola batu dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”.4

Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas Ngalim Purwanto lebih lanjut mengemukakan beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa suatu kegiatan dapat disebut belajar apabila memenuhi empat kriteria sebagai berikut 1) adanya perubahan tingkah langkh laku, yaitu perubahan yang mengarah pada tingkah laku yang baik. 2) Perubahan tingkah laku terjadi melalui latihan dan pengalaman, artinya perubahan terjadi karena pertumbuhan dan

3

Suyono, Hariyanto, Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Konsep Dasar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 9

4


(26)

kematangan. 3) perubahan relatif menetap.4) perubahan tingkah laku menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis.5

Dari beberapa pengertian belajar yang diberikan oleh para ahli, penulis mengambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang awalnya belum mampu menjadi sudah mampu karena adanya pengalaman, pengalaman tersebut diperoleh seseorang atau individu melalui interaksi dengan lingkungannya yang terjadi secara berulang-ulang. Dengan demikian belajar selalu berhubungan dengan perubahan tingkah laku yang relatif menetap. Setiap perubahan tingkah laku yang diperolehnya merupakan hasil pengalamannya.

Dalam ranah ilmu psikologis Jean Piaget berpendapat bahwa belajar atau proses berpikir manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual konkret ke abstrak berurutan melalui empat periode. Urutan periode itu tetap bagi setiap orang, namun usia atau kronologis pada setiap orang yang memasuki setiap periode berpikir yang lebih tinggi berbeda-beda tergantung kepada masing-masing individu. Empat tahap perkembangan itu adalah sebagai berikut:

a. Tahap sensori motor (dari lahir sampai umur sekitar 2 tahun). b. Tahap preoperasi (dari sekitar umur 2 tahun sampai sekitar 7 tahun). c. Tahap operasi konkrit (dari sekitar umur 7 tahun sampai sekitar 11-12

tahun atau lebih).

d. Tahap operasi formal (dari sekitar umur 11 tahun sampai dewasa).6

Dari pembagian fase perkembangan intelegensi menurut Piaget tersebut, jelaslah bahwa struktur kognitif individu bukan suatu ketentuan yang sudah ada sebelumnya dan bersifat statis, melainkan tumbuh dan berkembang bersamaan dengan bertambahnya usia melalui proses adaptasi dan interaksi dengan lingkungannya. Semakin dewasa seseorang semakin banyak pengetahuannya, karena telah memperoleh banyak pengalaman, baik secara langsung atau tidak langsung.

5

Ibid., h.81

6


(27)

3. Karakteristik Belajar Siswa Sekolah Dasar

Siswa sekolah dasar umurnya berkisar anatara 6 atau 7 tahun, samapai 12 atau 13 tahun, pada usia ini anak sudah dapat mereaksi rangsangan itelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut atau kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis dan berhitung atau biasa disingkat CALISTUNG), dan dalam periode umur ini menurut Jean Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah tingkat permulaan berfikir rasional dan anak belum mampu berurusan dengan materi abstrak, seperti hipotesis dan proposisi-proposisi verbal dan selama periode ini kemampuan berbahasa juga berubah dari egosentris menjadi sosiosentris dalam berkomunikasi. Mereka berusaha unutk mengerti orang lain dan mengemukakan perasaan dan gagagsan-gagasan mereka kepada teman-temannya.7

Dari usia perekembangan kognitifnya, siswa Sekolah Dasar masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika yang bersifat abstrak, siswa memerlukan alat bantu benda –benda konkret berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran khususnya matematika guru harus memperhatikan karakteristik dan perbedaan-perbedaan tersebut untuk meningkatkan evektifitas pembelajaran matematika di Sekolah Dasar/MI. Hal ini sejalan dengan Yuliani Nuriani Sudjono bahwa “anak lebih mengingat suatu benda -benda yang dapat dilihat, dipegang lebih membekas dan dapat diterima oleh otak dalam sensasi dan memory(long term memory dalam bentuk simbol-simbol).8

Dalam tahap ini siswa harus diberikan pembelajaran dengan benda-benada yang nyata agar anak tidak menerawang dan bingung, pada kegiatan ini siswa diharapkan dapat berpikir melalui media (benda-benda konkret) atau yang terdekat dengan anak secara langsung, anak usia dini dapat

7

Ibid., h. 16

8

Yuliani Nuriani Sujiono, konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : PT. Indeks, 2011), h. 93


(28)

menyerap pengalaman dengan mudah melalui benda-benda yang bersifat konkret (nyata). Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan media yang nyata untuk memberikan pembelajaran terhadap siswa. Terlebih pada mata pelajaran matematika yang memiliki karakteristik sebagai ilmu yang memiliki konsep abstrak.

4. Pengertian Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar atau achievement menurut Nana Syaodih “merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang”.9 Lebih spesifik Munawir mengungkapkan bahwa “Hasil belajar diartikan sebagai prestasi yang dapat dihasilkan oleh anak dalam usaha belajarnya”.10

Dari beberapa pengertian yang diberikan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku baik itu dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor yang ditunjukan melalui kecakapan-kecakapan yang dimiliki seseorang yang didapat melalui proses dan pengalaman yang berulang-ulang. Dalam pengertian Lebih spesifik hasil belajar dalam dunia pendidikan diartikan sebagai prestasi yang dapat dihasilkan oleh anak dalam usaha belajarnya, dalam tingkat yang menggembirakan : prestasi tersebut dapat dicapai dengan beberapa cara, dimana cara tersebut dapat ditempuh melalui beberapa usaha.

5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara garis besar terdapat dua faktor yang memepengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal atau faktor yang datang dari diri peserta didik itu sendiri dan faktor eksternal atau faktor yang datang dari luar peserta didik.

a. Faktor Internal 1) Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis yang baik seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam

9

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologis Proses Pendidikan, (Bandung : 2011), h. 102

10

Munawir, beberapa faktor pendukung dalam mengantar keberhasilan belajar , Cendekia Jurnal kependidikan dan kemasyarakatan, vol. 4 No. 2 Juli – Desember ,2006, h. 23


(29)

keadaan cacat jasmani, dan sebgainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Selain kondisi fisiologis yang baik hal lain yang perlu diperhatikan adalah kondisi panca indera, karena kondisi panca indera juga memberikan pengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

2) Faktor Psikologis

Setiap manusia memeliki kondisi psikologis berbeda-beda dan perbedaan ini akan berpengaruh juga pada proses dan hasil belajar masing-masing. Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, kognitif dan daya nalar.

b. Faktor Eksternal 1) Faktor Lingkungan

Lingkungan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar ini berupa lingkungan fisik atau alam sekitar dan dapat berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam dan sosial tempat dimana peserta didik belajar sangatlah berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya. Karena itu sekolah hendaknya didirikan dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar.

2) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai hasil belajar yang diharapkan. Faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana, fasilitas dan guru.11 Faktor –faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yang meliputi faktor internal dan eksternal di atas bila diskemakan akan tampak seperti pada diagram berikut :12

11

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : Gaung Persada(GP) Pres s Jakarta, 2012), h. 24-32

12


(30)

Gambar 2.1

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

Secara lebih spesifik Munawir menyatakan bahwa “terdapat tiga cara yang dapat dilakukan oleh peserta didik dalam usahanya meraih prestasi atau hasil belajar yang baik yaitu persiapan belajar yang baik, motivasi dan kebiasaan belajar”.13

Pertama dengan jalan persiapan belajar yang baik dengan cara berusaha memahami materi belajar secara menyeluruh dan komprehensif sesuai dengan tahapan waktu yang dekat disusun sebelumnya. Kedua dengan jalan motivasi belajar, yaitu dorongan batin yang ada dalam diri anak, agar dengan dorongan tersebut dapat memacu semangat belajarnya sebaik mungkin. Ketiga adalah kebiasaan belajar perlu tetap diperhatikan agar materi-materi pelajaran yang telah diterima secra perlahan tapi pasti

13

Opcit, 23 (munawir)

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

faktor Internal Fisiologis

kondisi fisiologis umum dan panca indera

Psikologis

1. Intelegensi 2. Perhatian 3. Minat &bakat 4. Motivasi 5. Kognitif 6. Daya nalar

faktor eksternal

lingkungan

1. Alam 2. Sosial

Instrumental

1. kurikulum 2. sarana 3. Fasilitas 4. Guru


(31)

dapat dikuasai oleh peserta didik dengan baik sehingga lambat laun, dengan kebiasaan belajar tersebut akan mendapatkan hasil yang diinginkan, yakni berupa hasil belajar yang baik.

B.Kajian Teori Alat Peraga 1. Pengertian Alat Peraga

Berbicara tentang alat peraga maka tidak akan terlepas dengan media. Media memegang peran yang penting dalam pembelajaran, salah satu unsur dalam proses komunikasi yang sangat menonjol perananya bagi pembelajaran adalah media. Kata media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.14 Sejalan dengan hal tersebut Yudi

Munadi mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah “sumber-sumber

belajar selain guru yang diadakan atau diciptakan secara terencana oleh para guru sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar”.15

Pada dasarnya media pembelajaran merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran yang di sampaikan oleh sumber pesan yaitu guru kepada penerima pesan yaitu siswa dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Sebuah media pembelajaran selalu terdiri dari dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software).16 Dengan demikian perlu diingat bahwa media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatannya melainkan pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut.

14

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 120

15

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (sebuah pendekatan baru), (Jakarta : Gaung Persada, 2012), h. 5

16

Asep Herry Hermawan, dkk. Media Pembelajaran Sekolah dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2007), h. 5


(32)

Berdasarkan taksonomi indera yang terlibat media dalam proses pembelajaran dikelompokan menjadi empat kelompok besar, yakni media audio, media visual, media audio visual dan multimedia.17 Alat peraga termasuk dalam jenis media visual berupa visual non verbal-tiga dimensi.

Lebih spesifik Moh Uzer menyatakan bahwa alat peraga pengajaran, teaching aids, atau audiovisual aids adalah alat-alat yang digunakan gurur ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.18 Alat peraga sangatlah penting dalam proses pembelajaran karena pada dasarnya anak belajar melalui yang konkrit. Untuk memahami konsep abstrak anak memerlukan benda-benda konkret (riil) sebagai perantara visualisasinya.

2. Syarat – Syarat Alat Peraga

Menurut E.T. Ruseffendi ada beberapa persyaratan yang harus

dimiliki atau diperhatikan dalam pembuatan alat peraga agar fungsi atau manfaat dari alat peraga tersebut sesuai dengan yang diharapkan dalam pembelajaran.

a. Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat). b. Bentuk dan warnanya menarik.

c. Sederhana dan mudah dikelola.

d. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak.

e. Dapat menyajikan (dalam bentuk riil, gambar atau diagram) konsep matematika.

f. Dapat menunujukan konsep matematika dengan jelas.

g. Peragaan diharapkan menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi peserta didik, karena alat peraga tersebut dimanipulasi (dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dipasangkan dan sebagainya) agar peserta didik dapat belajar secara aktif baik secara individual maupun

17

Opcit., h. 54

18


(33)

kelompok.Memotifasi siswa untuk belajar aktif secra mandiri atau kelompok .

h. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah banyak.19 3. Tujuan dan Manfaat Penggunaan Alat Peraga

E.T Ruseffendi menyatakan tentang tujuan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran “bahwa pada dasarnya anak belajar melalui yang konkrit. Untuk memahami konsep abstrak anak memerlukan benda-benda konkrit (riil) sebagai perantara atau visualisasinya”.20

Dari pernyataan tersebut jelaslah bahwa Fungsi utama alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar anak mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep yang dipelajari. Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi alat peraga maka anak mempunyai pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti konsep, terutama dalam memahami konsep matematika.

Lebih lanjut E.T Ruseffendi mengungkapkan manfaat penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :

a. Proses belajar mengajar termotivasi. Baik murid maupun guru, dan terutama murid, minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik, dan itu akan berdampak positif terhadap pengajaran matematika. b. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkrit dan karena

itu lebih dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada tingkat-tingkat yang lebih rendah.

c. Hubungan antar konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih dapat difahami.

d. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat sipakai sebagai objek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru bertambah banyak.21

19

E.T. Ruseffendi, Pengajaran Matematika Modern Untuk Orang Tua, Murid, Guru dan SPG (Alat Peraga, Permainan dan Laboratorium Matematika Sederhana), (Bandung: Tarsito, 1979), h. 2.

20

Ibid., h. 1

21


(34)

Dari tujuan dan manfaat alat peraga yang telah dikemukakan di atas diharapkan dengan bantuan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran dapat memberikan permasalahan-permasalahan menjadi lebih menarik bagi anak yang sedang melakukan kegiatan belajar. Karena penemuan-penemuan yang diperoleh dari aktivitas anak biasanya bermula dari munculnya hal-hal yang merupakan tanda tanya, maka permasalahan yang diselidiki jawabannya itu harus didasarkan pada obyek yang menarik perhatian anak. Jadi bila memungkinkan hal itu haruslah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang mengarah pada bahan diskusi dalam berbagai cabang penyelidikan, misalnya dari buku, dari guru atau bahkan dari anak sendiri.

Hal itu dapat ditentukan melalui peragaan dari guru dan diskusi yang melibatkan seluruh kelas atau oleh kelompok kecil/seorang anak yang bekerja dengan lembar kerja. Dengan menggunakan suatu lembar kerja, mereka dapat menggunakan bahan-bahan yang dirancang untuk mengarahkan dalam menjawab pertanyaan yang akan membantu mereka menemukan suatu jawaban yang dimaksudkan pada arti pertanyaannya. Oleh karena itu sebaiknya setiap alat peraga dilengkapi dengan kartu-kartu atau lembar kerja atau petunjuk penggunaan alat untuk menjawab permasalahan.

C.Block Dienes

1. Pengertian Block Dienes

Alat peraga ini dikembangkan oleh Zoltan Paul Dienes yang bertujuan untuk memahami konsep dasar bilangan dan nilai tempat untuk berbagai bilangan dasar. Blok model Dienes ini dapat dibuat dengan mudah dari kayu atau dari bahan lainnya. Untuk dasar sepuluh, blok model Dienes ini terdiri atas satuan (berupa dadu kecil), puluhan (berupa batang), dan ribuan (berupa kubus besar).22

22


(35)

Gambar 2.2 Ilustrasi block Dienes

Block Dienes merupakan salah satu alat permainan yang digunakan sebagai media/alat bantu dalam pembelajaran aritmatika, baik itu penjumlahan, pengurangan, perkalian, maupun pembagian. Dienes mengemukakan bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk konkrit akan dapat dipahami dengan baik. Ini mengandung arti bahwa benda-benda atau obyek-obyek dalam bentuk permainan akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika.

Alat peraga ini berfungsi untuk mengajarkan konsep atau pengertian tentang banyak benda, membandingkan dan mengurutkan banyak benda, nilai tempat suatu bilangan (satuan, puluhan, ratusan, dan ribuan) serta operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian sesuai jenjang kelas.


(36)

Penelitian ini menggunakan Block Dienes untuk materi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, proses penggunaannya sebagai berikut:

a. Penjumlahan

Proses dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan Block Dienes adalah dengan menjumlahkan atau menggabungkan setiapunit pada setiap nilai tempatnya. Jika nilai tempat satuan telah mencapai 10 unit puluhan dapat diganti dengan 1 unit puluhan, begitu juga dengan nilai tempat puluhan, bila telah mencapai 10 unit puluhan dapat diganti dengan 1 unit ratusan. Contoh: 35 + 34 =...

Tabel 2.1

Aplikasi Block Dienes dalam Penjumlahan

Puluhan Satuan Operasi

Hitung

+

Hasil penjumlahan

69


(37)

Sebaliknya, penggunaan Block Dienes dalam operasi pengurangan bilangan tiga angka dilakukan dengan melepaskan bagian dari unit-unit ratusan maupun unit puluhan. Contoh: 56-32=....

Tabel 2.1

Aplikasi Block Dienes dalam Penjumlahan

Puluhan Satuan Operasi

hitung

-

Hasil Pengurangan

24

3. Kelebihan dan Kekurangan Alat Peraga Block Dienes

Berdasarkan pengalaman yang dialami secara langsung oleh peneliti ketika menggunakan alat peraga Block Dienes ini selama masa penelitian terdapat bebrapa kelebihan atau keunggulan dan kekurangan atau kelemahan dari alat peraga Block Dienes yaitu sebagai berikut :

a. Kelebihan

1) Mampu memvisualisasikan konsep penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk konkrit yang menarik


(38)

2) Melatih kemampuan motorik siswa karena memiliki bentuk tiga dimensi yang dapat digenggam dan dipindahkan.

3) Memudahkan siswa dalam mengenal nilai tempat karena memiliki unit – unit yang baku, unit satuan berbentuk kubus kecil dan unit puluhan dengan balok panjang. Sehingga memudahkan juga dalam menyelesaikan operahi hitung penjumalahan dan pengurangan.

b. Kekurangan

1) Karena aplikasinya dilakukan dengan menggunakan tabel nilai tempat yang penggunaannya diletakkan di atas meja maka dalam proses peragaannya tidak dapat menjangkau siswa secara keseluruhan, dimana hanya siswa yang tempat duduknya di depan saja yang dapat melihat peragaan secara jelas. Maka untuk mengatasi hal ini, peneliti menggunakan video penggunaan alat Peraga Block Dienes dan memutarkannya di depan kelas sehingga mampu menjangkau semua siswa.

2) Karena bentuknya yang baku maka alat peraga Block Dienes ini tidak dapat digunakan pada operasi hitung penjumlahan atau pengurangan bentuk desimal.

D.Penanaman Konsep Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Melalui Alat Peraga Block Dienes

1. Penjumlahan

Penjumlahan tanpa teknik menyimpan bukanlah termasuk topik yang terlalu sulit diajarkan di sekolah dasar. Akan tetapi, dalam mengajarkan topik tersebut guru harus menggunakan media pembelajaran atau alat peraga yang benar, agar siswa dapat membangun dan menemukan sendiri teknik penyelesaiannya.

Serangkaian kegiatan berikut ini merupakan langkah-langkah pemberian konsep matematika pada siswa yang benar, yang terdiri atas penanaman konsep, pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan.23 Karena pada penelitian ini menggunakan alat peraga Block Dienes maka

23

Heruman, Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 7


(39)

pemberian konsep ini dilakukan dengan menggunakan alat peraga Block Dienes:

Penanaman konsep

a. Media yang diperlukan :

1) Beberapa Alat peraga Block Dienes untuk satuan dan puluhan

2) Tabel nilai tempat

b. Kegiatan Pembelajaran

Andaikan akan dicari hasil penjumlahan berikut : 34 + 23 = ...

c. Langkah-Langkah Peragaan

1) Tempatkan alat peraga block dienes pada tabel nilai tempat yang sesuai.

2) Sebagai implementasi dari operasi penjumlahan, gabungkan block dienes puluhan dengan puluhan dan satuan dengan satuan.

3) Hitunglah semua block dienes puluhan dan satuan pada kolom hasil 4) Siswa kemudian menuliskan hasil yang diperoleh pada jawaban.


(40)

Pemahaman Konsep

Setelah peragaan tadi, tentunya kita ingin mengetahui apakah siswa benar-benar memahami penjumlahan tersebut atau tidak. Untuk mengetahui hal itu, dapat disajikan beberapa contoh dengan jawaban yang salah dan benar sebagai berikut.

Benarkah hasil penjumlahan di bawah ini? Jika benar beri tanda

√ , jika salah perbaikilah!

Pembinaan Keterampilan

Setelah siswa memahami topik penjumlahan, barulah mereka diberikan latihan latihan soal untuk lebih memantapkan pemahaman. 2. Pengurangan

Materi pengurangan pada kelas satu masih berupa pengurangan tanpa teknik meminjam dan bukanlah termasuk topik yang terlalu sulit untuk diajarkan di sekolah dasar, sama halnya seperti penjumlahan tanpa teknik menyimpan. Akan tetapi dalam mengajarkan topik tersebut guru hendaknya harus menggunakan media pembelajaran yang benar, agar siswa dapat membangun dan menemukan sendiri teknik penyelesaiannya. Karena pada penelitian ini menggunakan alat peraga Block Dienes maka pemberian konsep ini dilakukan dengan menggunakan alat peraga Block Dienes:

Penanaman konsep

a. Media yang diperlukan :


(41)

2) Tabel nilai tempat

b. Kegiatan Pembelajaran

Andaikan akan dicari hasil penjumlahan berikut : 65-42=...

c. Langkah-Langkah Peragaan

1) Tempatkan alat peraga block dienes pada tabel nilai tempat yang sesuai.

2) Siswa menyebutkan bilangan yang ditunjukkan oleh alat peraga Block Dienes.

3) Siswa memindahkan atau mengambil unit Block Dienes sebanyak bilangan pengurangan pada masing-masing kotak dalam tabel nilai tempat.

4) Siswa kemudian menghitung unit Block Dienes yang masih tersisa pada tabel nilai tempat dan menuliskan hasil yang diperoleh pada jawaban.

5) Ulangi peragaan tersebut beberapa kali hingga siswa benar-benar paham.


(42)

Pemahaman Konsep

Setelah peragaan tadi, tentunya kita ingin mengetahui apakah siswa benar-benar memahami pengurangan tersebut atau tidak. Untuk mengetahui hal itu, dapat disajikan beberapa contoh dengan jawaban yang salah dan benar sebagai berikut:

Benarkah hasil penjumlahan di bawah ini? Jika benar beri tanda

√ , jika salah perbaikilah!

Pembinaan Keterampilan

Setelah siswa memahami topik pengurangan, barulah mereka diberikan latihan latihan soal untuk lebih memantapkan pemahaman. E.Penelitian yang Relevan

Sita Dwi Jayanti (2014). “Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Block Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pokok Bahasan Perkalian Dan Pembagian”. Hasil menunjukan hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan alat peraga Block Dienes lebih tinggi daripada kelas yang tidak menggunakan alat peraga Block Dienes. Kesimpulan uji ini diperoleh dengan membandingkan thitung = 3,993 terhadap ttabel pada taraf signifikan α = 5% dan derajat kebebasan 70, dengan nilai t(0,05;70) = 1,669, didapat thitung > ttabel, maka keputusan yang diambil adalah terima H1 yang menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa yang menggunakan alat peraga blok dienes lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa di kelas yang tidak menggunakan alat peraga.24

Syafris Novembris (2012), “Meningkatkan Pemahaman Konsep Nilai

Tempat Bilangan Melalui Media Blok Dienes Pada Anak Tunagrahita Ringan

24

Sita Dwi Jayanti, Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Block Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pokok Bahasan Perkalian Dan Pembagian, (skripsi UIN Jakarta, 2014)


(43)

Di Kelas D IV C SDLBN Talawi Kota Sawahlunto”. Hasil menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar matematika. dapat terlihat jelas peningkatkan kemampuan pemahaman konsep nilai tempat bilangan pada anak tunagrahita ringan, sebelum dilaksanakan penelitian AH hanya memiliki kemampuan 30% menjadi 62% setelah diberikan tindakan pada siklus I, menjadi 77% setelah diberikan tindakan pada siklus II. Kemampuan AR hanya memiliki kemampuan 20% menjadi 54% setelah diberikan tindakan pada siklus I, menjadi 85% setelah diberikan tindakan pada siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan terhadap AR.25

F. Kerangka Berfikir

Pada tahapan usia anak Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang dipikirkan oleh anak masih terbatas pada benda-benda konkret yang dapat dilihat dan diraba. Oleh karena itu, kesulitan pada pembelajaran matematika dikarenakan adanya upaya untuk mengajarkan kepada anak yang masih berada pada tahapan operasi konkret dengan materi yang abstrak. Materi yang abstrak dapat menghambat proses belajar anak, harus diatasi dengan menggunakan media/alat peraga yang dapat mempermudah anak untuk belajar. Guru dalam hal ini dapat menggunakan alat peraga sebagai solusinya.

Penggunaan alat peraga akan membuat siswa lebih tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan. Walaupun alat peraga hanya suatu tiruan atau gambaran dari benda aslinya, tetapi dengan alat peraga siswa mempunyai kesempatan melakukan aktivitasnya dibandingkan kalau ia hanya mendengarkan ceramah guru. Dengan alat peraga siswa akan didorong untuk mengetahui lebih lanjut tentang masalah yang dipelajarinya, rasa ingin tahu bertambah, dan akan menambah semangat belajar.

Penggunaan alat peraga dalam proses belajar-mengajar dimaksudkan agar siswa lebih mudah memahami konsep-konsep matematika yang dipelajarinya. Kemudahan untuk memahami suatu konsep atau prinsip akan

25

Yafris Novembris, Meningkatkan pemahaman konsep nilai tempatBilangan melalui media blok dienes pada anak Tunagrahita ringan di kelas d IV C SDLBN Talawi kota Sawahlunto, Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus,2012, vol 1 No 1.


(44)

memberikan kepuasan tersendiri bagi siswa dan akan mendorong siswa untuk ingin tahu lebih lanjut, sehingga membuat siswa belajar lebih aktif.

Alat peraga block dienes diharapkan dapat menciptakan matematika menjadi lebih konkret dan memotivasi siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Block Dienes merupakan alat peraga yang mengandung permainan yang memiliki aturan. Dalam penelitian ini, block dienes dimodifikasi sedemikian rupa agar tampak lebih menarik, memiliki warna yang cerah, aman digunakan, agar siswa lebih tertarik dalam belajar dan tujuan pembelajaran matematika yaitu pada pokok bahasan operasi hitung matematika dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, ada keterkaitan antara penggunaan alat peraga block dienes terhadap hasil belajar matematika siswa. Dengan demikian diduga penggunaan alat peraga block dienes dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa.

Untuk lebih meudahkan kerangka berfikir ini, perhatikan diagram kerangka berfikir di bawah ini :

Gambar 2.3

Diagram Kerangka Berfikir Penelitian Siswa kelas 1 Sekolah Dasar masih dalam

tahap berfikir pra operasi / operasional konkret

Matematika memiliki karakteristik materi yang

abstrak

Hasil Belajar Matematika siswa rendah Penggunaan Alat Peraga Block Dienes

Konsep abstrak matematika dapat divisualisasikan melalui alat peraga sehingga siswa dapat dengan mudah memahami pelajaran matematika


(45)

G.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir seperti yang dikemukakan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : Hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan yang menggunakan alat peraga block dienes lebih tinggi daripada siswa yang tidak menggunakan alat peraga.


(46)

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di MI Al-Ihsan yang tertletak di kecamatan Bambu Apus, Pamulang kota Tangerang Selatan. Alasan penulis memilih tempat penelitian di MI Al-Ihsan Pamulang adalah karena penulis melaksanakan PPKT (Praktek Profesi Keguruan Terpadu) di sekolah tersebut sehingga penulis mengetahui sekilas tentang gambaran umum sekolah tersebut. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester dua. B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1 Metode eksperimen diartikan sebagai suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.2 Dalam penelitian ini jenis mtode eksperimen yang digunakan adalah Quasi Eksperimen. Jenis penelitian ini hampir mirip dengan jenis penelitian eksperimen klasik, namun lebih membantu peneliti untuk melihat hubungan kausal dari berbagai macam situasi yang ada.3

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian quasi eksperimen. Dalam pelaksanaan ini, sampel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Cara yang digunakan dalam mementukan sampel ini adalah dengan menggunakan kocokan yang di dalamnya telah terisi tiga kertas yang masing-masing bertuliskan kelas yang terdapat di sekolah tersebut yaitu kelas IA, IB dan IC. Setelah

1

Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D, (Bandung :ALFABETA, 2012), h.3

2

SuharsimiArikunto,ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik, (Jakarta: Rinekacipta, 2006), h.3

3

Bambang Pasetyo, Lina Mifatahul Janah, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h.163


(47)

dilakukan dua kali pengocokan didapatlah dua kelas yang akan dijadikan sampel yaitu kelas IB dan IC, kemudian dari dua kelas tersebut lakukan kembali pengocokan untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari proses penentuan sampel tersebut dapat ditentukan kelas I C yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas I B yang berjumlah 29 siswa sebagai kelompok kontrol. Kelas eksperimen yaitu kelas yang diajar dengan menggunaan alat peraga block dienes, sedangkan kelas kontrol yaitu kelas yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pada desain ini tidak menggunakan pretest-posttest, namun hanya melihat tes akhir (two group randomized subjek post test only).4 Desain penelitiannya digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Desain Penelitian Two Group Randomized Subjek Post Test Only

4

Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.121.

eksperimen

tentukan anggota kelompok secara acak

tentukan jenis lingkungan (alami/buatan)

berikan treatment (strategi, metode,model atau media yang akan di

uji cobakan)

lakukan post-test

kontrol

tentukan anggota kelompok secara acak tentukan jenis lingkungan

(alami/buatan)

tidak diberikan treatment (strategi, metode,model atau media yang akan di

uji cobakan)


(48)

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehinga diperoleh inforasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.5Dalam penelitian ini terdapat dua variabel :

1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas (Independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah alat peraga Block Dienes.

2. Variabel Terikat (Y) Variable terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel akibat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.6 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa MI Al-Ihsan Pamulang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.7 Dengan kata lain sampel adalah sebagaian atau wakil dari populasi yang diteliti. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan biaya, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

5

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.2

6

Ibid., h.61

7


(49)

Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel berupa teknik acak berkelompok atau Cluster Random Sampling, teknik ini digunakan jika kita memiliki keterbatasan karena ketiadaan kerangka sampel (daftar nama seluruh populasi), namun kita memiliki data lengkap kelompok. Teknik ini digunakan apabila sifat atau karakteristik kelompok adalah homogen.8

Setelah dilakukan pengambilan sampel secara acak dari tiga kelas yaitu kelas IA, IB dan IC kemudian terpilih :

1. Kelompok eksperimen yaitu kelompok siswa kelas 1C MI Al-Ihsan Pamulang.

2. Kelompok kelas kontrol yaitu kelas 1B MI Al-Ihsan Pamulang E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk mencari informasi dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Informasi ini didapat dari observasi dan foto selama proses pembelajaran sedangkan instrumen pengumpulan data digunakan sebagai alat untuk memperoleh data yang diperlukan tersebut.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berupa pengumpulan informasi dari tes hasil belajar dan dokumentasi berupa foto.

Tetapi sebelum tes tersebut dibagikan kepada subjek penelitian dalam hal ini siswa, terlebih dahulu instrument tes tersebut di uji cobakan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji instrument dilakukan pada siswa di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu pada kelas 2A yang terdiri dari 33 siswa. Setelah melakukan uji coba instrument, langkah selanjutnya adalah mengolah data hasil uji coba dengan mencari validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda dari instrument tersebut.

8

Bambang Pasetyo, Lina Mifatahul Janah, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 132-133


(50)

Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siswa

Kompetensi Dasar

Tingkat kemampuan

Indikator No. Butir soal

Jumlah Bentuk soal Melakukan penjumlahan bilangan dua angka. Pengetahuan (C1) Melakukan penjumlahan dengan cara membilang

1 1 Essay

Melakukan

pengurangan dengan cara membilang

2 1 Essay

Melakukan

penjumlahan dengan cara bersusun

panjang

3 1 Essay

Melakukan

pengurangan dengan cara bersusun

panjang

4 1 Essay

Pemahaman (C2) Melakukan penjumlahan dengan cara bersusun pendek

6 1 Essay

Melakukan

pengurangan dengan cara bersusun

pendek

5 1 Essay

Penerapan (C3) Menerapkan konsep penjumlahan dalam kehidupan sehari-hari

7 1 Essay

Menerapkan konsep pengurangan dalam kehidupan sehari-hari


(51)

F. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini penghitungan Instrumen penelitian berupa pengujian validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan pengujian daya pemebeda menggunkan ANATES. Anates merupakan sebuah program aplikasi komputer yang bertujuan untuk menganalisis butir soal. Program ini dikembangkan oleh Bapak Drs. Karno To, M.Pd. seorang dosen Psikologi UPI dan Bapak Yudi Wibisono, S.T. seorang konsultan komputer.9

1. Pengujian Validitas

Validitas instrumen menunjukan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur10.Validitas instrumen merupakan syarat yang penting dalam suatu alat evaluasi karena suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur . pengujian validitas dengan menggunakan program ANATES : a) Klik icon ANATES 2X

b) Jika muncul tayangan berikut, program siap digunakan

Gambar 3.2

Tampilan Awal Program ANATES

9

Yudha Andana Perwira, Modul Analisis Butir Soal Dengan Menggunakan software ANATESV4, (Bandung: 2008)

10

Nana Saodih, MetodePenelitianPendidikan, (Bandung : PT.RemajaRosda Karya,2010), h.228


(52)

c) Masukan data, klik Buat File Baru, isikan data sebagai berikut :

Gambar 3.3

Tampilan Ke Dua Program ANATES

d) Jika sudah terisi jumlah subjek dan jumlah butir soal kemudian klik OK, akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 3.4

Tampilan Ke Tiga Program ANATES

Isikan

jumlah

soal

Isikan

jumlah

subjek

Jika sudah siap, klik OK

Tulis skor untuk setiap nomor

Tuliskan skor yang diperoleh


(53)

masing-e) Untuk melihat validitas soal, klik kembali ke menu utama kemudian klik korelasi skor butir dengan skor total. Kemudian akan muncul tampilan seperti ini :

Gambar 3.5

Uji Validitas Menggunakan ANATES

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari 12 butir soal sebanyak 8 soal dinyatakan valid dan 4 lainnya tidak valid.


(54)

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.11

Kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut : 0,80 – 1,00 derajat reliabilitas sangat baik

0,60 – 0,80 derajat reliabilitas baik 0,40 – 0, 60 derajat reliabilitas cukup 0,20 – 0, 40 derajat reliabilitas rendah 0,00 – 0, 20 derajat reliabilitas sangat rendah

Berikut ini adalah pengujian reliabilitas soal dengan menggunakan program ANATES :

a) Langkahnya sama dengan uji Validitas, klik Kembali Ke Menu Utama kemudian klik Reliabilitasdan akan muncul tampilan seperti berikut:

Gambar 3.6

Uji Reliabilitas Menggunakan ANATES

11


(55)

Hasil olahan data yang diperoleh pada menu ini dengan menggunakan data penelitian adalah :

Rata-rata nilai : 34,42 Simpangan baku : 5,32 Korelasi XY :0,65 Reliabilitas :0,78

Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas, angka reliabilitas dalam tes ini adalah 0,78 berada diantara kisaran nilai 0,60 – 0,80, maka dari 8 butir soal yang valid, memiliki derajat reliabilitas baik.

3. Pengujian Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut menjaring banyak subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui soal-soal yang tergolong mudah, sedang dan sukar.

Berikut ini adalah pengujian tingkat kesukaran soal dengan menggunakan program ANATES :

a) klik Kembali Ke Menu Utama kemudian klik tingkat Kesukaran

dan akan muncul tampilan seperti berikut:

Gambar 3.7


(56)

Berdasarkan hasil pengujian tigkat kesukaran dari 12 soal maka sebanyak 5 soal dengan kategori sangat mudah, 4 soal dengan kategori mudah dan 3 soal berkategori sedang.

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang berkemampuan rendah.12 Di bawah ini adalah klasifikasi daya pembeda :

Tabel 3.2

Klasifikasi Daya Pembeda

Angka Indeks Diskriminasi

Item

klasifikasi Interpretasi Kurang dari

0,20

Poor Butir item yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali atau jelek, dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik.

0,20-0,40 Satisfactory Butir item yang bersangkutan telah memilki daya pembeda yang cukup (sedang).

0,40-0,70 Good Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik 0,70-1,00 excellent Butir item yang bersangkutan telah

memiliki daya pembeda yang baik sekali.

Bertanda negatif

- Butir item yang bersangkutan daya pembedanya negatif (jelek sekali). Uji daya pembeda soal dengan menggunakan program ANATES :

a) klik Kembali Ke Menu Utama kemudian klik Daya Pembeda dan akan muncul tampilan seperti berikut:

12


(57)

Gambar 3.8

Uji Daya Pembeda Menggunakan Anates

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa 83% (10 butir) dari 12 item yang diajukan dalam tes hasil belajar matematika yang dimaksud di atas memiliki daya pembeda soal yang baik dan sisanya yaitu 17% (2 butir) tergolong dalam kelompok item yang cukup baik.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Persyaratan Analisis Data a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan utuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji Chi-kuadrat (chi square). Pengujian normalitas data hasil penelitian denga menggunakan Chi-Square :


(58)

X

2

=

Keterangan : X² = Chi Kuadrat

f

o = frekuensi dari hasil penelitian

f

e = frekuensi yang diharapkan

Dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mengurutkan nilai terbesar sampai terkecil 2) Mencari nilai rentangan (R)

R = skor terbesar-skor terkecil 3) Mencari banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 log n

4) Mencari nilai panjang kelas (i) P =

5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong

Interval Batas nyata x1 f1 x1f1 x12 x1f12

Jumlah ( ∑ )

6) Mencari rata-rata (mean) X = 1

7) Mencari simpangan baku

S

=

8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan:

a) Menentukan batas kelas, yaitu angka pada skor pada batas nyata.


(59)

b) Mencari nilai Z score untuk batas interval dengan persamaan

z = –

c)

Mencari luas 0–Z dari tabel kurva normal dari 0-Z dengan menggunakan angka-angka Z score.

d)

Mencari luas kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka pada luas 0-Z, yaitu angka pada baris pertama dikurangi baris kedua, angka kedua dikurangi baris ketiga, dan begitu seterusnya.

e)

Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden. 9) Mencari chi kuadrat

X2 =

10)Membandingkan x2 hitung dengan x2 tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n-1 dengan kriteria:

Jika x2 hitung ≥ x2 tabel artinya distribusi data tidak normal dan Jika x2hitung ≤ x2 tabel artinya distribusi data normal b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji F. Formula statistik uji F adalah sebagai berikut:13

1) Menentukan hipotesis H0 : H1 :

2) Menentukan Fhitungdengan rumus :

3) Tentukan taraf signifikan (α) 4) db1 = (n1 – 1) dan db2 = (n2 – 1) 5) Hitung Ftabel dengan rumus:

13


(60)

6) Tentukan kriteria pengujian

a. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen.

b. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen.

H. Uji Analisis Data

Hipotesis penelitian peneliti menngunakan uji “t”. Uji t bertujuan untuk menarik kesimpulan secara umum (generalisasi) dengan cara membandingkan dua perlakuan yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Uji analisis penelitian ini, peneliti menggunakan uji “t” dengan rumus sebagai berikut :14

Keterangan : t = t hitung

X1 = rata-rata hitung X hasil belajar matematika kelas eksperimen X2 = rata-rata hitung X hasil belajar matematika kelas kontrol Sgab = standar deviasi gabungan

nX1 = jumlah siswa kelas eksperimen nX2 = jumlah siswa kelas kontrol

Dengan interpretasi:

Dk = n + n – 2, untuk hasil dikonfirmasikan pada tabel “t” dengan taraf signifikan 5%. Bila thitung≤ttabel maka Ho diterima artinya tidak terdapat pengaruh pembelajaran matematika dengan menggunkan alat

14


(61)

peraga block dienes terhadap hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan operasi hitung penjumlahan dan penguangan. Sebaliknya jika thitung ≥ ttabel maka HI diterima artinya terdapat pengaruh pemebalajaran matematika dengan menggunkan alat peraga block dienes terhadap hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan operasi hitung penjumlahan dan penjumlahan.

I. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah : HO :µ1 µ2

HI :µ1 2

Keterangan :

HO = rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan alat peraga berupa blok dienes lebih rendah atau sama dengan rata-rata hasil belajar maematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

HI = rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan alat peraga berupa blok dienes lebih tinggi rata-rata hasil belajar maematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

µ1 =rata-rata hasil belajar maematika siswa pada pokok bahasan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan yang diajarkan dengan menggunakan alat peraga berupa blok dienes.

µ2 =rata-rata hasil belajar maematika siswa pada pokok bahasan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.


(62)

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di MI Al-Ihsan Pamulang. Pada proses pembelajarannya, kedua kelompok memperoleh perlakuan yang berbeda. Kelas IC sebagai kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan alat peraga Block Dienes, sedangkan kelas IB sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan konvensional. Materi yang disampaikan dalam penelitian ini adalah penjumlahan dan pengurangan.

Instrumen yang diberikan adalah soal hasil belajar. Jenis tes yang diberikan adalah essay. Tes tersebut diberikan pada saat tes terakhir (postes) setelah kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan perlakuan berbeda. Namun sebelum tes tersebut diberikan kemudian diujicobakan setelah itu kemudian dianalisis dengan uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda menggunakan program pengolah data anates.

Setelah kedua kelas diberikan soal tes kemampuan kognitif berupa tes essay maka diperoleh skor kemampuan kognitif berupa hasil belajar dari kedua kelas tersebut. Kemudian dilakukan perhitungan pengujian prasyarat analisis dan pengujian hipotesis. Adapun hasil perhitungan tes kemampuan kognitif berupa hasil belajar dari kedua kelas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen

Data hasil tes hasil belajar matematika siswa yang diberikan kepada kelas eksperimen dengan menggunakan alat peraga Block Dienes diperoleh nilai rata-rata 81,6 dengan nilai tertinggi 97 dan nilai terendah 62,5. Data hasil tes hasil belajar matematika siswa, kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut


(63)

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Perolehan Tes Hasil Belajar Pada Kelas Eksperimen

No Interval Frekuensi Persentase (%) fi Kumulatif

1 62,5 -67,5 2 2 6,7%

2 68,5 -73,5 3 5 10%

3 74,5-79,5 9 14 30%

4 80,5-85,5 6 20 20%

5 86,5-91,5 6 26 20%

6 92,5-97,5 4 30 13,3%

Jumlah 30 100%

Dari tabel 4.1 menunjukan bahwa siswa yang menggunakan alat peraga Block Dienes mendapat nilai di atas rata-rata hasil belajar matematika pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan sebanyak 53,3 % yaitu sebanyak 16 siswa, sedangkan yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 46,7% yaitu 14 siswa.

Distribusi frekuensi perolehan tes hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

Gambar 4.1

Histogram Frekuensi Hasil Belajar Matematika SiswaKelas Eksperimen 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

62,5 -67,5 68,5-73,5 74,5-79,5 80,5-85,5 86,5-91,5 92,5-97,5

Fr e ku e n si Nilai


(1)

KEMENTERIAN AGAMA U'N JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juanda No,95 Cipulat 1S1lZ Jakata

FORM (FR)

: F'TK-FR.LABF.219

Tgl. Terbit 28 Januari 2013

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

1,

2. 3. 4. 5. 6.

Nama Mahasiswa TempatPraktik Kelas

Mata Pelajaran Waktu

Tanggal

a

IsPknqii

iili

ASPEK YANG OIAMATI

lL q(Athc^^

KEGIATAN MEMBU KA PELAJARAN

KEGI TAN tNrl prNaet-rq^,AMN

A 1. 2.

4

Dteraksi antara siswa-guru, siiwa-,nateli B. Pendekatan/Strateqi

1. Kgterlibatan

dalamkegiatanffi

2. Menoemtrkakan mndanal lrotiL,.tiho.;t .^

r,^^^-IIII.".----I

3. Mencatatpenjelasan Ye.se,rfkrf! e.'d,

yanqaisamDailran

ouru+

C. Pemanfaatan Media pernUetiiarar,iSurnU 1. lnter:aksi antara siswa dan rnedia

2.

Tertaritpadamiffi

2. MeniawaboertanvaanErudenianlilar 1.

Menoemuka-ffi-DESKRIPSI

Tanssar .A..if*mn.T...2.d3 Guru Pamong

Tanda tangan


(2)

KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA

FITK

Jl. k. H. JuoNa No. 95 Cipulat l S4l2 Jakarla

FoRM (FR)

No. Dokumen ; FITK-FR-L ABF.22O

:28 Januari 2013

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR

ASPEK YANG DIAMATI

PM PEMBELAJAMN

L-_.Pen sa tu ran re;paGmk";; s inEmE in q sjs-G

4. Memfasitilasi interakiiJnGE

z._Ue@.rll,rrffi

1

l',1;lu+,ti,IgG@F,p r .__,._-er

p.n,;m;ffiftm

tv,.u,rIaJ, uoil ldw

1

Y?l!l?sisisw:a untuk berlanva

=.--..--i.

e_.t-rrt e

I KeffrAmr}llrn mennnrrnalran 6^2;^ ^^-L-r^:

sumber belaiar selain buku aiaiGnTKS

peserta didik l'fnqgvnaLql bahos^ t1orr7 S4oo.^

Pelalaranyang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi :

Nama pengamal Tanda tangan

Tans gat: t"..5,g,?kn$t...? 9.13

Guru Pamong


(3)

t73

Data Nilai Matematika Kelas I semesterl rahun Ajaran

zll+z}ts

Mi Al-Ikhsan Bambu Apus pamulang

KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) : 70

Pamulang, 23 Maret 2015 Kepala MlAllhsan

-iL*

t-Ali Daud. SPd

NIP..

No Nama IA Nama IB Nama IC

I AK 60 AAIT 84 ANK 72

2 ARH 78 ARM 76 AAT 76

a

J ANA 88 AOHP

8l

ADF 90

4 AKN 68 AN 77 APS 70

5 ALA 84 AKR 85 AAS 86

6 ANF 88 ABA 65 ARN 65

7 AZ 65 AS 74 DLW 45

8 AR 68 AFP 68 DAR 76

9 BDP 76 CHK 77 FA,AII 45

l0

CLN 98 DAE 80 HN 90

ll

DFA 74 FGR v5 iMF- 70

t2 DAP 60 FKW 68 KAS 90

t3 FAF 65 FPP 75 LFA 80

l4

FZ 94 KK v5 MI 86

l5

FA 80 KAG 68 MW 90

t6 HA 78 KPA 85 IvL\

i2

l7

HHG 90 l.iZANI 68 MAG 88

r8 KRA 94

}IFA

8I MSK 76

l9

KSJ 90 MA 65 MTAM 68

20 MIA 50 MISAS 80 MNM 68

2t MAH 82 MAA 74 NMA 76

22 MH 86 NAT 75 NHT 68

23 MIAI 84 NAN 83 RRS 70

24 MIS 90 NK 82 RAP 60

25 NA 8€' RES 65 RF 65

26 NKA 75 SL 90 RAA 60

27 RAM 90 SBAF 90 SIA 86

28 RI 98 SNY 90 SRZ 60

29 SANR 92 TSA 65 VAM 76

30 SH 84

ZIN

6C

3l

TRA 78

32 YR 96


(4)

KEMENTERIAN AGAMA

UIN JAKARTA

FITK

Jl. lt. H. Juada No 95 Ciputal 15412 lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen

:

F|TK-FR-AKD-082 Tgl.

Terbit

1 Maret 2010 No.

Revisi: :

01

Hal 1t1

SURAT

PERMOHONAN

IZIN PENELITIAN

Nomor: Un.01/F.1/KM.01

.3la*AZUS

Jakarta, 27 Februari 2O1S Lamp. : Outline/Proposal

Hal

: Permohonan lzin Penelitian

Kepada Yth.

Kepala Sekolah Ml Al-lhsan Bambu Apus panrulang di

Tempat

Assa/am u' alai ku m wr.w b.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama

: TutiAlawiyah

NIM :1110018300044

Jurusan

: Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah

Semester :

X (sepuluh)

Judul Skripsi : Pengart'h Perrggunaan Aiat Peraga Btock Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Srswa Pada Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang

sedang

menyusun

skripsi,

dan akan

mengadakan penelitian

(riset)

di

instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk

itu

karni

mohon Saudara

dapat

mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wa s sal am u' al ai k u m wr.wb

ltan

{ur PGMI

auzan, MA

19761101 200101 I0l3 Tembusan:

1.

Dekan FITK

2.

Pembantu Dekan Bidang Akademik

3.

Mahasiswa yang bersangkutan

t

C


(5)

YAYAS,AN

.rIjN

L'IL'IIf.AN AL-II{SAN

MADRASAH

IBTIDAIYAH

(MI}

AL-IHSAN

Jalan Bambu Apus Raya, Komplek Departemen Agama Bambu Apus - pamulang 1s41s

Telp. (021)7428430

SURAT KETERANGAN

Nomor : Mt /S/ tt /pp.00.4

/zLt/

zOLs

Yang bertanda tangan

Nama

NIP

Jabatan

Alamat

Menerangkan bahwa Nama

Tempat/Tgl.Lahir NiM

Ju;'usan

Fa ku ltas

dibawah ini :

Ali Daud, SPd

Kepala Sekolah Ml Al lhsan pamulang

Jl. Bambu Apus Raya Xomplek Depag Bambu Apus

15415 Pamulang - Tangerang Selatan

TutiAlawil,ah

lndramayu, 12 April 1993 1110018300044

SI PGMI

llrnu Ta:'biyah dan Keguruan

Adalah benar nama tersebut telah malakukan penelitian di sekolah kami pada tanggal2T Februaris/d 23 Maret 2015, sebagai perlengkapan bahan

skripsi yang sedang disusun dengan judul :

"

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Block Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada

Materi

Operasi Hitung Penjumlahan rtan Pengurangan di MlAl lhsan pamulang,,

Demikianlah surat keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Pamulang, 23 Maret 20i.5 Kepala IVrl Al lhsan

Ali Daud. SPd NIP.


(6)

-BIODATA PENULIS

Tuti Alawiyah NIM 1110018300044 pogram studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Penulis lahir di Indramayu 12 April 1993, terlahir dari pasangan bapak Nawawi dan ibu Muridah, dan merupakan anak bungsu dari 5 bersauadara. Masa kecil dilalui di kota kelahirannya Indramayu sampai menamatkan pendidikannya di SD Negeri Cangkring 02 pada tahun 2004. Karena alasan pendidikan dan belajar hidup mandiri selanjutnya penulis menghabiskan sebagian besar masa remajanya di kota Cirebon dan berhasil lulus dari MTsN babakan Ciwaringin Cirebon pada tahun 2007 dan MAN Model Babakan Ciwaringin Cirebon tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama kuliah penulis aktif dalam Paduan Suara Mahasiswa FITK yang bernaung dibawah organisasi POSTAR (Pojok Seni Tarbiyah), selain sebagai tempat untuk menyalurkan hobi dan menambah teman, banyak ilmu dan pengalaman berharga yang penulis dapatkan. Selain itu penulis juga pernah menjadi anggota IMMAN (Ikatan Mutakhorijin Madrasah Aliyah Negeri) yang merupakan keluarga kedua bagi penulis selama menjalani pendidikan di UIN Jakarta.

Skripsi ini merupakan karya tulis ilmiah pertama yang dibuat oleh penulis, dan sebagai sarana latihan menuangkan suatu masalah dalam dunia pendidikan dengan mencarikan solusinya kemudian menuangkannya dalam sebuah karya tulis yang dapat dibaca oleh semua orang dari berbagai kalangan, khusunya para guru dan calon guru demi perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia.


Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Melalui Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Alat Peraga (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Mi Sirojul Athfal Bekasi)

2 56 145

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Block Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Perkalian Dan Pembagian (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas Ii Mi Al Hidayah Depok)

3 16 240

PENGARUH KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN JENIS MEDIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 5 20

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA HYPERTEXT DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN.

0 0 29

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB DALAM PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

0 1 20

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KUMONTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SUB POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN PECAHAN.

2 4 26

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE PICTURE AND PICTURE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

1 17 35

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN.

0 1 21

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MEDIA BLOCK DIENES PADA SISWA TUNALARAS KELAS III DI SLB SURAKARTA.

0 1 9

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

0 0 10