Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa di Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdapat 1 satu kasus mikrofilaria positif dan 27 kasus filariasis, sedangkan di
Kabupaten Asahan terdapat 2 dua kasus mikrofilaria positif dan 26 kasus filariasis. Perbandingan kasus dan kontrol adalah 1:1, sehingga jumlah kontrol sama dengan
jumlah kasus yaitu masing-masing kabupaten 28 orang.
4.3.2 Distribusi Kasus dan Kontrol Menurut Karakteristik Umur, Jenis Kelamin dan Pekerjaan
Distribusi proporsi kelompok kasus dan kontrol berdasarkan karakteristik umur, jenis kelamin dan pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Kasus dan Kontrol Menurut Karakteristik Umur, Jenis Kelamin dan Pendidikan di Kabupaten Labuhanbatu
Selatan dan Kabupaten Asahan Tahun 2013
No Karakteristik
Kasus Mikrofilaria Positif dan Filariasis
Kontrol n
n 1
Kelompok umur
21-30 tahun 3
5,4 3
5,4 31-40 tahun
41-50 tahun 50 tahun
4 11
38 7,1
19,6 67,9
4 11
38 7,1
19,6 67,9
Jumlah 56
100 56
100 2
Jenis Kelamin
Laki-laki 24
42,9 24
42,9 Perempuan
32 57,1
32 57,1
Jumlah 56
100 56
100 3
Pendidikan
Dasar SD dan SMP 52
92,9 45
80,4 Menengah SMA
4 7,1
11 19,6
Jumlah 56
100 56
100
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada kelompok kasus dan kontrol tidak ada responden yang berada pada kelompok umur 20 tahun, proporsi
Universitas Sumatera Utara
terbesar berada pada kelompok umur 50 tahun yaitu 67,9 38 orang, berikutnya kelompok umur 41-50 tahun sebesar 19,6 11 orang, kelompok umur 31-40 tahun
sebesar 7,1 4 orang dan proporsi terkecil pada kelompok umur 21-30 tahun yaitu 5,4 3 orang. Menurut jenis kelamin proporsi kelompok kasus dan kontrol berjenis
kelamin perempuan sebesar 57,1 32 orang dan laki-laki sebesar 42,9 24 orang. Menurut tingkat pendidikan pada kelompok kasus dan kontrol proporsi terbesar
berpendidikan dasar SD dan SMP sebesar 92,9 52 orang pada kelompok kasus dan 80,4 45 orang pada kelompok kontrol, sedangkan responden berpendidikan
menengah SMA hanya sebesar 7,1 4 orang pada kelompok kasus dan sebesar 19,6 11 orang pada kelompok kontrol.
4.3.3 Distribusi Kasus dan Kontrol Menurut Faktor Lingkungan Fisik
Distribusi proporsi kasus dan kontrol menurut faktor lingkungan fisik meliputi keberadaan rawa-rawa, keberadaan persawahan, suhu dalam rumah, kelembaban
dalam rumah, keberadaan kawat kasa pada ventilasi rumah dan konstruksi plafon rumah dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Kasus dan Kontrol Menurut Faktor Lingkungan Fisik di Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Asahan
Tahun 2013
No Variabel
Kasus Mikrofilaria Positif dan Filariasis
Kontrol n
n 1
Keberadaan rawa-rawa
Ada 200 m 25
44,6 13
23,2 Tidak ada 200 m
31 55,4
43 76,8
Jumlah 56
100 56
100 2
Keberadaan persawahan
Ada 200 m 4
7,1 6
10,7 Tidak ada 200 m
52 92,9
50 89,3
Jumlah 56
100 56
100 3
Suhu dalam rumah
Tidak memenuhi syarat 18º dan 30ºC
19 33,9
22 39,3
Memenuhi syarat 18º-30 ºC 37
66,1 34
60,7
Jumlah 56
100 56
100 4
Kelembaban dalam rumah
Tidak memenuhi syarat 40 dan 60
35 62,5
32 57,1
Memenuhi syarat 40-60 21
37,5 24
42,9
Jumlah 56
100 56
100 5
Keberadaan kawat kasa pada ventilasi rumah
Tidak ada 41
73,2 26
46,4 Ada
15 26,8
30 53,6
Jumlah 56
100 56
100 6
Konstruksi plafon rumah
Tidak rapat tidak ada plafon, plafon rusakbolong
40 71,4
24 42,9
Rapat tidak terdapat lubangcelah 16
28,6 32
57,1
Jumlah 56
100 56
100
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa proporsi terbesar pada
kelompok kasus dan kontrol adalah tidak adanya rawa-rawa yang berjarak 200 m dari rumah responden. Proporsi pada kelompok kasus ada rawa-rawa dengan jarak
200 m dari rumah 44,6 25 orang dan tidak ada rawa-rawa 55,4 31 orang, pada
Universitas Sumatera Utara
kelompok kontrol ada rawa-rawa dengan jarak 200 m dari rumah 23,2 13 orang dan tidak ada rawa-rawa 76,8 43 orang.
Distribusi proporsi kasus dan kontrol menurut keberadaan persawahan proporsi terbesar adalah tidak adanya persawahan yang berjarak 200 m dari rumah
responden. Proporsi pada kelompok kasus ada persawahan dengan jarak 200 m dari rumah 7,1 4 orang dan tidak ada persawahan 92,9 52 orang, pada kelompok
kontrol ada persawahan dengan jarak 200 m dari rumah 10,7 6 orang dan tidak ada persawahan 89,3 50 orang.
Distribusi proporsi kasus dan kontrol menurut suhu dalam rumah proporsi terbesar adalah suhu rumah memenuhi syarat 18-30ºC. Proporsi pada kelompok
kasus suhu rumah tidak memenuhi syarat 33,9 19 orang dan suhu rumah memenuhi sayarat 66,1 37 orang, pada kelompok kontrol suhu rumah tidak
memenuhi syarat 39,3 22 orang dan suhu rumah memenuhi syarat 60,7 34 orang.
Distribusi proporsi kasus dan kontrol menurut kelembaban dalam rumah proporsi terbesar adalah kelembaban rumah tidak memenuhi syarat 40 dan
60. Proporsi pada kelompok kasus memiliki kelembaban dalam rumah tidak memenuhi syarat 62,5 35 orang dan memiliki kelembaban dalam rumah
memenuhi syarat 37,5 21 orang, pada kelompok kontrol memiliki kelembaban dalam rumah tidak memenuhi syarat 57,1 32 orang dan memiliki kelembaban
dalam rumah memenuhi syarat 42,9 24 orang.
Universitas Sumatera Utara
Distribusi proporsi kasus dan kontrol menurut keberadaan kawat kasa pada ventilasi rumah pada kelompok kasus proporsi terbesar tidak ada kawat kasa pada
ventilasi rumah 73,2 41 orang , sedang ada kawat kassa pada ventilasi rumah 26,8 15 orang. Proporsi terbesar pada kelompok kontrol ada kawat kasa pada
ventilasi rumah 53,6 30 orang, sedang tidak ada kawat kasa pada ventilasi rumah 46,6 26 orang.
Distribusi proporsi kasus dan kontrol menurut konstruksi plafon rumah, pada kelompok kasus proporsi terbesar konstruksi plafon tidak rapat
71,4 40 orang sedangkan proporsi konstruksi plafon rumah rapat 28,6 16 orang. Proporsi
terbesar pada kelompok kontrol adalah konstruksi plafon rumah rapat 57,1 32 orang sedangkan proporsi konstruksi plafon rumah tidak rapat 42,9 24 orang.
4.3.4 Distribusi Kasus dan Kontrol Menurut Faktor Lingkungan Biologis