Jenis Penelitian Variabel dan Definisi Operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik observasional dengan desain case control.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Asahan. Alasan penelitian dilakukan dilokasi tersebut karena merupakan daerah dengan prevalensi filariasis tertinggi, dan berdasarkan survei darah jari di Propinsi Sumatera Utara tahun 2012 diperoleh Mf rate di Kabupaten Labuhanbatu Selatan 0,17 dan Kabupaten Asahan 0,67.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan melakukan pengajuan judul, survei pendahuluan, penelusuran kepustakaan, penyusunan proposal, seminar proposal, penelitian dan analisis data serta penyusunan laporan akhir yang membutuhkan waktu lebih kurang 9 sembilan bulan dari Bulan November 2012 sd Juli 2013. Universitas Sumatera Utara

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

a. Populasi kasus adalah semua penderita mikrofilaria positif dan penderita filariasis yang sudah bertempat tinggal 10 tahun di tempat tinggal saat penelitian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Asahan, dan tercatat sebagai kasus di Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Asahan. b. Populasi kontrol adalah orang yang dinyatakan mikrofilaria negatif dan bukan penderita filariasis yang sudah bertempat tinggal 10 tahun di tempat tinggal saat penelitian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Asahan .

3.3.2 Sampel

a. Sampel kasus adalah penderita mikrofilaria positif berdasarkan pemeriksaan mikroskopis pada survei darah jari pada tahun 2012, dan penderita filariasis yang sudah bertempat tinggal 10 tahun di tempat tinggal saat penelitian. b. Sampel kontrol adalah orang yang dinyatakan mikrofilaria negatif pada pemeriksaan mikroskopis survei darah jari pada tahun 2012, dan tidak menunjukkan gejala klinis filariasis berupa pembengkakan salah satu anggota tubuh atau cacat fisik serta merupakan tetangga terdekat dalam Universitas Sumatera Utara satu lingkungan geografis dengan pencocokan matching dengan kasus dalam hal umur dan jenis kelamin. Beberapa nilai Odds Ratio OR dari penelitian sebelumnya, diuraikan pada tabel 3.1 berikut: Tebel 3.1 Rekapitulasi Nilai OR dari Penelitian Terdahulu No Variabel OR n Referensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Konstruksi plafon Keberadaan kawat kassa Adanya persawahan Kelembaban rumah Keberadaan rawa-rawa Tanaman air Keberadaan hutansemak Kebiasaan tidak menggunakan obat anti nyamuk Kebiasaan keluar pada malam hari 6,3 7,2 5,7 9,79 6,67 33,34 9,727 5,4 31 93 93 103 100 40 64 30 64 70 Juriastuti dkk 2010 Juriastuti dkk 2010 Nugraheni 2011 Mulyono dkk 2008 Anshari 2004 Karwiti 2011 Sulistiyani dkk 2010 Juriastuti dkk 2010 Komariah 2010 10 Kebiasaan tidur tidak menggunakan kelambu 4.00 30 Sulistiyani dkk 2010 Besar sampel dihitung dengan menggunakan software sample size determination in health studies Lwanga dan Lemeshow, 1998 dengan rumus : Keterangan : n : Jumlah sampel minimal [ ] 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 P P P P P P z P P z n − − + − + − = − − β α [ ] 2 2 1 . 3 . 1 . 1 1 . 3 . 1 3 . 282 . 1 1 . 1 1 . 2 96 , 1 − − + − + − = n 56 = n Universitas Sumatera Utara 2 1 α − z : Nilai Z pada derajat kepercayaan 1- α2 atau atau derajat kemaknaan α pada uji dua sisi, derajat kemaknaan α yang digunakan adalah 5 sehingga nilai Z = 1,96 β − 1 z : Nilai Z pada kekuatan uji power 1- β, kekuatan uji yang digunakan adalah 90 yaitu dengan nilai Z = 0,282 OR : Nilai odds ratio yang dianggap bermakna = 1 1 P : Proporsi terpapar pada kelompok kasus = 0,3 2 P : Proporsi terpapar pada kelompok kontrol = 0,1 1 OR : Nilai odds ratio teoritis 4,00 Berdasarkan hasil perhitungan dengan software tersebut didapat besar sampel minimum 56. Jumlah kasus mikrofilaria positif dan filariasis yang tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Asahan tahun 2012 masing-masing adalah 28, dan semua kasus dijadikan sampel dengan perbandingan sampel kasus dan kontrol adalah 1:1.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Jenis Data

Data primer diperoleh melalui obeservasi dan wawancara langsung dengan responden. Data sekunder diperoleh dari hasil pemeriksaan survei darah jari oleh BTKLPP Kelas I Medan, Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan, Universitas Sumatera Utara laporan kasus filariasis dan Profil Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Asahan.

3.4.2 Pengumpulan Data

1. Wawancara Wawancara tentang faktor lingkungan sosial dan upaya pencegahan dengan menggunakan kuesioner. 2. Metode Observasi Observasi dilakukan pada faktor lingkungan fisik dan faktor lingkungan biologis menggunakan lembar observasi. 3. Survei Dokumen Survei dokumen dilakukan untuk melihat nama, umur, jenis kelamin, alamat, lamanya tinggal, lamanya menderita.

3.4.3 Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner sebagai instrumen pengumpul data dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Validitas merupakan sejauh mana alat ukur pengukuran, tes, instrumen mengukur apa yang memang sesungguhnya hendak diukur Last, 2001; Streiner, 2000 dalam Murti, 2003, dan reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana pengukuran individu-individu pada situasi- situasi yang berbeda memberikan hasil yang sama Streiner dan Norman, 2000; Gerstman, 1998 dalam Murti, 2003. Uji validitas menggunakan korelasi pearson product moment, dengan keputusan uji bila r hitung r pearson r tabel artinya Universitas Sumatera Utara pertanyaan tersebut valid, dan bila r hitung r pearson r tabel artinya pertanyaan tersebut tidak valid Riyanto, 2011. Hasil uji validitas adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Nomor Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan Kebiasaan keluar pada malam hari 1 0,896 0,549 Valid 2 0,717 0,549 Valid 3 0,469 0,549 Tidak Valid 4 0,731 0,549 Valid 5 0,691 0,549 Valid 6 0,838 0,549 Valid 7 0,722 0,549 Valid Kebiasaan memakai kelambu 1 0,859 0,549 Valid 2 0,701 0,549 Valid 3 0,844 0,549 Valid 4 0,879 0,549 Valid 5 0,983 0,549 Valid Kebiasaan memakai obat anti nyamuk 1 0,859 0,549 Valid 2 0,857 0,549 Valid 3 0,722 0,549 Valid 4 0,901 0,549 Valid 5 0,886 0,549 Valid Berdasarkan Tabel 3.1 diatas dapat diketahui bahwa pertanyaaan variabel kebiasaan keluar pada malam hari terdapat satu pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan No.3, sehingga harus dikeluarkan dari kuesioner penelitian. Sedangkan untuk variabel kebiasaan memakai kelambu dan kebiasaan memakai obat anti nyamuk seluruh pertanyaan dinyatakan valid. Uji reliabilitas menggunakan cronbah’s Alpha, dengan keputusan uji bila nilai Cronbah’s Alpha konstanta 0,6 maka pertanyaan reliabel, dan bila nilai Universitas Sumatera Utara Cronbah’s Alpha konstanta 0,6 maka pertanyaan tidak reliabel Riyanto, 2011. Hasil uji reliabilitas adalah sebagai berikut : Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel r alpha r tabel Keterangan Kebiasaan keluar pada malam hari 0,780 0,6 Reliabel Kebiasaan memakai kelambu 0,816 0,6 Reliabel Kebiasaan memakai obat anti nyamuk 0,814 0,6 Reliabel Berdasarkan tabel 3.2 diatas dapat diketahui bahwa seluruh variabel independen yang diuji reliabilitasnya mempunyai nilai Cronbah’s Alpha konstanta 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan reliabel.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel terikat dependent variable adalah kejadian mikrofilaria positif dan filariasis, sedangkan variabel bebas independent variable adalah lingkungan fisik keberadaan rawa-rawa, keberadaan persawahan, suhu dalam rumah, kelembaban dalam rumah, keberadaan kawat kasa pada ventilasi rumah dan konstruksi plafon rumah, lingkungan biologis keberadaan tanaman di sekitar rumah, keberadaan hewan peliharaan di sekitar rumah, lingkungan sosial pekerjaan, kebiasaan keluar pada malam hari, kebiasaan memakai kelambu, dan kebiasaan memakai obat anti nyamuk. 1. Kejadian mikrofilaria positif dan filariasis adalah penderita mikrofilaria positif berdasarkan pemeriksaan mikroskopis dinyatakan positif, dan penderita filariasis berdasarkan pemeriksaan fisik menunjukan gejala klinis oleh BTKLPP Kelas I Universitas Sumatera Utara Medan, Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan. 2. Keberadaan rawa-rawa merupakan ekosistem dengan habitat yang sering digenangi air, kondisi permukaan air tidak selalu tetap dan berjarak ≤ 200 m dari rumah respoden. 3. Keberadaan persawahan adalah dataran rendah berairyang memiliki kandungan air cukup tinggi digunakan sebagai lahan pertanian untuk bercocok tanam padi yang berjarak 200 m dari rumah responden. 4. Suhu dalam rumah adalah temperatur atau suhu yang terukur di dalam rumah responden, memenuhi syarat antara 18º-30ºC. 5. Kelembaban dalam rumah adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara yang dinyatakan dalam persen, memenuhi syarat antara 40-60. 6. Keberadaan kawat kasa pada ventilasi rumah adalah anyaman kawat yang berfungsi untuk sirkulasi udara dalam rumah dan sekaligus menghalangi masuknya nyamuk kedalam rumah. 7. Konstruksi plafon rumah adalah keadaan plafon yang terbuat dari gypsum, asbes, triplek, dan lain-lain yang dapat mencegah masuknya nyamuk ke dalam rumah yang dilihat dari kerapatanya. Konstruksi plafon rapat jika tidak terdapat lubangcelah yang dapat mencegah masuknya nyamuk kedalam rumah, sedangkan konstruksi plafon tidak rapat jika tidak ada plafon, plafon Universitas Sumatera Utara rusakbolong-bolong atau terdapat celah yang dapat menyebabkan nyamuk masuk ke dalam rumah. 8. Keberadaan tanaman disekitar rumah adalah tanaman berupa semak- semakrumput-rumputan, perkebunan kelapa sawit dan hutan yang berjarak 200 m dari rumah responden. 9. Keberadaan hewan peliharaan di sekitar rumah adalah hewan peliharaan seperti kucing, keramonyet, sapi, kerbau dan kambing yang setiap harinya dipelihara di dalam rumah maupun disekitar rumah dengan jarak 200 m dari rumah responden. 10. Pekerjaan adalah jenis pekerjaan yang rutin dilakukan responden guna menghasilkan pendapatan setiap bulan. 11. Kebiasaan keluar pada malam hari adalah kebiasaan beraktivitas diluar rumah pada malam hari lebih dari 1 jam antara jam 18.00–22.00. 12. Kebiasaan memakai kelambu adalah suatu kebiasaan responden menggunakan kelambu atau tidak saat tidur. 13. Kebiasaan memakai obat anti nyamuk adalah suatu kebiasaan responden menggunakan obat anti nyamuk sebelum tidur. Universitas Sumatera Utara

3.6 Metode Pengukuran