BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep dibangun untuk menunjukkan pengaruh variabel independen yaitu Good Corporate Governance Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Kualitas Audit, Komposisi Dewan Komisaris, Jumlah Dewan Komisaris, Turn Assets Turnover dan Earnings
Management terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price to Book Value. Adapun kerangka konsep sebelum dilakukan uji
faktor yang memperlihatkan pengaruh dalam penelitian ini, dapat dilihat dalam skema dibawah ini:
Variabel Independen Variabel Dependen
1. Kepemilikan Institusional x1 2. Kepemilikan Manajerial x2
3. Komite Audit x3 4. Kualitas Audit x4
5. Komposisi Dewan Komisaris x5 6. Jumlah Dewan Komisaris x6
7. Total Asset Turnover x7 8. Earnings management x8
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Sebelum Uji Faktor
Nilai Perusahaan
y
Universitas Sumatera Utara
Pada kerangka konsep ini akan dijelaskan mengenai hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan uraian sebagai berikut:
a. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap nilai perusahaan Kepemilikan Institusional merupakan salah satu indikator dalam good
corporate covernance. Antonio 2011 menemukan hubungan yang negatif antar discretionary accrual yang tidak diekspektasi dengan imbal hasil di sekitar tanggal
pengumuman karena investor institusional mempunyai akses atas sumber informasi yang lebih tepat waktu dan relevan yang dapat mengetahui keberadaan
pengelolaan laba lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan investor individual. Kerstein dan Rai 2007 menemukan bahwa nilai absolut diskresioner
berhubungan negatif dengan kepemilikan institusional. b. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap nilai perusahaan
Kepemilikan manajerial merupakan salah satu indikator dalam good corporate governance. Dalam kepemilikan saham yang rendah, maka insentif
terhadap kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat Aboagye-Otchere et al, 2012. Siallagan 2006 dalam penelitiannya yang
menguji kepemilikan manajerial dengan discretionary accrual dan kandungan informasi laba menemukan bukti bahwa kepemilikan manajerial berhubungan
dengan negatif dengan discretionary accrual. Kawatu 2009 menyatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme yang dapat membatasi
perilaku opurtunistik manajer dalam bentuk earnings management dan menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial juga memiliki motif lain.
Universitas Sumatera Utara
c. Pengaruh Komite Audit terhadap nilai perusahaan Komite audit merupakan salah satu indikator dalam good corporate
covernance. Komite Audit yang secara umum dikelompokkan menjadi tiga bagian besar, yaitu financial reporting, good corporate governance, dan risk and control
management Gavious, 2007. Pada akhirnya, suatu Dewan Komisaris yang aktif, canggih, ahli, beragam dan yang terpenting independen yang menjalankan
fungsinya secara efektif dan dibantu oleh Komite Audit adalah yang paling baik untuk ditempatkan dalam memastikan implementasi good corporate
governance berjalan dengan baik sehingga kecurangan fraud maupun keterpurukan bisnis dapat dihindari.
d. Pengaruh Kualitas Audit terhadap nilai perusahaan Kualitas Audit merupakan salah satu indikator dalam good corporate
Governance. Perusahaan yang menyelenggarakan sistem Good corporate governance diyakini akan membatasi pengelolaan laba yang oportunis Gavious,
2007. Oleh sebab itu, semakin tinggi kualitas audit, semakin tinggi proporsi komisaris independen, kepemilikan manajerial, semakin kecil kemungkinan
earnings management dilakukan. Hubungan negatif antara good corporate governanance dan earnings management ini dapat memperlemah pengaruh
antara earnings management dan nilai perusahaan. e. Pengaruh komposisi dewan komisaris terhadap nilai perusahaan
Komposisi dewan komisaris merupakan salah satu indikator dalam good corporate covernance. Komposisi Dewan Komisaris KDK memegang peranan
penting dalam implementasi good corporate governance GCG, karena
Universitas Sumatera Utara
Komposisi Dewan Komisaris merupakan inti dari good corporate
governance yang bertugas untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan
terlaksananya akuntabilitas. Dalam prakteknya, di Indonesia sering terjadi anggota Dewan Komisaris sama sekali tidak menjalankan peran pengawasannya yang
sangat mendasar terhadap Dewan Direksi. f.
Pengaruh jumlah dewan komisaris terhadap nilai perusahaan Jumlah dewan komisaris merupakan salah satu indikator dalam good
corporate governance. Ramadhani 2008 dalam penelitiannya menemukan bahwa dewan komisaris memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Halim et al
2005 menyatakan bahwa perusahaan memanipulasi laba lebih besar kemungkinannya apabila memiliki dewan komisaris yang didominasi oleh
manajemen dan lebih besar kemungkinannya memiliki Chief Executive Officer CEO yang merangkap menjadi Chairman of Board. Hal ini berarti tindakan
memanipulasi akan berkurang jika struktur dewan direksi berasal dari luar perusahaan. Jika fungsi independensi dewan direksi cenderung lemah, maka ada
kecurangan yang dilakukan oleh para direktur perusahaan untuk kepentingannya melalui pemilikan perkiraan-perkiraan akrual yang berdampak pada earnings
management. g. Pengaruh Turn Assets Turnover terhadap nilai perusahaan
Total assets turnover menunjukkan kemampuan total aktiva untuk berputar selama satu tahun untuk menghasilkan penjualan yang dapat dihitung
dengan cara membagi penjualan bersih dengan rata-rata total aktiva.Ukuran
Universitas Sumatera Utara
penggunaan aktiva paling relevan adalah penjualan, karena penjualan penting bagi laba. Total assets turnover atau investment turnover
h. Pengaruh Earnings Management terhadap nilai perusahaan TATO atau ITO,
merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dengan jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu Jansen dan Yohn, 2012. Sinaga 2011
dalam penelitiannya menemukan bahwa perputaran aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Herawaty 2008 menyatakan bahwa asimetri antara manajemen dan pemilik perusahaan memberikan kesempatan pada manajer untuk melakukan
earnings management untuk meningkatkan nilai perusahaan sebenarnya. Sedangkan Antonio 2011 menguji sifat kandungan informasi komponen akrual
dan komponen aliran kas apakah terefleksi dengan harga saham. Terbukti bahwa kinerja laba yang berasal dari komponen akrual sebagai aktifitas earnings
management memiliki persistensi yang lebih rendah dibanding aliran kas. Laba yang dilaporkan lebih besar dari aliran kas operasi yang dapat meningkatkan nilai
perusahaan saat ini. Setelah dilakukan uji faktor menggunakan uji Kaiser – Meyer – Olkin
KMO, maka yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komite Audit, Kualitas
Audit, Jumlah Dewan Komisaris, Total Asset Turnover, dan Earnings management dengan variabel dependen adalah nilai perusahaan yang diproksikan
dengan Price To Book Value. Uji faktor digunakan untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan dan paling berpengaruh terhadap varibel dependen, dalam
Universitas Sumatera Utara
hal ini yaitu nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price to Book Value PBV. Adapun kerangka konseptual yang didapat setelah uji faktor seperti
terlihat pada gambar berikut ini:
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.2 Kerangka Konseptual Sesudah Uji Faktor
3.2 Hipotesis