oportunis maka kepemilikan institusional yang tinggi akan mengurangi earnings management Chang, 2008.
2.1.7 Kepemilikan Manajerial
Hazarika dan Nahata 2012 mengemukakan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari
manajer dengan menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer dengan pemegang saham. Penelitian mereka menemukan bahwa kepentingan manajer
dengan pemegang saham eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer diperbesar sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk
kepentingannya. Dalam kepemilikan saham yang rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat Aboagye-
Otchere et al, 2012. Siallagan 2006 dalam penelitiannya yang menguji kepemilikan manajerial dengan discretionary accrual dan kandungan informasi
laba menemukan bukti bahwa kepemilikan manajerial berhubungan dengan negatif dengan discretionary accrual. Kawatu 2009 menyatakan bahwa
kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme yang dapat membatasi perilaku opurtunistik manajer dalam bentuk Earnings management dan
menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial juga memiliki motif lain. Dalam penelitian ini mengacu pada teori yang ada yang menyatakan kepemilikan
manajerial dapat berfungsi sebagai mekanisme corporate governance sehingga dapat mengurangi tindakan manajer dalam memanipulasi laba. Hal ini berarti
kepemilikan manajerial berhubungan negatif dengan earnings management.
Universitas Sumatera Utara
2.1.8 Komposisi Dewan Komisaris
Komposisi Dewan Komisaris KDK memegang peranan penting dalam implementasi good corporate governance GCG, karena Komposisi Dewan
Komisaris merupakan inti dari good corporate governance yang bertugas untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam
mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. Dalam prakteknya, di Indonesia sering terjadi anggota Dewan Komisaris sama sekali
tidak menjalankan peran pengawasannya yang sangat mendasar terhadap Dewan Direksi. Dewan Komisaris seringkali dianggap tidak memiliki manfaat, hal ini
dapat dilihat dalam fakta, bahwa banyak anggota Dewan Komisaris tidak memiliki kemampuan dan tidak dapat menunjukkan independensinya. Dalam
banyak kasus, Dewan Komisaris
juga gagal untuk mewakili kepentingan stakeholders lainnya selain daripada kepentingan pemegang saham
mayoritas. Untuk menjamin pelaksanaan good corporate governance diperlukan
anggota dewan komisaris yang memiliki integritas, kemampuan, tidak cacat hukum dan independen; serta yang tidak memiliki hubungan bisnis kontraktual
ataupun hubungan lainnya dengan pemegang saham mayoritas pemegang saham pengendali dan Dewan Direksi manajemen baik secara langsung maupun tidak
langsung. Komisaris independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas yang bukan merupakan pemegang saham pengendali dalam RUPS
Rapat Umum Pemegang Saham.
Universitas Sumatera Utara
Pada akhirnya, suatu Dewan Komisaris yang aktif, canggih, ahli, beragam dan yang terpenting independen yang menjalankan fungsinya secara efektif dan
dibantu oleh Komite Audit adalah yang paling baik untuk ditempatkan dalam memastikan implementasi Good corporate governance berjalan dengan baik
sehingga kecurangan fraud maupun keterpurukan bisnis dapat dihindari Alison.
2.1.9 Jumlah Dewan Komisaris