3. Bila nilai DW terletak antara 2,5 sampai dengan 4, maka terjadi autokorelasi negatif
Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson yang didapat adalah 1,631. Berdasarkan kriteria yang ada maka nilai DW terletak antara 1,5
sampai dengan 2,5, berarti data tidak mengalami autokorelasi.
5.1.3.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Dari hasil penelitian yang dilakukan memperlihatkan sebaran data ada di
sekitar titik nol, serta tidak tampak adanya suatu pola tertentu pada sebaran data tersebut. Maka dapat dikatakan model regresi memenuhi syarat untuk
memprediksi nilai perusahaan karena tidak terjadi heterokedastisitas. Adapun hasil olah data terjadi atau tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilihat dari
gambar berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.3 Scaterplott Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah SPSS 19
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya Heteroskedastisitas pada
penelitian ini digunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen ZPRED dengan residualnya SRESID melalui program SPSS. Deteksi ada
tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED. Dasar pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut: 1.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi
heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 5.11 Hasil Uji Coefficient Correlations
Coefficient Correlations
Model
a
TATO EM
JDK KUA
KM KI
KA 1 Correlations
TATO 1.000
.070 .011
.154 -.106
-.290 .200
EM .070
1.000 .165
.200 .013
.088 .285
JDK .011
.165 1.000
.027 .095
.250 .167
KUA .154
.200 .027
1.000 .054
-.078 .297
KM -.106
.013 .095
.054 1.000
-.014 .008
KI -.290
.088 .250
-.078 -.014
1.000 -.011
KA .200
.285 .167
.297 .008
-.011 1.000
Covariances TATO
7.410E-5 .000
8.419E-6 .001
.000 -2.633E-5
.002 EM
.000 .102
.005 .031
.001 .000
.124 JDK
8.419E-6 .005
.008 .001
.002 .000
.020 KUA
.001 .031
.001 .230
.006 .000
.194 KM
.000 .001
.002 .006
.063 -3.786E-5
.003 KI
-2.633E-5 .000
.000 .000
-3.786E-5 .000
.000 KA
.002 .124
.020 .194
.003 .000
1.852 a. Dependent Variabel: PBV
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah SPSS 19
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai korelasi masing-masing variabel independen yaitu kepemilikan manajerial, kepemlilikan institusional, kualitas
audit, komite audit, jumlah dewan komisaris memiliki nilai yang signifikan yaitu lebih besar dari 0.05. tbel diatas menunjukkan tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas pada model regresi. Dari data juga dapat kita uji menggunakan pearson correlation dan dapat ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.12 Hasil Uji Spearman’s rho
Correlation
KI JDK
KA KM
KUA EM
TATO Unstandar
dized Residual
Spearmans rho
KI Correlation
Coefficient 1.000
-.271 .082
.030 .052
.012 .086
-.031 Sig. 2-
tailed .
.054 .569
.834 .717
.933 .549
.830 N
51 51
51 51
51 51
51 51
JDK Correlation
Coefficient -.271
1.000 -.097
-.095 .003
-.108 -.120
-.026 Sig. 2-
tailed .054
. .498
.506 .986
.449 .400
.857 N
51 51
51 51
51 51
51 51
KA Correlation
Coefficient .082
-.097 1.000
.000 -.190
-.292 .069
-.050 Sig. 2-
tailed .569
.498 . 1.000
.181 .038
.628 .726
N 51
51 51
51 51
51 51
51
KM Correlation
Coefficient .030
-.095 .000
1.000 -.064
.153 .147
-.005 Sig. 2-
tailed .834
.506 1.000 .
.653 .284
.302 .970
N 51
51 51
51 51
51 51
51
KUA Correlation
Coefficient .052
.003 -.190
-.064 1.000
-.045 -.198
.005 Sig. 2-
tailed .717
.986 .181
.653 .
.756 .163
.972 N
51 51
51 51
51 51
51 51
Universitas Sumatera Utara
EM Correlation
Coefficient .012
-.108 -.292
.153 -.045 1.000
-.044 -.114
Sig. 2- tailed
.933 .449
.038 .284
.756 .
.759 .427
N 51
51 51
51 51
51 51
51
TATO Correlation
Coefficient .086
-.120 .069
.147 -.198
-.044 1.000 .035
Sig. 2- tailed
.549 .400
.628 .302
.163 .759
. .808
N 51
51 51
51 51
51 51
51 Unstan
dardize d
Residu al
Correlation Coefficient
-.031 -.026
-.050 -.005
.005 -.114
.035 1.000
Sig. 2- tailed
.830 .857
.726 .970
.972 .427
.808 .
N 51
51 51
51 51
51 51
51
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah SPSS 19
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai korelasi masing-masing variabel memiliki nilai unstandardize residual yang signifikan yaitu lebih besar dari 0.05
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
5.1.4 Pengujian Hipotesis