Uji Normalitas Uji Multikolonieritas Uji Autokorelasi

4.5.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi, variabel dependen, variabel independen atau kedua-duanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal Ghozali, 2005. Pada uji normalitas data ini digunakan metode One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Pemilihan metode ini didasarkan bahwa One Sample Kolmogorov Smirnov Test merupakan metode yang umum digunakan untuk menguji normalitas data Ghozali, 2005. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak, dengan membuat hipotesis sebagai berikut: Ho : Data terdistribusi normal Ha : Data terdistribusi tidak normal Jika sigma 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima Jika sigma 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak

4.5.1.2 Uji Multikolonieritas

Salah satu asumsi dalam metode kuadrat terkecil adalah tidak adanya hubungan linear antara variabel independen. Jika hal ini terjadi, maka dikatakan bahwa data mengalami multikolonieritas. Indikasi awal data yang mengalami Multikolonieritas yaitu apabila model memiliki standard error yang besar dan nilai statistic t yang rendah. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mendeteksi multikolonieritas dalam suatu model regresi. Salah satu ciri Universitas Sumatera Utara persamaan regresi yang mengalami masalah multikolonieritas adalah nilai R² yang tinggi namun memiliki sedikit variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Ghozali, 2005. Metode yang digunakan untuk mendeteksi multikolonieritas dalam penelitian ini adalah tolerance - Variance Inflactor Faktor VIF. Multikolonieritas terjadi apabila nilai tolerance 0,10 dan VIF 10.

4.5.1.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 tahun sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena “gangguan” pada individu atau kelompok cenderung mempengaruhi individu atau kelompok pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pada penelitian ini, gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan Uji Durbin-Watson lewat SPSS. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi ditentukan berdasarkan kriteria berikut Ghozali, 2005: 1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound du dan 4-du, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. Universitas Sumatera Utara 2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound dl, maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih besar daripada 4-dl, maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas du dan batas bawah dl atau DW terletak antara 4-du dan 4-dl, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

4.5.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 47 87

Pengaruh Earnings Management Dan Good Corporate Governance Terhadap Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

1 56 113

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 3 98

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011.

0 0 15

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011.

0 3 20

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009.

0 0 15

Pengaruh Family Control Terhadap Earnings Management Dengan Karakteristik Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 16

PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 55