Unsur-unsur secara umum adalah : a.
Fairness keadilan, menjamin perlindungan hak-hak para pemegang saham, serta menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor.
b. Transparancy tranparansi, mewajibkan adanya suatu informasi yang
terbuka, tepat waktu, serta jelas dan dapat diperbandingkan, yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan, dan kepemilikan
perusahaan. c.
Accountability akuntabilitas, menjelaskan peran dan tanggung jawab, serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan
manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh Dewan Komisaris.
d. Responsibility pertanggungjawaban, memastikan dipatuhinya peraturan-
peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cermin dipatuhinya nilai- nilai sosial.
Pada prinsipnya good corporate governance menyangkut kepentingan para pemegang saham; perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham;
peranan semua pihak yang berkepentingan stakeholders dalam good corporate governance; transparansi dan penjelasan; serta peranan Dewan Komisaris dan
Komite Audit Darmawati dan Rahayu, 2004.
2.1.3 Earnings management Manajemen Laba
Para manajer memiliki fleksibilitas untuk memilih beberapa alternatif dalam mencatat transaksi sekaligus memilih opsi-opsi yang ada dalam perlakuan
akuntansi. Fleksibilitas ini digunakan oleh manajemen perusahaan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengelola laba. Rina dan Takiah 2009 menyatakan bahwa perilaku manajemen yang mendasari lahirnya earnings management adalah perilaku oppurtunistic
manajer dan efficient contracting. Sebagai perilaku oppurtunistic, manajer memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapai kontrak kompensasi hutang dan
political cost Scott 2000 : 99. Perilaku oportunis ini direflesikan dengan melakukan rekayasa keuangan dengan menerapkan income increasing atau
income decreasing decretionary accrual. Sedangkan sebagai efficient contracting yaitu meningkatkan keinformatifan laba dalam mengkomunikasikan informasi
privasi. Dechow dan Sloan 2012 menyatakan bahwa earnings management terjadi ketika manajemen menggunakan judgment dalam pelaporan keuangan
yang dapat merubah laporan keuangan sehingga menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
2.1.4 Total Asset Turnover TATO
Aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk aset yang bersifat jangka pendek inventory and account receivable maupun jangka
panjang property, land, and equipment. Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan sales dengan aset yang dibutuhkan
untuk menunjang nilai perusahaan tersebut Sartono, 2001. Rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan baik
untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang. Misalnya untuk meningkatkan penjualan akan membutuhkan tambahan aset. Rasio aktivitas memungkinkan para
analis menduga kebutuhan ini serta menilai kemampuan perusahaan untuk
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan aset yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhannya Syamsuddin, 2000.
Total assets turnover mengukur intensitas perusahaan dalam
menggunakan aktivanya. Ukuran penggunaan aktiva paling relevan adalah penjualan, karena penjualan penting bagi laba. Horngren dn Horrison 2001
menyatakan bahwa total assets turnover atau investment turnover TATO atau ITO, merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dengan jumlah
penjualan yang diperoleh selama periode tertentu. Rasio ini merupakan ukuran sampai seberapa jauh aktiva telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau
menunjukan berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu Syamsuddin, 2000. Apabila dalam menganalisis rasio ini selama beberapa periode menunjukan
suatu trend yang cenderung meningkat, memberikan gambaran bahwa semakin
efisiensi penggunaan aktiva sehingga hasil usaha akan meningkat Sinaga, 2011.
2.1.5 Nilai Perusahaan