sifat dasar tersebut Rina dan Takiah, 2009. Manajer dalam mengelola perusahaan cenderung mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan
untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dengan perilaku oportunistik dari manajer, manajer bertindak untuk mencapai kepentingan mereka sendiri, padahal sebagai
manajer seharusnya memihak kepada kepentingan pemegang saham karena mereka adalah pihak yang memberi kuasa manajer untuk menjalankan
perusahaan.
2.1.2 Good corporate governance system
Di Indonesia istilah Good Corporate Governance seringkali diterjemahkan sebagai tata kelola perusahaan. Sedangkan pengertian good corporate governance
itu sendiri telah dikemukakan oleh banyak institusi dan para pakar. Berikut ini disajikan beberapa definisi good corporate governance yang banyak digunakan
sebagai acuan dalam diskusi dan tulisan - tulisan. Usaha untuk melembagakan good corporate governance untuk kali pertama dilakukan oleh Bank of England
dan London Stock Exchange pada tahun 1992 dengan membentuk Cadbury Committee. Komite ini bertugas menyusun Good corporate governance code
yang menjadi acuan utama Benchmark di banyak Negara Barnhart dan Stuart, 1998. Menurut komite ini good corporate governance merupakan sistem yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan, agar tercapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan,
untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggung jawaban kepada stakeholders Van Horne, 1998. Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan
pemilik, direktur, manajer, pemegang saham, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Asian Development Bank ADB, suatu organisasi yang mendorong perkembangan ekonomi negara-negara di benua Asia menaruh perhatian yang
besar terhadap good corporate governance Davidson III dan Xu, 2004. Sedangkan Budiono 2005 mengemukakan bahwa pengertian tentang Good
corporate governance dapat dimasukkan dalam dua kategori. Kategori pertama, lebih condong pada serangkaian pola perilaku perusahaan yang diukur melalui
kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan, perlakuan terhadap para pemegang saham dan stakeholders. Kategori pertama ini akan sangat cocok untuk dijadikan
dasar analisis dalam mengkaji good corporate governance di satu negara, misalnya melihat bagaimana dewan direksi memenuhi transparansi dan
akuntabilitas dalam pengambilan keputusan, bagaimana menentukan kompensasi yang layak bagi eksekutif perusahaan. Kategori kedua, lebih melihat pada
kerangka secara normative, yaitu segala ketentuan hukum, baik yang berasal dari sistem hukum, sistem peradilan, pasar keuangan dan sebagainya, yang
mempengaruhi perilaku perusahaan. Kategori kedua ini dijadikan dasar analisis dalam mengkaji good corporate governance secara komparatif, misalnya melihat
bagaimana berbagai perbedaan dalam kerangka normatif yang dibangun akan mempengaruhi pola perilaku perusahaan, investor dan lainnya. Berdasarkan
beberapa pengertian good corporate governance tersebut di atas, maka good corporate governance secara ringkas dapat diartikan sebagai suatu sistem yang
mengandung elemen-elemen tertentu untuk menata, mengendalikan dan mengawasi perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan secara optimal.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian mengenai good corporate governance menghasilkan berbagai mekanisme yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa tindakan manajemen selaras
dengan kepentingan shareholders terutama minority interest. Mekanisme good corporate governance dibagi menjadi dua kelompok yaitu internal mechanism
mekanisme internal seperti komposisi dewan direksi komisaris, kepemilikan manajerial dan kompensasi eksekutif serta eksternal mechanism mekanisme
ekseternal seperti pengendalian oleh pasar dan level debt financing Scott, 1997. Prinsip-prinsip good corporate governance yang diterapkan akan memberikan
manfaat seperti meminimalkan return costs dengan mengontrol konflik kepentingan yang mungkin terjadi antara prinsipal dengan agen; meminimalkan
cost of capital dengan menciptakan sinyal positif kepada para penyedia modal; meningkatkan citra perusahaan; meningkatkan nilai perusahaan, serta peningkatan
kinerja keuangan dan persepsi stakeholders terhadap masa depan perusahaan yang lebih baik.
Midiastuty dan Machfoedz 2003 menyatakan bahwa good corporate governance merupakan suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ
perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan. Pada prinsipnya good corporate governance menyangkut kepentingan para
pemegang saham; perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham; peranan semua pihak yang berkepentingan stakeholders dalam good corporate
governance; transparansi dan penjelasan; serta peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit.
Universitas Sumatera Utara
Unsur-unsur secara umum adalah : a.
Fairness keadilan, menjamin perlindungan hak-hak para pemegang saham, serta menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor.
b. Transparancy tranparansi, mewajibkan adanya suatu informasi yang
terbuka, tepat waktu, serta jelas dan dapat diperbandingkan, yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan, dan kepemilikan
perusahaan. c.
Accountability akuntabilitas, menjelaskan peran dan tanggung jawab, serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan
manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh Dewan Komisaris.
d. Responsibility pertanggungjawaban, memastikan dipatuhinya peraturan-
peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cermin dipatuhinya nilai- nilai sosial.
Pada prinsipnya good corporate governance menyangkut kepentingan para pemegang saham; perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham;
peranan semua pihak yang berkepentingan stakeholders dalam good corporate governance; transparansi dan penjelasan; serta peranan Dewan Komisaris dan
Komite Audit Darmawati dan Rahayu, 2004.
2.1.3 Earnings management Manajemen Laba