Setelah melihat hasil Anti-image Matrices, maka faktor-faktor yang mempengaruhi adalah adalah Kepemilikan Institusional, Jumlah Dewan
Komisaris, Komposisi Dewan Komisaris, Kualitas Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Komite Audit, karena masing-masing variabel memiliki nilai diatas 0,50.
Variabel komposisi dewan komisaris tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Kesimpulan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kawatu
2009 yang menemukan bahwa komposisi dewan komisaris tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh komposisi dewan
komisaris dalam suatu perseroan tidak banyak mempengaruhi kinerja perusahaan dalam upayanya meningkatkan nilai perusahaan. Namun hasil penelitian yang
berbeda ditunjukkan oleh Carningsih 2008, dimana komposisi dewan komisaris mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, studi kasus pada
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan ini didapat karena dalam penelitian ini, peneliti menggunakan populasi
yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan rentang waktu yang cukup pendek yaitu hanya pada tahun 2011. Sedangkan
penelitian sebelumnya populasi yang digunakan adalah perusahaan property dan real estate.
5.1.2 Statistik Deskriptif
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah good corporate governance, earnings management dan turn assets turnover memiliki pengaruh
secara simultan maupun parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011. Adapun
Universitas Sumatera Utara
yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusional, jumlah dewan komisaris, komposisi dewan komisaris, kualitas audit,
kepemilikan manajerial, dan komite audit, earnings management dan turn assets turnover. Analisis deskriptif masing-masing variabel dapat dilihat dari tabel
berikut ini:
Tabel 5.5 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum
Mean Std.
Deviation Statistic
Statistic Statistic
Statistic Std. Error
Statistic KI
51 44.65
91.00 74.6157
1.76918 12.63448
JDK 51
5.00 10.00
6.9020 .20818
1.48667 KA
51 .25
.50 .3577
.01387 .09905
KM 51
.00 1.00
.3922 .06905
.49309 KUA
51 .00
1.00 .9216
.03802 .27152
TATO 51
.01 1.75
.3530 .05696
.40680 EM
51 -69.60
33.55 -3.0094
2.15239 15.37115
PBV 51
.22 3.70
1.2793 .12590
.89909 Valid N listwise
51
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah SPSS 19
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa variabel kepemilikan institusional memiliki nilai minimum di 44.65 yang dimiliki oleh emiten NIKL
Pelat Timah Nusantara Tbk dan nilai maksimum berada di 91.00 dimiliki oleh emiten BRNA Berlina Tbk, sedangkan mean memiliki nilai 74.6157 serta
standar deviasi berada di kisaran 12.63. Dengan rata-rata kepemilikan saham institusional adalah sebesar 74.6157 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan jumlah dewan komisaris memiliki nilai minimum di 5.00 yang dimiliki oleh emiten AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk dan nilai
maksimum berada di 10.00 yang dimiliki oleh emiten
EKAD Ekadharma International Tbk, dengan mean sebesar 6.9 sedangkan untuk standar deviasi berada di 1.48. Dengan rata-rata jumlah dewan komisaris adalah
6.9 atau 7 orang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011.
Komite Audit memiliki nilai minimum di 0.25 yaitu pada emiten NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk dan nilai maksimum berada di 0.50 yaitu
pada emiten ADES Akasha Wira International Tbk, dengan nilai mean adalah sebesar 0.3577 sedangkan untuk standar deviasi berada di 0.99. Dengan nilai rata-
rata komite audit 0.3577 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011.
Kepemilikan manajerial memiliki nilai minimum di 0.00 dan nilai maksimum berada di 1.00, mean adalah sebesar 0.3922 sedangkan untuk standar
deviasi berada di 0.493. Kepemilikan manajerial diukur dengan memakai variabel dummy dimana jika perusahaan memiliki saham manajerial dinilai dengan angka
satu, sedangkan yang tidak memiliki saham manajerial dinilai dengan angka nol. Dalam penelitian ini yang memiliki saham manajerial adalah sebanyak 20
perusahaan sedangkan 31 perusahaan lainnya tidak memiliki saham manajerial. Dengan nilai rata-rata kepemilikan manajerial adalah 0.3922 atau rata-rata emiten
tidak memiliki saham manajerial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011.
Universitas Sumatera Utara
Kualitas Audit memiliki nilai minimum di 0.01 dan nilai maksimum berada di 1.75, mean adalah sebesar 0.9216 sedangkan untuk standar deviasi
berada di 0.27. Kualitas audit diukur dengan memakai variabel dummy dimana jika perusahaan diaudit oleh Big Four dinilai dengan angka satu, sedangkan yang
tidak diaudit oleh Big Four dinilai dengan angka nol. Dalam penelitian ini yang diaudit oleh Big Four adalah sebanyak 47 perusahaan sedangkan 4 perusahaan
lainnya tidak diaudit oleh Big Four. Dengan nilai rata-rata adalah sebesar 0.9216 atau hampir keseluruhan emiten diaudit oleh auditor dari Big Four pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011.
Earnings Management memiliki nilai minimum di - 69.60 yaitu emiten NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk dan nilai maksimum berada di 33.55 yaitu
emiten JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk, nilai mean adalah sebesar – 3.00 sedangkan untuk standar deviasi berada di kisaran 15.37. Dengan nilai rata-rata
earnings management pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011 adalah sebesar – 3.00.
Variabel Turn Assets Turnover memiliki nilai minimum di 0.01 yaitu emiten CNTB Asuransi Harta Aman Pratama Tbk dan nilai maksimum berada di
1.75 yaitu emiten FASW Fajar Surya Wisesa Tbk, dengan mean sebesar 0.35 sedangkan untuk standar deviasi berada di kisaran 0.40. Dengan nilai rata-rata
turn assets turnover sebesar 0.35 atau rata-rata perputaran assets perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011 rendah
Universitas Sumatera Utara
karena lebih kecil dari dua. Sedangkan untuk standart industry, nilai TATO adalah dua Kasmir, 2008.
Variabel Price to Book Value memiliki nilai minimum di 0.22 yaitu emiten SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk dan nilai maksimum berada di 3.7 yang
dimiliki oleh emiten INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk, dengan nilai mean adalah sebesar 1.2793 sedangkan untuk standar deviasi berada di kisaran 0.89.
Nilai rata-rata Price to Book Value perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011 adalah 1.2793 dengan standar deviasi 0.89.
5.1.3 Uji Asumsi Klasik