Apabila 1.0  Mu  id maka dihitung:
Standar  derajat  penyebaran  Morisita  Ip  mempunyai  interval  -1,0 –  1,0
dengan taraf kepercayaan 95 pada batas 0,5 dan -0,5. Nilai Ip digunakan untuk menunjukkan  kecenderungan  pola  penyebaran  spesies  tumbuhan  asing  invasif
pada suatu komunitas tumbuhan di Cagar Alam Kamojang dengan selang nilai: Ip = 0, menunjukkan pola sebaran acak random
Ip  0, menunjukkan pola penyebaran mengelompok clumped Ip  0, menunjukkan pola penyebaran merata uniform
3.5.2 Pola penyebaran spasial spesies tumbuhan asing invasif yang dominan
Posisi GPS lokasi  terdapatnya spesies tumbuhan asing invasif di-upload ke dalam file text delimated .txt di dalam program Ms. Excel 2007. Data mengenai
jumlah  individu  spesies  di  dalam  petak  ukur  diinterpolasikan  dengan menggunakan metode inverse distance weighted IDW dan metode kriging. Hasil
interpolasi  sebaran  jumlah  individu  dari  kedua  metode  tersebut  dibandingkan dengan sebaran jumlah individu sebenarnya sehingga diperoleh data spasial secara
keseluruhan yang lebih sesuai dengan kondisi di lapangan.
3.5.2.1 Metode interpolasi Inverse Distance Weighted IDW
Metode interpolasi IDW merupakan metode pendugaan nilai yang sederhana dengan  mempertimbangkan  nilai  di  sekitarnya  NCGIA  1997.  Asumsi  dari
metode ini adalah nilai interpolasi akan lebih mirip pada data sampel  yang lebih dekat  daripada  data  sampel  yang  lebih  jauh.  Metode  ini  menganalisis  titik
pengamatan  dalam  suatu  ruang  ketetanggaan  yang  menggambarkan  kemiripan diantara  titik-titik  tersebut.  Teknik  pencarian  yang  digunakan  adalah  dengan
menetapkan  jumlah  titik  observasi  yang  berada  di  sekitarnya  atau  menggunakan teknik  pencarian  dalam  radius  tertentu.  Nilai  Z  untuk  setiap  titik  kemudian
diboboti  dengan  kuadrat  jarak  sehingga  nilai  yang  dekat  secara  spasial  akan cenderung dipengaruhi nilai pada titik yang diamati.
Pramono  2008  menyatakan  bahwa  kekurangan  dari  metode  IDW  adalah nilai  hasil  interpolasi  terbatas  pada  nilai  yang  ada  pada  data  sampel.  Nilai
interpolasi  yang  dihasilkan  tidak  bisa  lebih  kecil  dari  minimum  atau  lebih  besar dari data sampel karena metode ini menggunakan rata-rata dari data sampel. Oleh
karena itu, untuk mendapatkan hasil interpolasi yang baik, maka sampel data yang digunakan harus lebih rapat.
3.5.2.2 Metode interpolasi Kriging
Metode interpolasi kriging merupakan metode pendugaan nilai yang bersifat stochastic atau pendugaan nilai dilakukan secara statistik untuk menghasilkan data
interpolasi  Pramono  2008.  Asumsi  dari  metode  ini  yaitu  jarak  dan  orientasi antara  sampel  data  menunjukkan  korelasi  spasial  dan  memiliki  sebuah  tren.
Metode  ini  menggunakan  semivariogram  yang  merepresentasikan  perbedaan spasial dan nilai diantara pasangan sampel data. Apabila diketahui korelasi spasial
jarak  dan  orientasi  data  maka  pendugaan  nilai  dengan  menggunakan  metode interpolasi kriging dapat dilakukan dengan tepat.
Perbandingan  antara  metode  interpolasi  IDW  dengan  kriging  dilakukan untuk  mengetahui  metode  yang  paling  sesuai  dalam  menduga  sebaran  jumlah
individu  dengan  melihat  koefisien  determinasi  R
2
yang  dihasilkan  dari  plot scatter. Drapper dan Smith 1992 menyatakan koefisien determinasi merupakan
koefisien  yang  mengukur  proporsi  keragaman  atau  variasi  total  disekitar  nilai tengah  Y  yang  dapat  dijelaskan  oleh  regresi  yang  dihasilkan  atau  dalam  hal  ini
koefisien determinasi menjelaskan keragaman pada hasil metode interpolasi yang diperoleh  dari  fungsi  regresi  antara  dugaan  jumlah  individu  berdasarkan  hasil
interpolasi  dengan    jumlah  individu  di  lapangan.  Semakin  besar  nilai  koefisien determinasi  maka  semakin  besar  pula  keragaman  yang  dapat  dijelaskan  oleh
fungsi yang dihasilkan.
3.5.3 Pengaruh  jarak  dari  jalan  terhadap  sebaran  jumlah  individu  spesies