mampu  menjelaskan  keragaman  jumlah  individu  yang  sebenarnya  dengan  cukup tinggi  daripada  metode  kriging  sehingga  lebih  sesuai  untuk  digunakan.  Hal  ini
sesuai  dengan  hasil  penelitian  Prasasti  et  al.  2005  dan  Pramono  2008  yang menyatakan  bahwa  metode  interpolasi  IDW  memberikan  hasil  interpolasi  yang
akurat dibandingkan dengan metode interpolasi  kriging. Metode interpolasi IDW yang lebih baik dalam menduga sebaran jumlah individu spesies tumbuhan asing
invasif diduga karena sampel data sebaran jumlah individu yang digunakan cukup rapat dan teratur.
5.3.3 Pola sebaran spasial spesies tumbuhan asing invasif dominan
1. Kirinyuh Austroeupatorium inulifolium
Pola  sebaran  spasial  dari  spesies  A.  inulifolium  di  Cagar  Alam  Kamojang memiliki  pola  sebaran  yang  merata  di  seluruh  areal  pengamatan.  Pola  sebaran
spasial  A. inulifolium  yang  merata  di  areal  pengamatan  dapat  dilihat  dari  jumlah individu  yang  berkisar  diantara  20  sampai  dengan  39  individu  per  plot
pengamatan  atau  sekitar  8.000 –  15.600  individu  per  hektar.  Pendugaan  jumlah
individu  A.  inulifolium  pada  areal  pengamatan  berdasarkan  hasil  interpolasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 26.
Gambar 26 Peta  sebaran  spasial  Austroeupatorium  inulifolium  di  Cagar  Alam
Kamojang.
Hubungan  antara  jarak  dari  jalan  dengan  sebaran  jumlah  individu  A. inulifolium dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil
analisis  regresi  linier  sederhana  menunjukkan  hubungan  antara  jarak  dari  jalan dengan sebaran jumlah individu difungsikan seperti pada Gambar 27.
Jarak Ju
m la
h I
n d
iv id
u
250 200
150 100
50 50
40 30
20 10
S 9.02122
R-Sq 8.3
R-Sqadj 6.3
Jumlah Individu =  20.91 + 0.05461 Jarak
Gambar 27  Hasil  analisis  regresi  linier  pada  hubungan  antara  jarak  dari  jalan dengan  sebaran  jumlah  individu  A.  inulifolium  di  Cagar  Alam
Kamojang. Model  persamaan  yang  diperoleh  dari  hasil  analisis  regresi  pengaruh  jarak
jalan  terhadap  sebaran  jumlah  individu  A.  inulifolium  yaitu  y  =  20,91  +  0,055x dengan distribusi sisaan tersebar normal Lampiran 5A. Pengujian f dengan taraf
kepercayaan  95  menunjukkan  bahwa  model  persamaan  yang  diperoleh signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,
043 lebih kecil dari nilai α sebesar 5  Lampiran  6A.  Model  persamaan  yang  signifikan  diinterpretasikan  bahwa
jarak  dari  jalan  memiliki  pengaruh  yang  signifikan  terhadap  sebaran  jumlah individu  A.  inulifolium.  Model  persamaan  yang  menunjukkan  adanya  pengaruh
jarak  jalan  terhadap  sebaran  jumlah  individu  A.  inulifolium  diperkuat  oleh  uji  t- student  yang  menghasilkan  nilai  signifikansi  lebih  kecil  daripada  nilai  taraf
kepercayaan 95 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa sebaran jumlah individu A. inulifolium dipengaruhi oleh jarak dari jalan.
2. Teklan Ageratina riparia
Pola sebaran spasial A. riparia di Cagar Alam Kamojang berdasarkan hasil interpolasi  mengelompok  pada  daerah  tertentu  dengan  jumlah  individu  yang
cukup  bervariasi  Gambar  28.  Jumlah  individu  A.  riparia  di  area  pengamatan berdasarkan hasil interpolasi sebagian besar berjumlah sekitar 8 sampai dengan 32
individu  per  plot  pengamatan  atau  sekitar  20.000 –  80.000  individu  per  hektar
Gambar  28.  Jumlah  individu  A.  riparia  yang  sangat  banyak  didukung  oleh kemampuan  reproduksi  dari  spesies  ini  yang  sangat  baik  yaitu  mampu
menghasilkan  7000  sampai  dengan  10.000  biji  per musim  dapat  tersebar  dengan luas oleh angin, air atau satwa Zancola et al. 2000.
Gambar 28  Peta sebaran spasial Ageratina riparia di Cagar Alam Kamojang. Hubungan antara peubah jarak dari jalan dengan sebaran jumlah individu A.
riparia  berdasarkan  hasil  analisis  regresi  linier  sederhana  menghasilkan  model persamaan yaitu Ln y = 3.308 + 0,45 Ln x. Fungsi lon Ln pada persamaan yang
dihasilkan merupakan transformasi data untuk menghasilkan data sisaan residual yang terdistribusi secara normal Lampiran 5.
Ln Jarak L
n j
u m
la h
i n
d .
5.5 5.0
4.5 4.0
3.5 3.0
4.5 4.0
3.5 3.0
2.5
S 0.465898
R-Sq 0.3
R-Sqadj 0.0
Ln jumlah ind. =  3.038 + 0.0452 Ln Jarak
Gambar 29  Hasil  analisis  regresi  linier  pada  hubungan  antara  jarak  dari  jalan dengan  sebaran  jumlah  individu  A.  riparia  di  Cagar  Alam
Kamojang. Model  persamaan  yang  dihasilkan  tidak  memiliki  signifikansi  yang  nyata
berdasarkan  nilai  signifikansi  yang  diperoleh  dari  pengujian  f  dan  pengujian  t. Nilai signifikansi pada uji f dan uji t sebesar 0,709
lebih besar dari nilai α sebesar 0,05  sehingga  diperoleh  kesimpulan  bahwa  peubah jarak  dari  jalan  dalam model
persamaan  yang  dihasilkan  tidak  mempengaruhi  sebaran  jumlah  individu  A. riparia Lampiran 6B.
Penyebaran spasial A. riparia yang tidak dipengaruhi oleh faktor jarak dari jalan  diduga  dipengaruhi  oleh  faktor  lainnya  seperti  faktor  kemampuan
penyebaran benih, ketinggian tempat atau penutupan lahan. Fröhlich  et al. 2000 menyatakan  bunga  A.  riparia  dapat  tersebar  dengan  mudah  oleh  air  dan  angin
sehingga  dapat  menyebar  dengan  cepat  ke  daerah  yang  lebih  luas.  Spesies  A. riparia  yang  terdapat  di  Cagar  Alam  Kamojang  diduga  memiliki  kemampuan
penyebaran biji yang optimal sehingga telah menyebar dengan luas ke daerah lain dan tidak dipengaruhi oleh faktor jarak dari jalan.
3. Saliara Lantana camara
Spesies  L.  camara  pada  area  pengamatan  di  Cagar  Alam  Kamojang memiliki pola sebaran spasial yang berbeda dari spesies A. inulifolium. Spesies L.
camara  merupakan  salah  satu  spesies  tumbuhan  asing  invasif  yang  cukup
dominan  di  Cagar  Alam  Kamojang,  namun  pola  sebaran  spasial  L.  camara berkelompok  di  beberapa  area  pengamatan  dengan  kondisi  tertentu.  Sebaran
jumlah  individu  L.  camara  berdasarkan  hasil  interpolasi  lebih  didominasi  pada kisaran 2 sampai dengan 7 individu per plot pengamatan atau sekitar 800
– 2.800 individu per hektar Gambar 30.
Gambar 30  Peta sebaran spasial Lantana camara di Cagar Alam Kamojang. Spesies L. camara memiliki pola sebaran  yang mengelompok  pada kondisi
area  yang  terbuka  dengan  ketinggian  tempat  yang  tidak  terlalu  tinggi.  Di  Cagar Alam Kamojang, L. camara banyak ditemukan di lokasi yang berdekatan dengan
sumur gas atau di tepi jalan. Pada Gambar 30, sebaran jumlah individu L. camara terlihat  lebih  banyak  ditemukan  pada  tiga  segmen  plot  pengamatan  daripada
daerah dua segmen plot pengamatan yang lainnya. Hal ini diduga disebabkan oleh dominansi  dari  spesies  tumbuhan  asing  invasif  lainnya  seperti  A.  inulifolium
sehingga spesies L. camara tidak mampu bersaing pada kondisi habitat yang telah diinvasi oleh spesies tersebut.
Hubungan antara jarak dari jalan dengan sebaran jumlah individu L. camara berdasarkan  analisis  regresi  menghasilkan  model  persamaan  Ln  y  =  Ln  3,545
– 0,302  Ln  x  Gambar  31.  Nilai  signifikansi  pada  pengujian  f  dan  pengujian  t
menghasilkan keputusan bahwa model persamaan yang dihasilkan tidak signifikan nilai signifikan lebih besar daripada α sebesar 5. Model persamaan yang tidak
signifikan  menunjukkan  bahwa  peubah  jarak  dari  jalan  tidak  mempengaruhi sebaran jumlah individu L. camara Lampiran 6C.
Ln Jarak L
n J
u m
la h
i n
d iv
id u
5.0 4.5
4.0 3.5
3.0 3.25
3.00 2.75
2.50 2.25
2.00 1.75
1.50
S 0.503626
R-Sq 11.4
R-Sqadj 6.2
Ln Jumlah individu =  3.545 - 0.3022 Ln Jarak
Gambar 31  Hasil  analisis  regresi  linier  pada  hubungan  antara  jarak  dari  jalan dengan  sebaran  jumlah  individu  L.  camara  di  Cagar  Alam
Kamojang. Sebaran  jumlah  individu  L.  camara  yang  tidak  dipengaruhi  oleh  jarak  dari
jalan  dapat  terlihat  dari  pola  sebaran  spasial  spesies  ini  yang  ditunjukkan  pada Gambar  31.  Spesies  L.  camara  di  Cagar  Alam  Kamojang  lebih  banyak
terdistribusi pada daerah yang lebih terbuka dengan kondisi lapangan yang cukup datar. Penyebaran spasial L. camara diduga dipengaruhi oleh faktor yang lainnya
seperti faktor biologi dan ekologi L. camara, kondisi lingkungan dan kemampuan penyebaran biji Day et al. 2003; Kohli et al. 2009.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Spesies  tumbuhan  asing  invasif  di  Cagar  Alam  Kamojang  teridentifikasi
sebanyak 13 spesies dari 8 famili yaitu Ageratum conyzoides Asteraceae, Rubus moluccanus Rosaceae, Clidemia hirta Melastomaceae, Cynodon
dactylon  Poaceae,  Panicum  repens  Poaceae,  Mimosa  pudica Fabaceae,  Mimosa  pigra  Fabaceae,  Austroeupatorium  inulifolium
Asteraceae,  Passiflora  edulis  Passifloraceae,  Lantana  camara Verbenaceae,  Mikania  micrantha  Asteraceae,  Piper  aduncum
Piperaceae dan Ageratina riparia Asteraceae. Berdasarkan indeks nilai pentingnya,  spesies  tumbuhan  invasif  yang  mendominasi  di  Cagar  Alam
Kamojang terdiri dari A. inulifolium 67,37, A. riparia 46,15 dan L. camara 15,37.
2. Pola  sebaran  spasial  spesies  tumbuhan  asing  invasif  berdasarkan  indeks
Morisita dan hasil interpolasi IDW cenderung mengelompok pada kondisi kawasan  yang  relatif  terbuka  kecuali  untuk  spesies  A.  inulifolium  yang
menyebar secara merata di Cagar Alam Kamojang. 3.
Faktor  jarak  dari  jalan  hanya  mempengaruhi  sebaran  jumlah  individu  A. inulifolium  dengan  model  persamaan  y  =  20,911  +  0,055x,  sedangkan
faktor  jarak  dari  jalan  tidak  mempengaruhi  sebaran  jumlah  individu spesies A. riparia dan L. camara  di Cagar Alam Kamojang.
6.2 Saran
1. Perlu  dilakukan  upaya  pengendalian  secara  manual  terhadap  spesies
tumbuhan asing invasif terutama spesies A. inulifolium, A. riparia dan L. camara di lokasi yang memiliki permudaan spesies pohon lokal di Cagar
Alam Kamojang. 2.
Perlu  dilakukan  penelitian  lanjutan  mengenai  distribusi  spesies  tumbuhan asing  invasif  berdasarkan  ketinggian  tempat  dan  kondisi  keterbukaan
lahan.