Keanekaragaman spesies tumbuhan asing invasif

meteran, tambang, kompas, phiband, tallysheet, panduan lapang tumbuhan asing invasif, koran bekas, label etiket dan kalkulator.

3.3 Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari data keanekaragaman dan pola penyebaran spasial spesies tumbuhan asing invasif sedangkan data sekunder berupa data kondisi umum Cagar Alam Kamojang yang terdiri dari kondisi biofisik dan sosial ekonomi masyarakat di sekitar kawasan. Jenis data yang dikumpulkan secara rinci disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian No. Jenis DataInformasi yang Dikumpulkan Aspek yang Dikaji Sumber Data Metode 1. Keanekaragaman spesies tumbuhan asing invasif Spesies, jumlah individu, frekuensi, dominansi Pengamatan langsung di lapangan Analisis vegetasi 2. Penyebaran spasial spesies tumbuhan asing invasif Titik sebaran spesies tumbuhan asing invasif Pengamatan langsung di lapangan Penandaan titik sebaran dengan GPS 3. Kondisi umum kawasan Kondisi fisik, kondisi biologis, kondisi sosial ekonomi, peta kawasan Rencana Pengelolaan CAK 2005-2020 Studi literatur

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Keanekaragaman spesies tumbuhan asing invasif

Analisis vegetasi dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman spesies tumbuhan asing invasif dengan menggunakan metode petak ganda yang ditetapkan secara purposive sampling di lokasi yang terganggu misalnya jaringan jalan Gambar 2. Panjang lokasi yang digunakan sebesar 500 m dan terbagi menjadi lima segmen dengan jarak antar segmen sebesar 100 meter. Pada setiap segmen diletakkan petak ukur masing-masing berukuran 20 x 20 meter dan terbagi ke dalam beberapa ukuran. Petak ditempatkan di kiri dan kanan jaringan jalan dengan jumlah petak ukur masing-masing berjumlah 5 petak sehingga jumlah total petak ukur sebanyak 50 petak. Peletakan petak ukur dilakukan secara sistematik dengan jarak titik pusat antar petak sebesar 50 meter. Gambar 2 Ilustrasi analisis vegetasi menggunakan metode petak ganda yang digunakan di Cagar Alam Kamojang. Keterangan Gambar 2: a. Petak ukur semai 2 m x 2 m, yaitu anakan dengan tinggi 1,5 m. Selain itu, dicatat juga spesies tumbuhan bawah, semak, terna atau liana. b. Petak ukur pancang 5 m x 5 m, yaitu anakan dengan tinggi 1,5 m dan diameter batangnya 10 cm. Selain itu, dicatat juga semak, perdu atau terna dengan tinggi 1,5 m. c. Petak ukur tiang 10 m x 10 m, yaitu diameter batang antara 10 cm – 19,9 cm. d. Petak ukur pohon 20 m x 20 m, yaitu pohon yang diameter batangnya ≥ 20 cm. Titik awal 50 m 50 m Base line 100 m 100 m 100 m a b c d Parameter yang diambil dalam pengamatan vegetasi pada seluruh tingkat pertumbuhan meliputi: 1. Spesies, jumlah individu dan diameter untuk tingkat pohon dan tiang. 2. Spesies dan jumlah individu untuk tingkat pancang, semai dan tumbuhan bawah tumbuhan selain permudaan pohon termasuk liana dan semak belukar. Identifikasi spesies tumbuhan dilakukan untuk mengetahui nama lokal dan nama ilmiah dari spesies tumbuhan yang ditemukan di lokasi penelitian. Spesies tumbuhan yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian dibuatkan herbariumnya. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembuatan herbarium ini adalah: 1. Mengambil contoh herbarium yang terdiri dari ranting lengkap dengan daunnya apabila terdapat bunga atau biji sebaiknya diikutsertakan. Pengambilan contoh herbarium dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan analisis vegetasi. 2. Contoh herbarium dipotong dengan panjang kurang lebih 40 cm atau disesuaikan dengan ukuran tumbuhan. 3. Contoh herbarium dimasukkan ke dalam kertas koran dengan disertakan etiket yang berukuran 3 cm x 5 cm. Etiket berisikan keterangan mengenai nomor spesies, nama lokal, lokasi pengumpulan dan nama pengumpul kolektor. 4. Selanjutnya beberapa herbarium disusun di atas sasak yang terbuat dari bambu dan disemprot dengan alkohol 70. 5. Herbarium kemudian dijemur dengan sinar matahari dan disemprot kembali dengan alkohol 70. 6. Herbarium yang telah kering lengkap dengan keterangan-keterangan yang diperlukan kemudian diidentifikasi nama ilmiahnya.

3.4.2 Identifikasi spesies tumbuhan asing invasif