Alam Kamojang. Penyebaran spesies tumbuhan asing invasif yang mengelompok terkait  dengan  karakteristik  spesies  tersebut.  Spesies  tumbuhan  asing  invasif
berkembang secara masif pada daerah-daerah yang sudah terganggu seperti daerah hutan  yang  terbuka.  Sifat  sebagian  besar  spesies  tumbuhan  asing  invasif  yang
tidak dapat tumbuh di bawah naungan intoleran diduga menjadi salah satu faktor yang  mempengaruhi  bentuk  sebaran  spesies  tumbuhan  asing  invasif
mengelompok  pada  kondisi  daerah  tertentu  Rejmanek  2000  diacu  dalam Radosevich  et  al.  2007.  Spesies  A.  inulifolium  yang  menyebar  merata
berdasarkan indeks Morisita diduga disebabkan oleh kemampuan spesies ini yang telah  berhasil  bernaturalisasi  dan  menginvasi  di  Indonesia  termasuk  ekosistem
vegetasi di Cagar Alam Kamojang McFayden 2003.
5.3.2 Perbandingan hasil interpolasi dengan menggunakan metode IDW dan
metode kriging
Metode  interpolasi  merupakan  metode  pendugaan  nilai  dari  suatu  daerah yang  tidak  diamati  berdasarkan  nilai  pada  daerah  yang  diamati  Pramono  2008.
Pendugaan  nilai  sebaran  jumlah  individu  spesies  tumbuhan  asing  invasif dilakukan  dengan  menggunakan  dua  metode  interpolasi  yaitu  metode  interpolasi
inverse  distance  weighted  IDW  dan  metode  kriging.  Perbandingan  kedua metode interpolasi ini dalam menduga sebaran jumlah individu spesies tumbuhan
asing  invasif  di  Cagar  Alam  Kamojang  ditunjukkan  dengan  nilai  koefisien determinasi  R
2
Lampiran  4.  Nilai  koefisien  determinasi  kedua  metode interpolasi  pada  masing-masing  spesies  tumbuhan  asing  invasif  yang  dominan
ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7  Nilai  koefisien  determinasi  metode  interpolasi  IDW  dan  kriging  pada
masing-masing spesies tumbuhan asing invasif yang dominan
No. Spesies tumbuhan asing invasif
dominan Koefisien determinasi R
2
IDW Kriging
1. Austroeupatorium inulifolium
0,903 0,855
2. Ageratina riparia
0,874 0,764
3. Lantana Camara
0,849 0,808
Koefisien  determinasi  yang  dihasilkan  oleh  metode  interpolasi  IDW  pada setiap  spesies  tumbuhan  asing  invasif  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  nilai
koefisien determinasi pada metode interpolasi kriging. Pendugaan sebaran jumlah individu  spesies  tumbuhan  asing  invasif  dengan  menggunakan  metode  IDW
mampu  menjelaskan  keragaman  jumlah  individu  yang  sebenarnya  dengan  cukup tinggi  daripada  metode  kriging  sehingga  lebih  sesuai  untuk  digunakan.  Hal  ini
sesuai  dengan  hasil  penelitian  Prasasti  et  al.  2005  dan  Pramono  2008  yang menyatakan  bahwa  metode  interpolasi  IDW  memberikan  hasil  interpolasi  yang
akurat dibandingkan dengan metode interpolasi  kriging. Metode interpolasi IDW yang lebih baik dalam menduga sebaran jumlah individu spesies tumbuhan asing
invasif diduga karena sampel data sebaran jumlah individu yang digunakan cukup rapat dan teratur.
5.3.3 Pola sebaran spasial spesies tumbuhan asing invasif dominan