4.3 Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk di Sekitar Kawasan
Masyarakat di sekitar kawasan Cagar Alam Kamojang meliputi desa-desa di wilayah  Kecamatan  Ibun,  Kecamatan  Paseh,  Kecamatan  Pacet  yang  berada  di
Kabupaten  Bandung  dan  Kecamatan  Tarogong  Kaler,  Kecamatan  Pasir  Wangi serta  Kecamatan  Leles  yang  berada  di  Kabupaten  Garut.  Anonim  2005
menyatakan jumlah penduduk yang berada di sekitar kawasan cagar alam  sekitar ± 168.548 jiwa dan tersebar di wilayah Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung.
Sebagian besar mata pencaharian penduduk di wilayah tersebut sebagai petani dan buruh  tani.  Mata  pencaharian  warga  di  sekitar  kawasan  cagar  alam  berupa
pedagang, buruh bangunan dan pegawai negeri sipil. Penggunaan  lahan  yang  berada  di  sekitar  kawasan  cagar  alam  sebagian
besar masih berupa hutan lindung. Lahan di sekitar kawasan pun digunakan untuk hutan produksi terbatas, hutan dapat dikonversi, sawah irigasi, sawah tadah hujan,
ladang, perkebunan dan pemukiman. Keberadaan lahan hutan yang telah ada sejak dahulu mulai terganggu akibat konversi lahan menjadi lahan pertanian.
4.4 Pemanfaatan Sumberdaya Panas Bumi di CATWA Kamojang
Ladang panas bumi Kamojang merupakan salah satu daerah kerja Pertamina Unit  EP  III  yang  berlokasi  di  daerah  Jawa  Barat.  Daerah  potensial  panas  bumi
Kamojang  memiliki  luas  wilayah  ±  21  Km
2
.  Kaldera  Kamojang  merupakan wilayah  vulkanis  yang  berada  di  dalam  gugusan  Gunung  Guntur  dan  Masigit.
Pada  tanggal  29  Januari  1983,  daerah  panas  bumi  Kamojang  diresmikan  oleh Direktur  Eksplorasi  dan  Produksi  Pertamina  menjadi  Lapangan  Panas  Bumi
Kamojang  sebagai  lapangan  produksi  panas  bumi  pertama  dan  dimulainya  era pemanfaatan  panas  bumi  di  Indonesia.  Ladang  panas  bumi  Kamojang  dikelola
oleh PT. Pertamina Area Geothermal sebagai unit bisnis dari Pertamina Direktorat Hulu  yang  memproduksi  dan  mendistribusi  uap  ke  konsumen  yaitu  Perusahaan
Listrik Negara Indonesian Power sebagai single buyer. Area  produksi  panas  bumi  kamojang  yang  memiliki  luas  daerah  potensial
sebesar  21  Km
2
meliputi  kawasan  Cagar  Alam  dan  Taman  Wisata  Alam  Kawah Kamojang.  Untuk  mengoptimalkan  produksi  panas  bumi  dari  kawah  Kamojang,
maka  pihak  pertamina  mengajukan  izin  pemanfaatan  pada  kawasan  konservasi
tersebut melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.022Kpts – II84 tentang
Ijin Penggunaan Sebagian Cagar Alam Kamojang Untuk Kegiatan Eksplorasi dan Produksi Panas Bumi Oleh Pertamina unit EP III. Ketetapan tersebut memutuskan
untuk  memberikan  izin  kegiatan  eksplorasi  dan  produksi  panas  bumi  di  dalam Cagar  Alam  Kamojang  selama  lima  belas  tahun  dengan  status  pinjam  pakai  dan
dapat  diperpanjang  kembali  selama  PT.  Pertamina  melaksanakan  ketentuan- ketentuan yang telah ditetapkan. Pada tahun 1996, Pertamina mengajukan kembali
pemanfaatan  kawasan  Taman  Wisata  Alam  Kawah  Kamojang  seluas  ±  12  Ha melalui  Surat  No.1141Kwl
–  61995  dan  disetujui  oleh  Menteri  Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 341Menhut
– VII1996 dengan status  pinjam  pakai  selama  20  tahun  dan  diadakan  evaluasi  paling  sedikit  setiap
lima tahun sekali Anonim 2005.
4.5 Permasalahan Kawasan