tersebut melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.022Kpts – II84 tentang
Ijin Penggunaan Sebagian Cagar Alam Kamojang Untuk Kegiatan Eksplorasi dan Produksi Panas Bumi Oleh Pertamina unit EP III. Ketetapan tersebut memutuskan
untuk  memberikan  izin  kegiatan  eksplorasi  dan  produksi  panas  bumi  di  dalam Cagar  Alam  Kamojang  selama  lima  belas  tahun  dengan  status  pinjam  pakai  dan
dapat  diperpanjang  kembali  selama  PT.  Pertamina  melaksanakan  ketentuan- ketentuan yang telah ditetapkan. Pada tahun 1996, Pertamina mengajukan kembali
pemanfaatan  kawasan  Taman  Wisata  Alam  Kawah  Kamojang  seluas  ±  12  Ha melalui  Surat  No.1141Kwl
–  61995  dan  disetujui  oleh  Menteri  Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 341Menhut
– VII1996 dengan status  pinjam  pakai  selama  20  tahun  dan  diadakan  evaluasi  paling  sedikit  setiap
lima tahun sekali Anonim 2005.
4.5 Permasalahan Kawasan
Beberapa  permasalahan  yang  terdapat  di  kawasan  Cagar  Alam  Kamojang baik yang berasal dari faktor eksternal maupun internal yaitu Anonim 2005:
a. Adanya  Perambahan  areal  hutan  untuk  pertanian  kemudian  ditinggalkan
oleh penggarap
sistem pertanian
ladang berpindah
sehingga menyebabkan  areal  hutan  terbuka  dan  menyebabkan  fungsi  kawasan
berkurang. b.
Kesadaran  masyarakat  di  sekitar  kawasan  terhadap  lingkungan  masih rendah.  Hal  ini  dilatarbelakangi  juga  oleh  rata-rata  tingkat  pendidikan
masyarakat  yang  masih  rendah  dan  ketergantungan  terhadap  sumberdaya alam di sekitar kawasan cukup tinggi.
c. Perambahan  dan  kebakaran  hutan  akibat  krisis  moneter  dan  tidak
teralokasinya  masyarakat  untuk  ikut  serta  dalam  program  tumpangsari  di lahan  hutan  produksi.  Tingkat  perambahan  paling  tinggi  terjadi  di  tepi
kawasan terutama di sekitar Blok Cihijo. d.
Pencurian  kayu  terjadi  di  daerah  berhutan  lebat  kawasan  Cagar  Alam Kamojang.  Kayu-kayu  yang  menjadi  sasaran  pencurian  diantaranya
saninten  Castanopsis  argentea,  rasamala  Altingia  excelsa,  kibeureum Toona sureni, puspa Schima wallichii, tebe Sloanea sigun.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Komposisi Tumbuhan
5.1.1 Komposisi famili dan spesies
Komposisi  tumbuhan  berdasarkan  hasil  analisis  vegetasi  teridentifikasi sebanyak  86  spesies  tumbuhan  dari  50  famili  Lampiran  1.  Sebagian  besar
spesies  yang  teridentifikasi  merupakan  famili  Poaceae  dengan  jumlah  spesies sebanyak 6 spesies sedangkan famili  yang lainnya memiliki jumlah spesies  yang
berkisar diantara 3 sampai dengan 5 spesies Gambar 4.
Gambar 4  Sebelas famili yang memiliki jumlah spesies ≥ 3.
Spesies  yang  termasuk  kedalam  famili  Poaceae  di  lokasi  penelitian diantaranya  alang-alang  Imperata  cylindrica,  jampang  Eleusine  indica,
jampang  kawat  Cynodon  dactylon,  jampang  piit  Panicum  colonum,  jukut lampuyang  Panicum  repens  dan  kaso  Saccharum  spontaneum.  Menurut
Sastroutomo 1990 beberapa spesies dari famili Poaceae merupakan gulma bagi tanaman  perkebunan  seperti  alang-alang  I.  cylindrica,  jampang  E.  indica,
jampang  kawat  C.  dactylon,  jukut  lampuyang  P.  repens  dan  jukut  pait Axonopus compressus.
1 2
3 4
5 6
Poaceae
Asteraceae Urticaceae
Lauraceae Arecaceae
Euphorbiaceae Fagaceae
Melastomaceae Meliaceae
Moraceae Rubiaceae
Jumlah spesies
F am
il i