Tingkat Pendidikan Faktor yang Memengaruhi Kemiskinan
Rumah tangga miskin akan kesulitan untuk membiayai anak-anaknya sekolah sehingga akan melahirkan generasi selanjutnya yang berpendidikan rendah dan
menimbulkan kemiskinan baru. Dengan demikian, salah satu upaya untuk menurunkan tingkat kemiskinan sekaligus memotong rantai kemiskinan adalah
dengan meningkatkan pendidikan penduduk miskin sebab penduduk dapat berperan optimal sebagai sumberdaya manusia yang berkualitas dalam usaha
memajukan perekonomian dan menanggulangi kemiskinan jika diberikan bekal pendidikan dan keterampilan yang memadai.
Hasil estimasi pada Tabel 8, juga sesuai dengan hipotesis dan teori pertumbuhan endogen. Pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia melalui perannya dalam meningkatkan pengetahuan, keahlian dan ketrampilan seseorang. Peningkatan pengetahuan dan keahlian akan mendorong
peningkatan produktivitas kerja dan meningkatkan output sehingga secara agregat perekonomian akan lebih maju. Secara teoritis peningkatan perekonomian akan
memberikan manfaat bagi masyarakat, antara lain peningkatan kesempatan kerja, turunnya pengangguran, harga barang kebutuhan lebih murah dan semuanya ini
akan meningkatkan kesejahteraan penduduk sehingga kemiskinan akan menurun. Jika tingkat pendidikan penduduk dikaitkan dengan kontribusi sektor-
sektor ekonomi dalam pembentukan PDRB di Provinsi Nusa Tenggara Timur Indonesia, maka sektor industri pengolahan menduduki posisi teratas. Kinerja
sektor industri pengolahan memerlukan keahlian dan keterampilan tertentu yang sulit didapatkan pada jenjang pendidikan dasar. Pendidikan setingkat SMU lebih
cocok bekerja di sektor ini karena dari sisi pengetahuan dan ilmu yang didapat dari bangku sekolah cukup untuk melamar pekerjaan di perusahaan yang bergerak
di sektor industri pengolahan. Pihak perusahaan akan sulit menerima pegawai yang hanya lulus pendidikan dasar, sehingga semakin tinggi dominasi industri
pengolahan dalam perekonomian maka penduduk yang hanya lulus pendidikan dasar akan semakin sulit untuk mendapatkan pekerjaan di sektor formal.
Upaya pemerintah untuk memotong rantai kemiskinan dilakukan melalui program PKH dan PNPM generasi yang dijalankan sejak tahun 2007. PKH
bertujuan untuk meningkatkan aksebilitas masyarakat tidak mampu terhadap pelayanan publik, khususnya pendidikan dan kesehatan. Untuk jangka pendek,
melalui pemberian bantuan uang tunai kepada RTSM dengan harapan dapat mengurangi beban pengeluaran RTSM. Sedangkan untuk jangka panjang
diharapkan akan terjadi perubahan pola pikir dan perilaku terhadap perbaikan status kesehatan anak-anak dan ibu hamil hingga tingkat pendidikan anak-anak.
Program PKH berwujud pemberian dana setiap tahun selama enam tahun kepada RTSM yang memiliki wanita hamil dan atau anak berusia 0-18 tahun guna
memperbaiki gizi anak-anak dan membantu anak-anak yang tidak dapat bersekolah.
PNPM Generasi bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak balita, serta meningkatkan pendidikan anak-anak usia sekolah dasar dan
menengah. PNPM Generasi diharapkan mampu memutus rantai kemiskinan dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan dan derajat kesehatan rumah
tangga miskin. PNPM Generasi disalurkan kepada kelompok masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang diusulkan oleh masyarakat antara lain dapat berupa
pemberian makanan tambahan anak sekolah, subsidi transportasi untuk bidan desa, sarana dan prasarana posyandu, seragam sekolah, serta buku dan alat tulis.
Namun sampai saat ini, kedua program ini belum dapat dilaksanakan secara menyeluruh di semua provinsi. Program ini dilaksanakan secara bertahap dengan
jangkauan yang terus ditambah. Program PKH baru terlaksana di 12 provinsi dengan sasaran 720.000 RTSM, termasuk provinsi Nusa Tenggara Timur.
Selain itu, upaya pemerintah untuk meningkatkan taraf pendidikan adalah dengan menerapkan kebijakan wajib pendidikan dasar 9 tahun bagi anak usia
sekolah dan membangunmerehabilitasi sarana dan prasarana pendidikan terutama di wilayah perdesaan, daerah tertinggal, daerah konflik dan daerah bencana.
Pemerintah memperluas akses bagi anak usia sekolah dengan menyediakan Bantuan Operasional Sekolah BOS pada jenjang SD dan SLTP agar dapat
membebaskan anak-anak dari pungutan sekolah terutama dari keluarga miskin. Pemerintah juga memberikan bantuan buku pelajaran dalam bentuk BOS buku.
Untuk tingkat pendidikan SLTA sampai perguruan tinggi, pemerintah juga menyediakan berbagai bentuk beasiswa bagi siswa kurang mampu agar tetap
dapat melanjutkan pendidikannya. Selain pendidikan formal, pemerintah juga meningkatkan peran pendidikan informal seperti kelompok belajar kejar paket
A,B,C, sekolah terbuka, kelompok belajar fungsional dan bimbingan ketrampilan di Sanggar Kelompok Belajar SKB.
Untuk mendukung kelancaran peningkatan mutu pendidikan penduduk diperlukan anggaran pendidikan yang memadai. Pemerintah terus meningkatkan
alokasi anggaran pendidikan dan mulai tahun 2009 anggaran pendidikan sudah mencapai 20 persen dari APBN, sesuai amanat UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Namun, semangat ini belum sepenuhnya diikuti pemerintah daerah karena belum semua daerah punya komitmen yang tinggi
untuk mengalokasikan 20 persen dari APBD untuk anggaran pendidikan.