Kondisi sosial ekonomi masyarakat Nusa Tenggara Timur berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, sehingga program penanggulangan kemiskinan
kurang efektif dan mengakibatkan persentase kemiskinan di Nusa Tenggara Timur masih tergolong tinggi. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat baik
secara ekonomi maupun kultural. Kondisi ekonomi dan kultural yang berbeda dengan daerah lain di Indonesia menyebabkan faktor-faktor yang memengaruhi
kemiskinan di Nusa Tenggara Timur juga berbeda. Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan kondisi umum dan dinamika kemiskinan
serta kaitan antara budaya masyarakat dan pengeluaran rumahtangga di Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Nusa Tenggara Timur. Lebih
lanjut, merumuskan kebijakan yang diharapkan lebih efektif menanggulangi kemiskinan di Nusa Tenggara Timur. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini
sajikan dalam Gambar 1.
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang disusun dalam penelitian ini adalah: a Jumlah penduduk, jumlah tenaga kerja sektor pertanian,
jumlah pengangguran, pengeluaran keperluan pesta dan upacara, pengeluaran
tembakau dan sirih pinang akan berpengaruh positif terhadap peningkatan kemiskinan atau peningkatan pada variabel-variabel akan berdampak
menambah kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. b Pengeluaran pembangunan APBD, PDRB perkapita, rata-rata lama sekolah
akan mempunyai pengaruh negatif pada peningkatan kemiskinan atau penurunan pada variabel-variabel tersebut akan berdampak mengurangi
kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Halaman ini sengaja dikosongkan
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari berbagai instansi pemerintah terutama Badan Pusat Statistik. Data yang
digunakan antara lain angka kemiskinan, jumlah penduduk, jumlah pekerja sektor pertanian, tingkat pendidikan, pengeluaran pembangunan APBD, PBRB perkapita,
pengangguran, serta data-data lainnya yang relevan dengan penelitian. Periode yang diteliti mulai tahun 2005 sampai dengan 2010.
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Software Excel dan Eviews 6
. Software Excel digunakan untuk membuat tabel dan grafik demi menunjang analisis deskriptif. Program Eviews 6 digunakan untuk membuat analisis regresi data
panel mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan.
3.2 Metode Analisis 3.2.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif disajikan dalam bentuk tabel dan grafik untuk memudahkan pemahaman dan penafsiran. Analisis deskriptif pada penelitian ini
digunakan untuk memberikan gambaran kondisi sosial budaya dan ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan ulasan rumusan kebijakan penanggulangan
kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
3.2.2 Metode Analisis Data Panel
Penelitian ini
mengkombinasikan teori
ekonomi dan
statistik ekonometrika, khususnya untuk membuktikan hubungan dan pengaruh antara
variabel-variabel sosial budaya dan ekonomi dengan kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam ruang lingkup penelitian telah disebutkan bahwa
penelitian ini hanya mengambil beberapa variabel utama yang menjadi penentu terhadap kemiskinan yang kemudian direpresentasikan dalam sebuah model
ekonometrika. Untuk memperoleh taksiran masing-masing variabel maupun parameter, data statistik dan model diolah dengan menggunakan paket program e-
views. Untuk mengetahui apakah hasil statistik masing-masing variabel dan
variabel secara keseluruhan sudah sesuai dengan hipotesa-hipotesa yang disusun dan berpengaruh significan dilakukan uji statistik.
Data panel adalah data yang memiliki dimensi ruang individu dan waktu Gujarati, 2004. Dalam data panel, data cross section yang sama diobservasi
menurut waktu. Jika setiap unit cross section memiliki jumlah observasi time series
yang sama maka disebut sebagai balanced panel total jumlah observasi = N x T. Sebaliknya jika jumlah observasi berbeda untuk setiap unit cross section
maka disebut unbalanced panel. Baltagi 2005 mengungkapkan bahwa penggunaan data panel memberikan
banyak keuntungan, diantaranya sebagai berikut: 1. Mampu mengontrol heterogenitas individu. Dengan metode ini estimasi yang
dilakukan dapat secara eksplisit memasukkan unsur heterogenitas individu. 2. Dapat memberikan data yang informatif, mengurangi kolinearitas antar
peubah, meningkatkan derajat bebas dan lebih efisien. 3. Lebih baik untuk studi dynamics of adjustment. Karena berkaitan dengan
observasi cross section yang berulang, maka data panel lebih baik dalam mempelajari perubahan dinamis.
4. Lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak dapat diatasi dalam data cross section saja atau data time series saja.
Selain manfaat yang diperoleh dengan penggunaan panel data, metode ini juga memiliki keterbatasan diantaranya adalah:
1. Masalah dalam desain survei panel, pengumpulan dan manajemen data. Masalah yang umum dihadapi diantaranya: cakupan coverage, nonresponse,
kemampuan daya ingat responden recall, frekuensi dan waktu wawancara. 2. Distorsi kesalahan pengamatan measurement errors. Measurement errors
umumnya terjadi karena respon yang tidak sesuai. 3. Masalah selektivitas selectivity yang mencakup hal-hal berikut:
a. Self-selectivity: permasalahan yang muncul karena data-data yang dikumpulkan untuk suatu penelitian tidak sepenuhnya dapat menangkap
fenomena yang ada. b. Nonresponse: permasalahan yang muncul dalam panel data ketika ada
ketidaklengkapan jawaban yang diberikan oleh responden sampel rumahtangga.