KARAKTERISTIK PENGERINGAN JAGUNG TINJAUAN PUSTAKA

9 dimana dWdt = laju pengeringan bkjam w t = kadar air pada waktu t bk w t+ t = kadar air pada waktu t + t bk t = selang waktu jam B.4. Efisiensi Pengeringan Efisiensi energi pada proses pengeringan adalah perbandingan antara total output energi pada sistem pengering dengan input energi yang terpakai oleh produk yang dikeringkan. Besarnya efisiensi pengeringan dapat dituliskan dengan persamaan berikut: = ……………………………………………………………6 dimana np = efisiensi pengeringan Q = output energi yang terpakai oleh produk kJ Qi = input energi kJ

C. KARAKTERISTIK PENGERINGAN JAGUNG

Perlakuan yang dilakukan dalam pasca panen jagung adalah panen, pengeringan, pemipilan, dan penggilingan.Panen terbaik jagung perlu memperhatikan dua hal, yaitu ketetapan umur panen dan cara panen. Panen pada umur optimum akan memperoleh jagung dengan mutu terbaik, sedangkan panen lebih awal akan menghasilkan jagung dengan kadar butir keriput tinggi dan panen pada fase kelewat matang menyebabkan jagung banyak rusak. Biasanya jagung siap dipanen apabila kadar air biji mencapai 30-40. Panen jagung dapat dibedakan menjadi dua cara tergantung kondisi wilayah. Pada daerah dengan curah hujan rendah, tongkol dibiarkan tetap pada tanaman hingga kering kadar air 17-20, kemudian jagung dipetik dengan meninggalkan kelobot pada tanaman. Sedangkan daerah dengan daerah curah hujan cukup tinggi, petani biasanya memanen jagung ketika masih segar kadar air 30-40. Batang jagung dipotong dengan sabit pada ketinggian sejajar pinggang, kemudian jagung diambil dan kelobotnya dikupas Purwadaria, 1988 dalam Mulyantara 2008. Pengeringan jagung dilakukan dua tahap. Pengeringan pertama bertujuan agar jagung mudah dipipil dan terhindar dari kerusakan akibat kadar air yang tinggi. Pengeringan kedua dimaksudkan untuk menurunkan kadar air jagung sehingga siap disimpan untuk jangka waktu tertentu Munarso dan Thahir, 2002 dalam Mulyantara2008. Pada pengeringan butiran pipilan, kadar air jagung diturunkan sampai kadar air sesuai mutu jagung yang dikehendaki. Standar mutu jagung pipilan yang dikeluarkan oleh Badan Standardidasi Nasional BSN dapat dilihat seperti Tabel 1 Anonim, 1995. 10 Tabel 1.Standar Mutu Jagung Oleh Badan Standardisasi Nasional Sumber: Standar Mutu Jagung Pipil, Badan Standardisasi Nasional Anonim 1995 Pengeringan jagung yang dilakukan ada berbagai macam yaitu pengeringan dengan matahari, diangin-anginkan dan dengan mesin pengering. Effendi 1980 berpendapat pengeringan dengan matahari merupakan cara terbaik, karena dengan penurunan kadar air secara berangsur-angsur tidak menurunkan kualitas biji. Pengeringan jagung yang biasa dilakukan yaitu dengan panas matahari akan tetapi pengeringan tersebut memiliki kelemahan yaitu sangat bergantung dengan cuaca sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama dan jagung banyak yang kotor. Pengeringan dengan panas buatan banyak diaplikasikan di daerah-daerah yang kurang mendapatkan panas matahari atau daerah yang mempunyai curah hujan tinggi. Selain itu pengeringan dengan cara diangin-anginkan dilakukan dengan meletakkan bahan di atas alas jemurakan tetapi tidak dalam keadaan matahari terik. Harrison et al. 1999 dalam Wilson 2010 meneliti pengaruh pengeringan in-bin biji jagung dengan ketebalan 1.5-2.1 m pada temperature 40-70 o C terhadap daya tumbuh benih. Biji jagung dikeringkan hingga kadar air kurang dari 10 pada temperature 40-45 o C tidak akan merusak baik daya tumbuh, pertumbuhan benih atau produktivitas. Tetapi jika dikeringkan pada 50 o C benih menjadi rusak, dan pada 60 o C mengakibatkan daya tumbuh menjadi nol persen. Sedangkan Chakraverty dan Singh 2001 menyampaikan bahwa suhu udara pengeringan maksimum yang aman untuk pengeringan jagung untuk keperluan benih adalah 43 o C, sedangkan untuk bahan makanan 54 o C serta untuk pakan ternak sebesar 82 o C. Pengeringan biji jagung untuk benih dilakukan oleh Hossain 2008 dalam Wilson 2010 menggunakan alat pengering matahari-hibrid. Dengan kontrol aliran udara, suhu udara dapat dipertahankan pada suhu 42 ± 1 o C untuk mempertahankan daya perkemcambahan benih jagung. Hasil penelitian menunjukkan daya perkecambahan benih lebih dari 90. Pengeringan lapisan tebal biasanya digunakan untuk pengeringan biji-bijian termasuk jagung dimana bahan ditumpuk sampai ketinggian tertentu. Udara pengering bergerak dari bawah tumpukan ke bagian atas melewati bahan yang akan dikeringkan. Pengeringan lapisan tebal adalah adalah pengeringan yang di dalam prosesnya terdapat gradient kadar air pada lapisan pengeringan untuk setiap waktu Henderson dan Perry, 1976. Brooker et al., 1974 menyatakan bahwa pada awal proses pengeringan, pengeringan terjadi pada lapisan bawah. Kemudian selanjutnya proses pengeringan terjadi pada lapisan yang ada di atasnya. Ketika pengeringan telah terjadi pada semua lapisan, semua bahan telah dikeringkan sampai terjadi kesetimbangan dengan udara pengering.

D. HASIL-HASIL PENELITIAN TENTANG PENGERINGAN JAGUNG