34
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
S u
h u
oC
Suhu bagian bawah Suhu bagian tengah
Suhu bagian atas Suhu lingkungan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian Tanpa Beban
Untuk  mengetahui  profil  sebaran  suhu  dalam  mesin  pengering  ERK  hibrid  tipe  bak  yang diuji dilakukan dua kali percobaan tanpa beban yang dilakukan pada siang hari dan malam hari secara
terus menerus non-stop.
Percobaan  1  suhu  ruang  pada  mesin  pengering  berkisar  antara  33
o
C  sampai  47.5
o
C  dengan nilai  RH  rata-rata  60.63-95.95.  Suhu  lingkungan  pada  percobaan  1  berkisar  antara  24
o
C  sampai 36
o
C  sedangkan  RH  lingkungan  berkisar  antara  56.65-96.75.  Berikut  merupakan  gambar perbandingan suhu tiap titik pengukuran pada percobaan 1.
Gambar 16. Persebaran suhu tiap titik pengukuran dan suhu lingkungan pada percobaan 1 Dari  Gambar  16  diatas  terlihat  bahwa  suhu  pada  titik  pengukuran  tiap  bagian  sepanjang
proses  pengeringan  berfluktuatif  dengan  nilai  standart  deviasi  untuk  suhu  bagian  atas  4.02
o
C,  suhu bagian  tengah  4.84
o
C,  suhu  bagian  bawah  3.57
o
C  dan  lingkungan  3.91
o
C  .  Hal  ini  karena  adanya kipas  yang  berfungsi  untuk  mengontrol  suhu  dalam  ruang  pengering.  Suhu  pada  siang  hari  berubah
dari waktu kewaktu mengikuti pola suhu lingkungan dan intensitas radiasi surya. Suhu  pada  titik  yang  dekat  HE  memiliki  suhu  yang  lebih  tinggi  karena  titik  tersebut  paling
dekat dengan sumber panas, sedangkan suhu rata-rata minimum terdapat titik pengukuran yang berada pada sudut bangunan dan jauh dari sumber panas. Persebaran suhu rata-rata pada tiap posisi pada bak
bawah lebih merata dari pada bak tengah. Meratanya persebaran suhu pada bak bagian bawah dan bak bagian  tengah  dikarenakan  adanya  kipas  yang  terletak  pada  outlet  bagian  bawah  yang  membantu
persebaran suhu. Persebaran suhu pada siang hari juga dipengaruhi oleh radiasi surya dimana kondisi
35
10 20
30 40
50 60
70
S u
h u
O
C
Waktu jam
Suhu bagian bawah Suhu bagian tengah
Suhu bagian atas Suhu lingkungan
pada  saat  pengukuran  cerah  bahkan  mencapai  887.14  Wattm
2
pada  pukul  13.30  sehingga  suhu ruangan yang dicapai juga tinggi.
Suhu rata-rata malam hari lebih rendah daripada siang hari karena pada malam hari sumber panas hanya didapat dari tungku saja, namun suhu pada malam hari lebih konstan daripada siang hari
dengan standart deviasi 2.47
o
C karena tidak adanya fluktuasi radiasi surya yang mempengaruhi suhu dalam ruang pengering.
Suhu ruang pada percobaan kedua saat siang hari berkisar antara 34
o
C sampai 60
o
C dengan nilai rata-rata 55.52°C. Suhu lingkungan pada siang hari berkisar antara 24°C sampai 35.5°C. Berikut
merupakan Gambar perbandingan suhu tiap titik pengukuran pada percobaan 2 tanpa beban.
Gambar 17. Persebaran suhu tiap titik pengukuran dan suhu lingkungan pada percobaan 2 Dari Gambar 16 terlihat bahwa suhu di ruangan atas cenderung lebih tinggi daripada bagian
tengah  dan  bagian  bawah  terutama  pada  kondisi  siang  hari.  Hal  ini  karena  kipas  untuk  membantu menyebarkan suhu pada ruang pengering terletak di outlet bagian bawah sehingga suhu yang ada pada
bagian atas tetap tinggi. Hal itu terlihat jelas pada kondisi siang hari dimana suhu ruangan bagian atas terpengaruh panas dari lapisan polycarbonate yang terletak diatas pengering.
Seperti pada percobaan pertama, suhu pada titik terdekat sumber panas memiliki suhu lebih tinggi. Suhu ruangan bagian tengah lebih merata daripada ruangan bagian bawah dan ruangan bagian
atas. Posisi kipas yang terletak pada outlet bawah cukup membantu persebaran suhu pada bak bagian tengah dan bawah saja.
Dari  percobaan  tanpa  beban,  terlihat  bahwa  besarnya  suhu  udara  rata-rata  di  dalam  ruang pengering  lebih  tinggi  daripada  suhu  udara  rata-rata  lingkungan.  Hal  yang  sama  juga  terjadi  pada
percobaan  malam  hari  karena  penggunaan  tungku  biomassa  sebagai  pemanas  tambahan.  Dengan adanya  tungku  biomassa  ini  maka  suhu  dalam  ruang  pengering  selalu  lebih  tinggi  dari  suhu
lingkungan. Profil suhu udara pengeringan rata-rata siang hari dan malam hari pada ruang pengering dan lingkungan selama percobaan dapat dilihat pada Lampiran 1.
36
20 40
60 80
100
20 40
60 80
10 20
30 40
S u
h u
oC
Waktu jam
Suhu ruangan RH ruangan
20 40
60 80
100
20 40
60 80
10 20
30 40
S u
h u
oC
Waktu jam
Suhu ruangan RH ruangan
Suhu maksimal yang dihasilkan pada masing-masing percobaan masih bisa digunakan untuk proses pengeringan dan tidak mengakibatkan rusaknya jagung pertanian jika dikeringkan dalam mesin
pengering tersebut. Penerimaan iradiasi surya pada percobaan 1 lebih rendah apabila dibandingkan dengan rata-
rata penerimaan iradiasi surya di Indonesia  yaitu 562.5 Wm
2
, dimana sebagian besar sinar  matahari terhalang oleh awan selama pengeringan berlangsung. Pada percobaan 1 iradiasi yang diterima dengan
rata-rata  310.27  Wm
2
sedangkan  pada  percobaan  2  adalah  672.76  Wm
2
.  Penerimaan  iradiasi  surya yang  sangat  berfluktuasi  dapat  ditunjukkan  dengan  dicapainya  iradiasi  maksimum  untuk  kedua
percobaan  masing-masing  yaitu  887.14  Wm
2
,  977.14  Wm
2
.  Namun  pada  saat  mendung  atau  hujan maka  nilai  iradiasi  surya  menurun  secara  drastis.  Lama  penyinaran  yang  diterima  juga  berpengaruh
pada  total  iradiasi  surya  yang  diterima.  Pada  percobaan  1  dengan  lama  penyinaran  8.5  jam,  total iradiasi surya mencapai 4.96kWhm
2
, percobaan 2 lama penyinaran selama 8 jam, total iradiasi surya mencapai 10.9 kWhm
2
, Rata-rata suhu lingkungan pada kedua percobaan tersebut relatif sama yakni berkisar antara
25-33.5°C untuk malam hari dan 23.5-25°C pada siang hari dengan RH rata-rata berkisar antara 49.4- 88.6.  Fluktuasi  suhu  dan  RH  yang  paling  besar  dialami  pada  percobaan  1  dikarenakan  keadaan
cuaca yang mendung dan cerah berganti-ganti.
B. Pengujian dengan jagung pipilan zea mays L