22 jendelabukaan,  jagung  yang  terkumpul  dalam  bak  akan  mengalami  proses  pengeringan,
kemudian diaduk sampai mencapai kadar air jagung akhir yaitu 12-14 Kamaruddin, 2007
C. Pendekatan Masalah
Pada penelitian ini, penilaian keefektifan dan nilai tambah fungsi mesin pengering tipe efek rumah  kaca  ERK  berenergi  surya  dan  biomassa  yang  digunakan  untuk  mengeringkan  jagung
pipilan zea mays L disandarkan pada nilai analisa faktor unjuk kerja mesin dan pada analisis biaya investasi  dan  biaya  operasi  yang  menjadi  tujuan  penelitian.  Faktor  ekonomis  seperti  ini  atau  dan
faktor sosial juga memberikan andil dalam penilaian suatu mesin. Kemudian,  pelaksanaan  penelitian  ini  idealnya  dilakukan  pada  kondisi  cuacamusim  yang
berbeda,  yakni  musim  penghujan  dan  musim  kemarau.  Sehingga  tampak  perbedaan  kinerja  mesin pengering  pada  aspek-aspek  yang  diperbandingkan.  Dan  pada  penelitian  ini  ada  masa-masa  cuaca
mendung, bahkan gerimishujan pada saat pengambilan data.
Pada  penelitian  ini  dilakukan  4  kali  percobaan.  Pada  percobaan  pertama  P1  dan  kedua P2
yang merupakan percobaan pendahuluan dilakukan untuk mengetahui profil sebaran suhu pada
siang  hari  tanpa  beban  pengeringan.  Sedangkan  percobaan  ketiga  P3  dan  percobaan  keempat P4
dilakukan dengan memakai beban pengeringan dan menggunakan input energi tambahan sampai kadar  air  jagung  mencapai  yang  diinginkan.  Tiap  percobaan  dilakukan  secara  kontinyu  pada  siang
dan malam hari yaitu empat hari empat malam karena menggunakan pemanas tambahan. Waktu  lama  pengeringan  dalam  sekali  percobaan  dengan  beban  setara  dengan  asumsi
kebiasaan di tempat penelitian, bahwa pengeringan jagung pipilan yang secara konvensionaldijemur memerlukan  waktu  sekitar  10  hari.  Hal  ini  juga  sejalan  dengan  apa  yang  pernah  dilakukan  Wilson
2010,  bahwa  pengeringan  jagung  pipilan  dengan  kadar  air  25,7    bk  hingga  kadar  air  16,7  bk pada suhu 25-51
o
C dilakukan selama 14 jam. Maka dengan waktu pengeringan selama satu hari satu malam atau setara 24 jam, diharapkan bisa mencapai kadar air aman.
Untuk  jumlah  beban  yang  diberikan  pada  setiap  ulanganpercobaan  ketiga  dan  keempat semula akan disamakan, yakni 1000 kg beban maksimal.
D. Parameter Kinerja Unjuk Kerja Mesin
Parameter-parameter  yang  diukur  untuk  menentukan  performansi  alat  adalah  suhu  ruang pengering  dan  sebarannya,  waktu  pengeringan  dan  laju  pengeringan,  kebutuhan  energi  untuk
pengeringan, efisiensi penggunaan energi, dan mutu jagung.
a. Suhu ruang pengering dan sebarannya
Suhu ruang pengering adalah suhu udara rata-rata yang dapat dicapai mesin selama proses  pengeringan.  Sedangkan  sebaran  suhu  adalah  suhu  rata-rata  dari  beberapa  titik
pengukuran yang tersebar di dalam ruang pengering. Pengukuran suhu ini dilakukan dengan menggunakan  thermometer  dan  termokopel.  Data  suhu  yang  diperlukan  antatra  lain  suhu
bola basah lingkungan, suhu bola kering lingkungan, suhu bola basah ruang pengering, suhu bola  kering  ruang  pengering,  suhu  bola  basah  keluar  ruang  pengering  outlet,  suhu  bola
kering outlet dan suhu jagung.
23 b.
Waktu pengeringan dan Laju pengeringan Waktu  pengeringan  merupakan  waktu  total  yang  dibutuhkan  untuk  mengeringkan
jagung  sampai  kadar  air  yang  diinginkan.  Laju  pengeringan  adalah  banyaknya  air  yang diuapkan  persatuan  waktu  atau  perubahan  kadar  air  jagung  dalam  satu  satuan  waktu.  Data
yang  diperlukan  adalah  bobot  dan  kadar  air  awal  jagung  sebelum  dikeringkan,  bobot  dan kadar  air  akhir  jagung  yang  telah  dikeringkan,  kadar  air  jagung  selama  proses  pengeringan
dan waktu pengeringan. Pengeringan akan dihentikan pada saat berat jagung telah mencapai kadar  air  yang  diinginkan  yaitu  12-14.  Selain  itu  juga  dilakukan  pengukuran  terhadap
faktor-faktor  yang  mempengaruhi  laju  pengeringan  yaitu  kecepatan  udara  pengering,  dan kelembaban udara.
c. Kualitas jagung yang dikeringkan
Kualitas  jagung  yang  dikeringkan  dengan  mesin  pengering  diharapkan  lebih  baik dari  kualitas  jagung  yang  dihasilkan  dengan  cara  konvensionaldijemur.  Kualitas  jagung
dapat dilihat dari penampakan fisik keseragaman  warna, dan ada atau tidaknya jamur pada jagung, dan kadar air.
d. Kebutuhan energi untuk pengeringan
Kebutuhan  energi  untuk  pengeringan  adalah  kebutuhan  energi  surya,  energi  bahan bakar  yang  digunakan  pada  tungku  pengering  dan  listrik  yang  digunakan  untuk
menggerakkan kipas exhaust. e.
Kebutuhan energi spesifik untuk pengeringan Konsumsi  energi  spesipik  yaitu  kebutuhan  energi  yang  digunakan  untuk
menguapkan satu kilogram uap air pada proses pengeringan. f.
Efisiensi penggunaan energi Efisiensi total sistem merupakan persentase dari energi yang masuk ke sistem yang
digunakan untuk mengeringkan jagung. Data-data input energi yang diperlukan meliputi data iradiasi  surya,  jumlah  energi  listrik  yang  digunakan,  dan  jumlah  biomassa  yang  digunakan.
Sedangkan data output energi berupa massa air yang diuapkan dari jagung selisih berat akhir dan  berat  awal  jagung,  jagung,  suhu  udara  pengering,  RH  dan  kecepatan  volumetrik  udara
pengering.
E. Alat yang Digunakan dan Metode Pengambilan Data