Panas yang hilang dari tungku

44 Nilai ini berbeda dengan kebutuhan energi hasil perhitungan Nelwan 1997 sebesar 11868-24008 kJkg, Mulyantara 2008 sebesar 6.03-10.13MJkg, Wilson 2010 sebesar 31522.52 kJkg. Perbedaan ini disebakan oleh perbedaan jumlah jagung yang dikeringkan dan jumlah energi yang diterima selama pengujian.

C. Pindah Panas pada Tungku dan Pipa Penyalur Panas di dalam Rumah Kaca

Analisis pindah panas yang terjadi pada tungku dan pipa penyalur panas di dalam rumah kaca pada dasarnya merupakan gabungan dari tiga proses pindah panas yaitu secara konveksi, konduksi dan radiasi. Pada percobaan tanpa beban dan dengan beban pada kondisi malam hari dapat dihitung nilai efisiensi dari tungku sebagai pemanas tambahan. Analisis pindah panas yang terjadi terdiri dari panas yang hilang melalui tungku, panas yang diterima rumah kaca dari tungku melalui pipa penyalur panas serta nilai efisiensi tungku sebagai pemanas tambahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:

1. Panas yang hilang dari tungku

Pada percobaan tanpa beban dan dengan beban pada kondisi malam hari, panas yang hilang melalui tungku dapat dibagi menjadi beberapa antara lain panas yang hilang melalui dinding tegak tungku QL 1 , panas yang hilang melalui lantai tungku QL 2 , panas yang hilang melalui lubang udara masuk tungku QL 3 . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut dan perhitungan panas yang hilang dari tungku dapat dilihat pada Lampiran 12 dan 13 dengan menggunakan rumus pada hal 29-30. Tabel 8. Laju kehilangan panas dari tungku percobaan Panas yang hilang dari tungku Watt QL1 QL2 QL3 1 2159.54 137.71 6.81 2 2365.98 167.91 3.97 3 2105.04 174.43 4.34 4 2235.71 169.21 4.19 Rata-rata 2216.57 162.32 4.83 Dari Tabel 8 diatas dapat kita lihat jumlah panas yang hilang terbesar terdapat pada dinding tegak tungku dimana rata-rata panas yang hilang sebesar 2216.57 Watt, kemudian diikuti oleh lantai tungku dimana rata-rata panas yang hilang 162.32 Watt kemudian lubang masuk udara tungku dengan rata-rata 4.83Watt. Dari percobaan pertama, kedua dan ketiga nilai kehilangan panas yang terjadi relatif sama dikarenakan pada malam hari tidak dipengaruhi oleh adanya radiasi surya yang fluktuatif sehingga panas yang dihasilkan hanya dari pengumpanan biomassa pada tungku. Pada dinding tegak tungku banyak terjadi kehilangan panas dikarenakan dinding tegak tungku merupakan bagian yang paling dekat dengan ruang pembakaran dan terbuat dari plat baja yang mempunyai nilai konduktivitas tinggi serta bahan tersebut tidak dilapisi oleh bahan yang mampu menahan laju panas keluar dari dinding tegak tungku. Hal ini juga berlaku pada bagian- bagian tungku lainnya. Pada dasarnya, dari percobaan yang dilakukan desain fisik tungkunya sudah cukup baik sehingga pembakaran yang dihasilkan dari biomassa kayu menghasilkan panas yang optimal. 45 Namun, pada saat penambahan atau pengumpanan bahan bakar biomassa harus dilakukan secara teratur dengan memperhatikan laju pembakaran dan laju udara yang masuk untuk menjaga kestabilan panas dan suhu ruang, khususnya pada malam hari Panas yang diterima rumah kaca, dari percobaan yang dilakukan pada dasarnya sudah cukup bisa untuk memanaskan udara yang ada didalam rumah kaca dan digunakan untuk proses pengeringan. Panas yang diterima rumah kaca berasal dari pipa HE yang berjumlah 45 yang dipasang diatas tungku dalam rumah kaca. Panas yang dilepaskan dari pipa penyalur pada percobaan pertama yaitu 2049.74 Watt sedangkan pada percobaan kedua 1769.13 Watt, pada percobaan ketiga yaitu 2658.27 Watt, dan pada percobaan keempat adalah 2451.35 Watt. Rata-rata panas yang diterima rumah kaca yang diperoleh dari ketiga percobaan tersebut yaitu 2232.12 Watt dari 45 pipa yang digunakan. Selain dari pipa penyalur jumlah panas yang diterima rumah kaca juga berasal dari celah atap tungku. Panas yang disalurkan melalui celah atap tungku berkisar antara 852.69 Watt sampai 937.57 Watt. Jumlah panas yang masuk keruang pengering dapat menaikkan suhu rata- rata dari percobaan yang dilakukan hingga 40°C pada kondisi malam hari. Akan tetapi, sebaran suhu dalam rumah kaca belum merata. Suhu udara yang berada lebih dekat dengan pipa penyalur panas mempunyai suhu yang lebih tinggi dari pada dibagian yang lain, terlihat suhu pada titik bak dekat tungku pada jam 14.30 adalah 29.6 o C dan di ujung bak 24.6 o C, data selebihnya dapat dilihat pada Lampiran 7 dan 8. Hal ini menyebabkan pada bagian ini, jagung akan lebih cepat kering bila dibandingkan dengan bagian yang lain. Bila tidak diperhatikan maka bisa saja jagung yang akan dikeringkan akan menjadi rusak karena suhu udara yang cukup tinggi.

2. Efisiensi energi pada sistem tungku dan pipa penyalur panas