46
D. Analisis Biaya Pengeringan Jagung dengan Mesin Pengering ERK-Hibrid
Hasil akhir estimasi biaya pengeringan ini adalah untuk mengetahui biaya pokok pengeringan BPP dengan kondisi operasi yang berbeda seperti jumlah jagung yang dikeringkan.
Proses estimasi biaya proses diawali dengan mengelompokkan biaya-biaya yang digunakan ke dalam kategori biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah selama proses
pengoperasian mesin pengering tetapi ditentukan dalam satu kurun waktu tertentu misalnya tahunan, sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya tergantung pada waktu pengoperasian mesin pengering.
Biaya-biaya tetap meliputi pajakasuransi, bunga modal, penyusutan, biaya pemeliharaan. Sedangkan komponen biaya tidak tetap meliputi biaya penggunaan bahan bakar dan tenaga kerja.
Analisis biaya pengoperasian mesin pengering ERK ini dilakukan pada kapasitas pengoperasian maksimum yaitu 1000 kg. Beberapa asumsi yang digunakan disesuaikan dengan
kondisi lokasi pengujian Lampiran 15. Dari hasil analisis diperoleh komponen-komponen biaya tetap pengoperasian mesin pengering ERK yang meliputi biaya penyusutan unit mesin pengering ERK
, pajak bumi dan bangunan sebesar 1.5 per tahun, biaya pemeliharaan sebesar 2.5 per tahun berdasarkan rata-rata suku bunga pinjaman BRI tahun 2009.
Biaya bunga modal sebagai biaya tetap diperhitungkan di dalam perhitungan biaya penyusutan yang memperhitungkan capital recovery factor crf sehingga tidak menjadi komponen
dari biaya tetap yang berdiri sendiri, kecuali untuk perhitungan biaya yang tidak mempertimbangkan crf,
biaya bunga modal dihitung terpisah dari biaya penyusutan. Perhitungan biaya tetap, biaya tidak tetap dan biaya pengeringan jagung pipilan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 15.
Tabel 10. Komponen-komponen biaya tetap pengoperasian mesin pengering ERK-Hibrid No
Komponen Biaya Tetap Biaya Rptahun
1 Penyusutan unit mesin pengering ERK
5 810 400 2
Pajak Bumi dan Bangunan 1.5tahun 270 000
3 Pemeliharaan unit pengering ERK
150 000 4
Abodemen listrik 1 224 000
Total Biaya Tetap 7 454 400
Komponen-komponen biaya tidak tetap meliputi biaya penggunaan listrik sebesar Rp1485hari, pembelian biomassa sebanyak 121 sekali percobaan kg dengan asumsi harga Rp
1500kg, dan tenaga kerja sebanyak 2 orang dengan asumsi biaya tenaga kerja sebesar Rp 25 000 per orang per hari.
Tabel 11. Komponen-komponen biaya tidak tetap pengoperasian mesin pengering ERK-Hibrid No
Komponen biaya tidak tetap BiayaRptahun
1 Penggunaan listrik 3 kW x 1800 jamtahun
2 673 000 2
Biomassa 121 kg 13 612 500
3 Tenaga kerja 2 orang
9 000 000
Total biaya tidak tetap 25 285 500
Total biaya tahunan yang dibutuhkan untuk pengeringan jagung pipilan sejumlah 1000 kg adalah penjumlahan dari komponen biaya tetap dan komponen biaya tidak tetap yaitu sebesar
Rp.32739900. Berdasarkan jumlah biaya operasi tersebut kemudian kita menentukan biaya pokok pengeringan jagung pipilan sebesar Rp.387kg. Jika dengan penambahan hari kerja dengan asumsi
bahwa biji-bijian lain juga dikeringkan maka biaya pokok pengeringan BPP adalah Rp.294kg. Jika
47 mengacu pada harga jagung pipilan kering dengan kadar air 14 basis basah tahun 2011 yaitu sebesar
Rp.3000kg maka persentase biaya pokok pengeringan ini adalah sebesar 12.9 dari harga jual jagung pipilan. Biaya pokok pengeringan ini lebih besar dari hasil penelitian Mulyantara 2008 yaitu sebesar
Rp.124kg, tetapi sedikit lebih kecil oleh Wilson 2010 biaya pokok pengeringannya sebesar Rp.397kg. Sedangkan biaya pokok pengeringan jagung menggunakan beberapa jenis mesin
pengering yang telah diterapkan oleh masyarakat pada lokasi pengolahan jagung di Sukabumi adalah sebesar Rp.350kg
48
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil uji pendahuluan, diperoleh data bahwa percobaan 1 memiliki
persebaran suhu relatif sama yang artinya tidak terdapat suhu yang terlalu tinggi ataupun suhu yang terlalu rendah jika dibandingkan dengan percobaan 2. Sehingga, untuk
percobaan menggunakan jagung pipilan dilakukan sesuai dengan pola pengoperasian pada percobaan 1 dan 2. Sebaran suhu ruang pengering cenderung merata yaitu rata-rata
berkisar antara 34
o
C sampai 60
o
C. Hal ini disebabkan oleh adanya penggunaan pemanas tambahan yaitu energi biomassa sistem hibrid pada saat cuaca sangat mendung dan
pada malam hari. Sedangkan RH ruang pengering berkisar antara 60.63-95.95. 2.
Sebaran suhu dengan menggunakan jagung pipilan pada percobaan 3 dengan kondisi rata-rata suhu udara ruang pengering 55.72
o
C dan RH rata-rata sebesar 33.79 dengan iradiasi surya sebesar 294.36 Wm
2
dan laju pembakaran biomassa 5.39 kgjam. Pada percobaan 4 rata-rata suhu ruang pengering 51.57
o
C dan RH rata-rata sebesar 37.52 dengan iradiasi surya sebesar 534.14 Wm
2
, dan laju pembakaran biomassa 5.05 kgjam. 3.
Lama pengeringan yang digunakan untuk mengeringkan jagung pipilan pada percobaan 3 dengan beban 1008 kg dari kadar air awal 31.59 bb hingga 14 bb pada percobaan
ini yaitu 23 jam dengan rata-rata laju pengeringan pada yaitu 0.77 bkjam. Pada percobaan 4 sebanyak 1049 kg dari kadar air awal 31.02 bb hingga 13.74 bb selama
25 jam dengan rata-rata laju pengeringan 2.2 bk.jam. Waktu pengeringan ini lebih cepat dibandingkan dengan pengeringan konvensional yang membutuhkan 10 hari untuk
mencapai kadar air 14. Sedangkan oleh Mulyantara 2008 mengeringkan jagung pipilan menggunakan ERK dengan wadah silinder kadar air awal 24.87 bb-15.92 bb
membutuhkan waktu pengeringan 11 jam dengan laju penurunan kadar air rata-rata 0.96 bkjam. Jubaedah 2000, pada skala laboratorium, pengeringan jagung pipilan
hibrida dengan ketebalan 75 cm dengan kadar air awal 27.3 bb sampai 14.6 bb membutuhkan waktu 7 jam dengan laju pengeringan 2.2 bk.jam.
4. Dengan pengadukan setiap dua jam sekali perbedaan suhu lapisan dalam dan lapisan luar
untuk percobaan 3 dan Percobaan 4 berturut-turut adalah 0.3-5.8
o
C dan0.4-5.3
o
C sementara perbedaan kadar air lapisan dalam dan lapisan luar Percobaan 3 dan
Percobaan 4 adalah 0.2-3.25 bkjam dan 0.15-1.8 bkjam sehingga dengan pengadukan ini dapat mengatasi perbedaan kadar air selama pengeringan.
5. Konsumsi energi spesifik KES untuk setiap satu kilogram air yang diuapkan dari kadar
air awal sampai kadar air sekitar 14 bb pada percobaan 3 adalah 10.007 MJkg, percobaan 4 sebesar 8.20 MJkg.
6. Efisiensi pengeringan total dengan hanya menggunakan iradiasi surya, yaitu pada pagi
hari sampai siang hari dimana suhu pada ruang pengering masih mencapai suhu 40-60
o
C, pada percobaan 3 adalah 27.33 dan percobaan 4 adalah 27.67 . Efisiensi pengeringan total tanpa iradiasi surya hanya menggunakan biomassa yaitu pada saat
malam hari sampai menjelang pagi hari pada percobaan 3 dan percobaan 4 berurut-turut adalah 21.52 dan 35.08. Sedangkan pada kondisi pengoperasian hibrid dengan
iradiasi surya dan biomassa yaitu pada sore hari menjelang malam hari atau pada saat siang hari menjelang sore namun cuaca mendung atau hujan, adalah 52.63 dan