Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

48

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil uji pendahuluan, diperoleh data bahwa percobaan 1 memiliki persebaran suhu relatif sama yang artinya tidak terdapat suhu yang terlalu tinggi ataupun suhu yang terlalu rendah jika dibandingkan dengan percobaan 2. Sehingga, untuk percobaan menggunakan jagung pipilan dilakukan sesuai dengan pola pengoperasian pada percobaan 1 dan 2. Sebaran suhu ruang pengering cenderung merata yaitu rata-rata berkisar antara 34 o C sampai 60 o C. Hal ini disebabkan oleh adanya penggunaan pemanas tambahan yaitu energi biomassa sistem hibrid pada saat cuaca sangat mendung dan pada malam hari. Sedangkan RH ruang pengering berkisar antara 60.63-95.95. 2. Sebaran suhu dengan menggunakan jagung pipilan pada percobaan 3 dengan kondisi rata-rata suhu udara ruang pengering 55.72 o C dan RH rata-rata sebesar 33.79 dengan iradiasi surya sebesar 294.36 Wm 2 dan laju pembakaran biomassa 5.39 kgjam. Pada percobaan 4 rata-rata suhu ruang pengering 51.57 o C dan RH rata-rata sebesar 37.52 dengan iradiasi surya sebesar 534.14 Wm 2 , dan laju pembakaran biomassa 5.05 kgjam. 3. Lama pengeringan yang digunakan untuk mengeringkan jagung pipilan pada percobaan 3 dengan beban 1008 kg dari kadar air awal 31.59 bb hingga 14 bb pada percobaan ini yaitu 23 jam dengan rata-rata laju pengeringan pada yaitu 0.77 bkjam. Pada percobaan 4 sebanyak 1049 kg dari kadar air awal 31.02 bb hingga 13.74 bb selama 25 jam dengan rata-rata laju pengeringan 2.2 bk.jam. Waktu pengeringan ini lebih cepat dibandingkan dengan pengeringan konvensional yang membutuhkan 10 hari untuk mencapai kadar air 14. Sedangkan oleh Mulyantara 2008 mengeringkan jagung pipilan menggunakan ERK dengan wadah silinder kadar air awal 24.87 bb-15.92 bb membutuhkan waktu pengeringan 11 jam dengan laju penurunan kadar air rata-rata 0.96 bkjam. Jubaedah 2000, pada skala laboratorium, pengeringan jagung pipilan hibrida dengan ketebalan 75 cm dengan kadar air awal 27.3 bb sampai 14.6 bb membutuhkan waktu 7 jam dengan laju pengeringan 2.2 bk.jam. 4. Dengan pengadukan setiap dua jam sekali perbedaan suhu lapisan dalam dan lapisan luar untuk percobaan 3 dan Percobaan 4 berturut-turut adalah 0.3-5.8 o C dan0.4-5.3 o C sementara perbedaan kadar air lapisan dalam dan lapisan luar Percobaan 3 dan Percobaan 4 adalah 0.2-3.25 bkjam dan 0.15-1.8 bkjam sehingga dengan pengadukan ini dapat mengatasi perbedaan kadar air selama pengeringan. 5. Konsumsi energi spesifik KES untuk setiap satu kilogram air yang diuapkan dari kadar air awal sampai kadar air sekitar 14 bb pada percobaan 3 adalah 10.007 MJkg, percobaan 4 sebesar 8.20 MJkg. 6. Efisiensi pengeringan total dengan hanya menggunakan iradiasi surya, yaitu pada pagi hari sampai siang hari dimana suhu pada ruang pengering masih mencapai suhu 40-60 o C, pada percobaan 3 adalah 27.33 dan percobaan 4 adalah 27.67 . Efisiensi pengeringan total tanpa iradiasi surya hanya menggunakan biomassa yaitu pada saat malam hari sampai menjelang pagi hari pada percobaan 3 dan percobaan 4 berurut-turut adalah 21.52 dan 35.08. Sedangkan pada kondisi pengoperasian hibrid dengan iradiasi surya dan biomassa yaitu pada sore hari menjelang malam hari atau pada saat siang hari menjelang sore namun cuaca mendung atau hujan, adalah 52.63 dan 49 34.83. Efisiensi termal bangunan sebesar 23.56 dan 44.95. Sedangkan efisiensi oleh udara pengering adalah sebesar 88.18 dan 72.69 . 7. Efisiensi sistem pemanas tambahan tungku dan penukar panas yang digunakan selama pengeringan pada percobaan 1 dan 2 masing-masing yaitu 26.4 , 28.74 , sedangkan efisiensi pada percobaan 3 dan 4 yaitu 17.4 dan 24.19. 8. Biaya pokok pengeringan BPP jagung sebanyak 1000 kg dengan menggunakan mesin pengering ERK-Hibrid tipe bak adalah sebesar Rp.387kg atau 12.9 pada tingkat harga Rp.3000kg.

B. Saran