Suhu ruang pengering dan sebarannya

36 20 40 60 80 100 20 40 60 80 10 20 30 40 S u h u oC Waktu jam Suhu ruangan RH ruangan 20 40 60 80 100 20 40 60 80 10 20 30 40 S u h u oC Waktu jam Suhu ruangan RH ruangan Suhu maksimal yang dihasilkan pada masing-masing percobaan masih bisa digunakan untuk proses pengeringan dan tidak mengakibatkan rusaknya jagung pertanian jika dikeringkan dalam mesin pengering tersebut. Penerimaan iradiasi surya pada percobaan 1 lebih rendah apabila dibandingkan dengan rata- rata penerimaan iradiasi surya di Indonesia yaitu 562.5 Wm 2 , dimana sebagian besar sinar matahari terhalang oleh awan selama pengeringan berlangsung. Pada percobaan 1 iradiasi yang diterima dengan rata-rata 310.27 Wm 2 sedangkan pada percobaan 2 adalah 672.76 Wm 2 . Penerimaan iradiasi surya yang sangat berfluktuasi dapat ditunjukkan dengan dicapainya iradiasi maksimum untuk kedua percobaan masing-masing yaitu 887.14 Wm 2 , 977.14 Wm 2 . Namun pada saat mendung atau hujan maka nilai iradiasi surya menurun secara drastis. Lama penyinaran yang diterima juga berpengaruh pada total iradiasi surya yang diterima. Pada percobaan 1 dengan lama penyinaran 8.5 jam, total iradiasi surya mencapai 4.96kWhm 2 , percobaan 2 lama penyinaran selama 8 jam, total iradiasi surya mencapai 10.9 kWhm 2 , Rata-rata suhu lingkungan pada kedua percobaan tersebut relatif sama yakni berkisar antara 25-33.5°C untuk malam hari dan 23.5-25°C pada siang hari dengan RH rata-rata berkisar antara 49.4- 88.6. Fluktuasi suhu dan RH yang paling besar dialami pada percobaan 1 dikarenakan keadaan cuaca yang mendung dan cerah berganti-ganti.

B. Pengujian dengan jagung pipilan zea mays L

1. Suhu ruang pengering dan sebarannya

Pengujian mesin pengering ERK ini dilakukan sebanyak empat kali percobaan, dilakukan pada siang dan malam hari. Dua percobaan tanpa beban dan dengan jagung pipilan sebanyak dua percobaan. Dari hasil percobaan dengan jagung pipilan dapat dilihat pada Gambar 14 yang menunjukkan suhu dan RH ruang pengering pada kedua percobaan yang telah dilakukan. Kisaran suhu ruang pengering yang terjadi pada kedua percobaan berturut-turut adalah 35-60 o C; 38.5-64 o C sedangkan RH ruang pengering berselang antara 24.35-81.12; 26.47- 61.55. adapun rata-rata untuk suhu ruang dapat dilihat pada Gambar 14. a Percobaan 3 b Percobaan 4 Gambar 18. Suhu dan RH ruangan selama pengeringan berlangsung Radiasi surya selama pengukuran berfluktuasi tergantung pada kondisi cuaca di lapangan pada saat pengukuran. Rata-rata pengukuran iradiasi surya pada siang hari adalah sebesar 310.27 Wm 2 pada percobaan 3 adalah 294.36 Wm 2 pada percobaan 4 adalah 534.14 Wm 2 . Penerimaan 37 20 40 60 80 100 120 10 20 30 40 50 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 S u h u oC RH Suhu lingkungan RH lingkungan iradiasi rata-rata dapat dikatakan lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata penerimaan iradiasi matahari Indonesia 562,5 Wm 2 dikarenakan selama pengeringan berlangsung sebagian sinar matahari terhalang oleh awan. Gambar 19. Iradiasi matahari percobaan 3 dan 4 dengan beban. Penerimaan iradiasi yang sangat berfluktuasi dapat ditunjukkan dengan dicapainya iradiasi maksimum percobaan 3 dan 4 masing-masing 752.85Wm 2 dan 962.85 Wm 2 , dan iradiasi minimumnya 1.4 Wm 2 dan 8.57 Wm 2 . Lama penyinaran yang diterima saat pengeringan jelas sekali berpengaruh pada total iradiasi yang diterima. Pada percobaan 3 dengan lama penyinaran 9 jam, total iradiasi surya mencapai 5.29 kWhm 2 , percobaan 4 lama penyinaran selama 11 jam, total iradiasi surya mencapai 10.68 kWhm 2 . Suhu lingkungan berfluktuasi mengikuti iradiasi matahari seperti ditunjukkan pada Gambar 17. Kisaran suhu lingkungan pada percobaan 3 berlangsung antara 25-35 o C dengan rata- rata suhu sebesar 29.95 o C, percobaan 4 mempunyai suhu antara 24-39 o C dengan rata-rata suhu 29.74 o C. Kelembaban relatif RH lingkungan percobaan 3 berkisar antara 66.19-92.46 percobaan 4 mempunyai kisaran antara 68-92.46, dengan rata-rata RH masing-masing berturut- turut adalah 92.46, 81.58. Gambar 17 memperlihatkan rata-rata suhu dan RH lingkungan selama proses pengeringan berlangsung untuk keempat percobaan. a Percobaan 3 b Percobaan 4 Gambar 20. Suhu dan RH lingkungan selama pengeringan berlangsung 200 400 600 800 1000 1200 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 Ir ad ias i m at ah ar i W m 2 Waktu Pengeringan Percobaan 3 Percobaan 4 20 40 60 80 100 120 10 20 30 40 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 S u h u o C RH Suhu lingkungan RH lingkungan 38 10 20 30 40 50 60 4 8 12 16 20 24 28 32 36 S u h u o C Waktu jam Lapisan dalam Lapisan tengah 2.Suhu Lapisan dalam Tumpukan Jagung Suhu lapisan dalam tumpukan jagung diukur dengan termokopel C-C pada dua lapisan yaitu lapisan paling dalam 40 cm dan lapisan tengah 21 cm. Sebaran suhu rata-rata yang terjadi di lapisan dalam dan tengah masing pada percobaan 3 dan percobaan 4 dapat dilihat pada Gambar 18. Pengukuran suhu lapisan dilakukan setiap setengah jam sekali. Pengadukan dilakukan setiap dua jam sekali dengan tujuan untuk meratakan suhu tiap bagian lapisan dan untuk meratakan kadar air sehingga selisih perbedaannya lebih kecil. Pada percobaan 3 terlihat jelas perbedaan suhu lapisan sebelum pengadukan lebih tinggi dibandingkan sesudah diaduk karena terjadi efek pencampuran jagung pipilan di dalam bak. a percobaan 3 b percobaan 4 Gambar 21. Sebaran suhu pada lapisan yang berbeda dengan beban Rata-rata suhu setiap lapisan percobaan 3 dan 4, dapat dilihat pada Gambar 18 . Selisih suhu lapisan dalam dan lapisan tengah pada percobaan 3 adalah 0.3-5.8 o C, percobaan 4 sebesar 0.4-5.3 o C. Rata-rata suhu lapisan dalam mempunyai nilai terbesar karena berada paling dekat dengan ruang plenum. Pada titik pengukuran rata-rata suhu lapisan dalam adalah 40.01 o C sedangkan pada lapisan tengah nilai suhu rata-ratanya adalah 39.5 o C, setelah pengadukan lapisan dalam menjadi 38.9 o C dan lapisan tengah sebesar 40.37 o C, dengan adanya pengadukan tersebut perbedaan suhu lapisan dalam dan tengah menjadi lebih kecil dan tidak terjadi perbedaan yang sangat besar dengan nilai selisih lapisan dalam 0.51 o C dan selisih lapisan tengah 0.47 o C.

3. Laju Penurunan Kadar Air Jagung Pipilan