3 Sebelah Barat : Kab. Dati II Tangerang dan Jakarta Pusat
4 Sebelah Timur : Kab. Dati II Bekasi dan Jakarta Timur.
Berdasarkan penggunaannya, daratan Jakarta Utara dapat dirinci sebagai berikut: 52,7 untuk perumahan, 15,3 untuk areal industri, 10,4 digunakan
sebagai perkantoran dan pergudangan dan sisanya sekitar 21,6 merupakan lahan pertanian, lahan kosong dan lahan lainnya Anonim, 2008b. Lahan kosong yang
ada seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah daerah. Sehingga semua wilayah yang masih menjadi lahan kosong di Jakarta Utara dapat
termanfaatkan dengan baik dan secara tidak langsung juga dapat menambah pemasukan kas daerah.
Wilayah Jakarta Utara terbagi dalam 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Penjaringan, Kecamatan Pademangan, Kecamatan Tanjung Priok, Kecamatan
Koja, Kecamatan Kelapa Gading dan Kecamatan Cilincing Anonim, 2009a. Namun dari keenam kecamatan yang dimiliki oleh Jakarta Utara hanya beberapa
kecamatan yang memiliki garis pantai, yaitu Kecamatan Penjaringan, Kecamatan Cilincing dan Kecamatan Tanjung Priok. Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya
pelabuhan di tiga kecamatan tersebut. Pelabuhan-pelabuhan tersebut diantaranya PPS Nizam Zachman, PPI Kamal Muara dan PPI Muara Angke yang terletak di
Kecamatan Penjaringan, PPI Cilincing dan PPI Kalibaru yang terletak di Kecamatan Cilincing, serta Pelabuhan Tanjung Priok yang terletak di Kecamatan
Tanjung Priok.
4.1.2 Kondisi demografi dan pendidikan 1 Penduduk dan angkatan kerja
Penduduk yang tinggal di wilayah Jakarta Utara terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 1 yang menyajikan
perkembangan jumlah penduduk Jakarta Utara selama 5 tahun terakhir, yaitu 2004-2008. Peningkatan jumlah penduduk ini diduga menjadi penyebab semakin
padatnya wilayah Jakarta Utara tiap tahunnya.
Sumber : Anonim 2009a data diolah kembali
Gambar 1 Grafik perkembangan jumlah penduduk di Jakarta Utara tahun 2004- 2008
Jumlah penduduk Jakarta Utara pada tahun 2008 mencapai angka 1.201.308 jiwa yang terdiri atas 51,08 laki
–laki dan 48,92 perempuan. Gambar 2 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduknya tinggal di Kecamatan Tanjung
Priok dan Kecamatan Cilincing. Persentase dari masing-masing kecamatan tersebut mencapai 25,98 dan 20,04 dari total penduduk Jakarta Utara pada
tahun 2008. Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 2, Kecamatan Koja menjadi kecamatan terpadat di Jakarta Utara dengan kepadatan 17.655 jiwa per
km
2
, diikuti Kecamatan Tanjung Priok dengan kepadatan 12.422 jiwa per km
2
.
Sumber : Anonim 2009a data diolah kembali
Gambar 2 Diagram pie persentase jumlah penduduk menurut kecamatan di Jakarta Utara tahun 2008
Padatnya penduduk di wilayah Jakarta Utara yang mencapai 8.609 jiwa per km
2
Anonim, 2009a, dapat menjadi penyebab terjadinya masalah-masalah sosial seperti masalah perkelahian antar warga ataupun masalah kriminalitas lainnya.
Masalah kriminalitas tersebut misalnya pencurian, penganiayaan, penodongan serta peristiwa bentrokan antara warga dan aparat penegak hukum yang terjadi
akhir-akhir ini di wilayah Kecamatan Tanjung Priok. Untuk mengantisipasi terjadinya masalah kriminalitas lainnya, pemerintah perlu merumuskan langkah
– langkah antisipatif untuk mencegah permasalahan tersebut. Langkah yang dapat
dilakukan misalnya dengan lebih menggalakkan program transmigrasi dalam rangka program pemerataan penduduk. Berikut data luas wilayah, jumlah
penduduk dan kepadatan penduduk Jakarta Utara yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk menurut
kecamatan di Jakarta Utara tahun 2008
Kecamatan Luas
wilayah km
2
Penduduk Kepadatan
penduduk jiwakm
2
Laki-laki jiwa
Perempuan jiwa
Jumlah jiwa
1. Penjaringan 35,5
96.493 90.035
186.528 5.256
2. Pademangan 9,9
64.154 56.132
120.286 12.127
3. Tanjung Priok 25,1
158.312 153.801
312.113 12.422
4. Koja 13,2
119.414 113.695
233.109 17.655
5. Kelapa Gading 16,1
54.659 53.945
108.604 6.737
6. Cilincing 37,7
120.626 120.165
240.791 6.065
Jumlah 137,6
613.658 587.773
1.201.431 8.609
Sumber : Anonim 2009a
Jumlah penduduk yang padat membuat penduduk Jakarta Utara harus berkompetisi satu sama lain demi mendapatkan pekerjaan guna memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Angka lowongan kerja di Jakarta Utara masih jauh lebih rendah dari angka pencari kerja. Berdasarkan data BPS Kota Administrasi
Jakarta Utara, pada tahun 2008 di Jakarta Utara tersedia 625 lowongan kerja. Namun tidak semua lowongan kerja terpenuhi penempatannya, meskipun pada
tahun tersebut terdapat 6.447 orang pencari kerja Anonim, 2008b. Kondisi tersebut terjadi diduga karena tidak adanya kesesuaian jenis kualitas pekerja, yaitu
antara kualitas pekerja yang tersedia dengan kualitas kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Kependudukan berdasarkan usia kerja dan kegiatan utama yang dilakukan oleh penduduk setempat dapat dikelompokkan menjadi angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja. Angkatan kerja dibagi menjadi dua klasifikasi, yaitu bekerja dan mencari pekerjaan, sedangkan bukan angkatan kerja diklasifikasikan menjadi
penduduk yang masih bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Angkatan kerja di Jakarta Utara pada tahun 2008 mencapai jumlah 786.741 jiwa. Angka
tersebut terdiri atas 458.816 laki-laki dan 327.925 perempuan dengan persentase masing-masing adalah 58,32 dan 41,68 dari total jumlah penduduk di Jakarta
Utara. Jumlah bukan angkatan kerja mencapai 1.110.608 jiwa atau sekitar 58,53 dari jumlah penduduk Jakarta Utara yang memiliki kegiatan utama pada tahun ini.
Jumlah penduduk berdasarkan kegiatan utama yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Jumlah penduduk 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan utama yang dilakukan di Jakarta Utara pada tahun 2008
Kegiatan utama Jenis kelamin
Jumlah jiwa Laki
– laki jiwa Perempuan jiwa A.
Angkatan kerja 1.
Bekerja 399.868
277.273 677.141
2. Mencari kerja
58.948 50.652
109.600 Subjumlah
458.816 327.925
786.741 B.
Bukan angkatan kerja 1.
Sekolah 39.365
38.742 78.107
2. Mengurus rumah
tangga 4.554
197.275 201.829
3. Lainnya
26.921 17.010
43.931 Subjumlah
70.840 253.027
323.867 Jumlah
529.656 580.952
1.110.608
Sumber : Anonim 2009a
Berdasarkan data kependudukan tahun 2008 diketahui bahwa jumlah nelayan di Jakarta Utara mencapai 30.091 jiwa. Nelayan tersebut tersebar di
beberapa wilayah pesisir Jakarta Utara, yaitu Kelurahan Kamal Muara, Kelurahan Pluit, Kelurahan Pademangan, Kelurahan Tanjung Priok, Kelurahan Lagoa,
Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Cilincing dan Kelurahan Marunda Anonim, 2009a.
2 Pendidikan
Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai menjadi penentu keberhasilan pendidikan di suatu wilayah. Pada tahun 2008, wilayah
Jakarta Utara memiliki 422 Sekolah Dasar SD dengan 131.662 murid dan 6.299 guru, Sekolah Menengah Pertama SMP sebanyak 155 sekolah dengan 123.828
murid dan 4.653 guru, Sekolah Menengah Umum SMU sebanyak 82 sekolah dengan 23.878 murid dan 2.258 guru, serta 75 sekolah kejuruan berbagai jenis
dengan 23.045 murid dan 1.957 guru Anonim, 2009a. Berdasarkan data yang ada dapat diketahui jumlah penduduk yang menamatkan pendidikan hingga ke
jenjang yang lebih tinggi. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Jumlah penduduk 10 tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi yang
ditamatkan di Jakarta Utara, 2008
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan
Jenis kelamin Laki
– laki jiwa
Perempuan jiwa
Jumlah jiwa
1. Tidak punya
72.138 117.598
189.736 2.
SD MI 113.618
144.286 257.904
3. SMP
120.144 121.568
241.712 4.
SMU 205.673
172.123 377.796
5. Diploma I II
2.272 3.124
5.396 6.
Diploma III SM 17.609
15.622 33.231
7. Diploma IV S1
27.266 25.562
52.828 8.
S2 S3 2.840
1.420 4.260
Jumlah 561.524
601.303 1.162.827
Sumber : Anonim 2009a
Sumber : Anonim 2009a data diolah kembali
Gambar 3 Diagram pie persentase jumlah penduduk 10 tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Jakarta Utara tahun 2008
Tabel 4 menunjukkan bahwa SMU merupakan jenjang pendidikan tertinggi terbanyak yang dicapai oleh penduduk Jakarta Utara. Persentase penduduk yang
menamatkan pendidikannya hingga SMU mencapai 32,5, pendidikan yang ditamatkan terbanyak selanjutnya setelah SMU adalah SD sebanyak 22,2 dan
SMP sebanyak 20,7 yang disajikan pada Gambar 3. Selain pendidikan umum, wilayah Jakarta juga memiliki sarana dan
prasarana pendidikan yang berkaitan dengan bidang perikanan, seperti Sekolah Tinggi Perikanan STP Jakarta dan Universitas Satya Negara Indonesia USNI
yang terletak di Jakarta Selatan. Sekolah tinggi ini dibangun dengan tujuan untuk mencetak generasi muda yang paham akan dunia perikanan dan kelautan. Oleh
karena itu, generasi muda diharapkan dapat memanfaatkan kekayaan alam Indonesia yang sebagian besar berasal dari laut. Sementara itu, di wilayah Bogor
juga terdapat 2 instansi pendidikan yang berkaitan dengan bidang pendidikan perikanan, yaitu Sekolah Tinggi Perikanan STP Bogor dan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan FPIK yang merupakan bagian dari Institut Pertanian Bogor IPB. Keberadaan instansi-instansi yang bergerak di bidang pendidikan perikanan
ini diharapkan berfungsi sebagai penyedia tenaga perikanan yang nantinya dapat memanfaatkan sumberdaya perikanan Indonesia secara optimal.
4.1.3 Prasarana umum 1 Transportasi