Unit penangkapan ikan Keadaan Perikanan Tangkap Kota Jakarta Utara .1 Produksi dan jenis hasil tangkapan

tangkapan yang didaratkan di wilayah Jakarta Utara. Adapun informasi mengenai kenaikan harga BBM tersebut dilampirkan pada Lampiran 15. Sumber : Anonim 2009c data diolah kembali Gambar 7 Grafik jumlah produksi ikan yang didaratkan di Jakarta Utara tahun 2004-2008

4.2.2 Unit penangkapan ikan

Kegiatan penangkapan ikan dapat berjalan apabila seluruh unit penangkapan ikan telah dilengkapi. Unit penangkapan ikan terdiri atas armada penangkapan ikan, alat tangkap ikan dan nelayan. 1 Armada penangkapan ikan Armada penangkapan ikan yang dioperasikan oleh nelayan Jakarta Utara dapat diklasifikasikan menurut jenisnya, yaitu perahu tanpa motor PTM, perahu motor tempel PMT dan kapal motor KM. Pada tahun 2008, perahu tanpa motor merupakan jenis armada penangkap ikan yang memiliki jumlah paling sedikit dioperasikan. Jumlahnya hanya mencapai 257 unit atau hanya mencapai 4,07 dari total armada penangkapan ikan yang beroperasi di Jakarta Utara. Kemudian diikuti oleh jumlah perahu motor tempel yang mencapai 692 unit atau sekitar 10,96. Kapal motor merupakan armada penangkapan yang paling banyak dioperasikan di Jakarta Utara. Jumlahnya mencapai 6.313 unit atau 84,97 dari total armada penangkapan yang beroperasi di Jakarta Utara. Ukuran kapal motor yang dioperasikan oleh nelayan Jakarta Utara berkisar antara 0-5 GT hingga di atas 50 GT. Pada tahun yang sama, kapal motor dengan ukuran 30-50 GT merupakan kapal motor yang paling sedikit dioperasikan di Jakarta Utara. Jumlahnya mencapai 51 unit atau sekitar 0,95 dari total kapal motor yang beraktivitas di Jakarta Utara. Untuk ukuran kapal motor yang dominan dioperasikan di Jakarta Utara adalah kapal motor dengan ukuran 5-10 GT dan jumlahnya mencapai 2.021 unit atau sekitar 37,68. Data jumlah armada penangkapan ikan di Jakarta Utara menurut jenis armada selama tahun 2004-2008 disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Jumlah armada penangkapan ikan di Jakarta Utara menurut jenis armada tahun 2004 –2008 Jenis armada Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 1.Perahu tanpa motor unit 489 401 638 415 257 2.Motor tempel unit 891 810 747 783 692 3.Kapal motor unit 0-5 GT 941 883 1.235 1.403 1.728 5-10 GT 771 702 1.420 1.365 2.021 10-20 GT 674 607 583 662 431 20-30 GT 448 403 379 358 569 30-50 GT 63 57 39 35 51 50 GT 859 824 653 760 564 Jumlah 3.756 3.476 4.309 4.583 5.364 Jumlah kapal ikan unit 5.136 4.687 5.694 5.781 6.313 Pertumbuhan tahun - -8,74 21,48 1,53 9,20 Kisaran tahun -8,74 – 21,48 Sumber : Anonim 2009c data diolah kembali Selama periode 2004-2008 jumlah armada penangkapan ikan di Jakarta Utara cenderung mengalami peningkatan. Pertumbuhan armada penangkapan ikan di Jakarta Utara pada tahun 2006, 2007 dan 2008 masing-masing mencapai 21,48; 1,53 dan 9,20. Berdasarkan perkembangan jumlah armada penangkapan ikan yang beraktivitas di Jakarta Utara dapat diketahui bahwa rata- rata pertumbuhan jumlah armada penangkapan ikan yang terjadi di Jakarta Utara mencapai 5,87 per tahunnya. Bila ditinjau dari armada penangkapan ikan yang dominan beraktivitas di Jakarta Utara, kapal motor mengalami penurunan jumlah armada pada tahun 2005. Penurunan jumlah armada mencapai 280 unit atau sekitar 7,45 dari tahun sebelumnya. Namun, kapal motor terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan mulai tahun 2006-2008. Hal ini diduga karena semakin jauhnya fishing ground sehingga nelayan beralih menggunakan kapal motor untuk mengefesienkan pelaksanaan operasi penangkapan ikan. Sumber : Anonim 2009c data diolah kembali Gambar 8 Grafik perkembangan jumlah armada penangkapan menurut jenis armada di Jakarta Utara tahun 2004-2008 Pada Gambar 8 terlihat pertumbuhan kapal motor di Jakarta Utara mengalami fluktuasi dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,98. Kapal motor mengalami penurunan jumlah armada saat tahun 2005 dan 2007 yang mencapai 7,45 dan 6,35 dari jumlah armada tahun sebelumnya, sedangkan selama tahun 2006 dan 2008, kapal motor mengalami peningkatan jumlah armada yang mencapai 23,96 dan 17,04. 2 Alat tangkap ikan Kegiatan usaha penangkapan ikan yang dilakukan oleh masyarakat khususnya nelayan di Jakarta Utara menggunakan alat tangkap seperti payang, dogol, pukat cincin, gillnet, bagan, rawai tuna, pancing, bubu dan muroami. Alat tangkap gillnet dan rawai tuna banyak dioperasikan oleh nelayan di Muara Baru. Alat tangkap jaring kejer, payang dan bagan banyak dioperasikan oleh nelayan Kamal Muara. Alat tangkap jaring rampus, payang, jaring kejer, bubu dan dogol banyak dioperasikan oleh nelayan Cilincing. Sedangkan di Muara Angke alat tangkap yang banyak dioperasikan adalah bukoami, pukat cincin, jaring cumi, gillnet, bubu, dan cantrang. Alat tangkap yang banyak dioperasikan di Jakarta Utara selama 5 tahun terakhir disajikan dalam Tabel 9 dan Gambar 9. Pada Tabel 9 diketahui bahwa pada tahun 2008, jumlah alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan Jakarta Utara mencapai 11.798 unit Anonim, 2009c dengan jenis alat tangkap yang dominan dioperasikan selama tahun 2008 adalah bubu. Berdasarkan Gambar 9, persentase jenis alat tangkap bubu mencapai 41,8. Sedangkan yang paling sedikit dioperasikan adalah jenis alat tangkap pancing tonda dengan persentase sebesar 1,1 dari total seluruh alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan di Jakarta Utara. Tabel 9 Jumlah alat tangkap menurut jenis alat tangkap yang dioperasikan di Jakarta Utara tahun 2004-2008 Jenis alat tangkap Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 1. Payang 424 424 662 662 712 2. Dogol 361 457 457 457 497 3. Pukat cincin 269 269 269 269 279 4. Jaring insang hanyut gillnet 396 396 396 396 960 5. Bagan perahu - 133 133 133 553 6. Bagan tancap 136 136 124 124 124 7. Rawai tuna 294 294 2.822 2.822 2.822 8. Pancing tonda - 126 126 126 126 9. Bubu 6.893 6.715 5.420 5.420 4.927 10. Muroami 75 75 641 641 798 Jumlah 8.848 9.025 11.050 11.050 11.798 Pertumbuhan tahun - 2,0 22,4 6,8 Kisaran tahun – 22,4 Sumber : Anonim 2009c data diolah kembali Sumber : Anonim 2009c data diolah kembali Gambar 9 Diagram pie persentase jenis alat tangkap yang beroperasi di Jakarta Utara tahun 2008 Berdasarkan Gambar 10 dapat diketahui bahwa jumlah alat tangkap pada tahun 2008 merupakan jumlah terbanyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jumlah alat tangkap yang dioperasikan pada tahun 2008 mencapai 11.798 unit, sedangkan jumlah alat tangkap terendah terjadi saat tahun 2004 yang mencapai 8.848 unit. Sumber : Anonim 2009c data diola kembali Gambar 10 Grafik perkembangan jumlah alat tangkap yang beroperasi di Jakarta Utara tahun 2004-2008 Selama tahun 2004-2008 jumlah alat tangkap yang dioperasikan di Jakarta Utara cenderung mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,80 per tahun. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan pada jumlah armada penangkapan ikan di Jakarta Utara yang disajikan pada Gambar 8. Dapat diduga bahwa perkembangan yang terjadi terhadap jumlah armada penangkapan ikan dapat mempengaruhi perkembangan jumlah alat tangkap yang akan dioperasikan. 3 Nelayan Nelayan Jakarta Utara dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu nelayan penetap dan nelayan pendatang, sedangkan bila ditinjau dari status kepemilikannya nelayan dibedakan menjadi nelayan pemilik dan nelayan pekerja. Berdasarkan data BPS Kota Administrasi Jakarta Utara yang disajikan pada Tabel 10, pada tahun 2008 jumlah nelayan di Jakarta Utara mencapai 20.215 jiwa. Angka tersebut yang terdiri atas 10.418 jiwa nelayan penetap dan 9.797 jiwa nelayan pendatang. Bila ditinjau dari status kepemilikannya terdiri dari 2.768 jiwa nelayan pemilik dan 17.447 jiwa nelayan pekerja Anonim, 2009a. Bila dilihat dari jenis nelayan, jumlah nelayan Jakarta Utara pada tahun 2008 didominasi oleh nelayan penetap yang mencapai 51,53 dibanding jumlah nelayan pendatang yang mencapai 48,46 dari jumlah seluruh nelayan di Jakarta Utara. Bila ditinjau dari status kepemilikan armada penangkapan ikan, jumlah nelayan pekerja yang mencapai 86,30 lebih mendominasi daripada jumlah nelayan pemilik. Jumlah nelayan pemilik hanya mencapai 13,70 dari jumlah seluruh nelayan yang beraktivitas di Jakarta Utara. Lebih banyaknya jumlah nelayan pekerja diduga karena keterbatasan modal dan semakin tingginya biaya operasional melaut. Oleh sebab itu banyak nelayan yang memilih menjadi nelayan pekerja dibanding menjadi nelayan pemilik. Tabel 10 Jumlah nelayan menurut jenis dan status nelayan di Jakarta Utara tahun 2004 –2008 Jenis nelayan Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 A. Nelayan penetap jiwa 1. Pemilik 3.475 3.140 2.826 2.441 1.060 2. Pekerja 12.953 11.877 10.690 9.586 9.358 Jumlah 16.428 15.017 13.516 12.027 10.418 B. Nelayan pendatang jiwa 1. Pemilik 2.241 2.028 1.827 1.662 1.708 2. Pekerja 7.632 6.875 6.191 5.545 8.089 Jumlah 9.873 8.903 8.018 7.207 9.797 Jumlah 1. Pemilik 5.716 5.168 4.653 4.103 2.768 2. Pekerja 20.585 18.752 16.881 15.131 17.447 Jumlah nelayan 26.301 23.920 21.534 19.234 20.215 Pertumbuhan tahun - -9,1 -9,9 -10,7 5,1 Kisaran tahun -10,7 – 5,1 Sumber : Anonim 2009a data diolah kembali Berdasarkan Gambar 11 jumlah nelayan di Jakarta Utara mengalami peningkatan pada tahun 2008 yaitu menjadi 20.215 jiwa. Jumlah nelayan terbanyak terjadi pada tahun 2004 yang mencapai 26.301 jiwa sedangkan jumlah nelayan terendah terjadi pada tahun 2007 yang mencapai 19.234 jiwa. Sumber : Anonim 2009a data diolah kembali Gambar 11 Grafik perkembangan jumlah nelayan di Jakarta Utara 2004-2008

4.2.3 Prasarana perikanan tangkap Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke