Sumber : Anonim 2009a data diolah kembali
Gambar 11 Grafik perkembangan jumlah nelayan di Jakarta Utara 2004-2008
4.2.3 Prasarana perikanan tangkap Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke
1 Topografi PPI Muara Angke
Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke memiliki luas wilayah kurang lebih 649.784 m
2
yang secara administrasif terletak di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kawasan Muara Angke telah
dimanfaatkan untuk perumahan nelayan, tambak uji coba, bangunan pangkalan pendaratan ikan beserta fasilitas penunjangnya, hutan bakau, tempat pengolahan
ikan tradisional, docking kapal, pasar, bank, bioskop, terminal, lahan kosong dan lapangan sepak bola Anonim, 2006.
Kawasan Muara Angke mempunyai kontur permukaan tanah datar dengan ketinggian dari permukaan laut antara 0
– 1 meter. Geomorfologi kawasan pantainya lunak sehingga daya dukung tanah rendah dan proses intrusi air laut
tinggi, sedimen dasar laut dominan oleh lumpur lempung dan danau Anonim, 2006. Dasar laut yang berlumpur menjadikan kawasan perairan Muara Angke
menjadi daerah penangkapan ikan yang cukup strategis. Dasar laut dengan kontur tersebut merupakan tempat tinggal dari ikan-ikan dasar yang bernilai ekonomis
tinggi. Menurut UPT PKPP dan PPI, pasang surut kawasan ini mempunyai sifat
harian tunggal. Kisaran antara surut tertinggi dan terendah adalah 1,2 meter dan gerakan periodik ini walaupun kecil tetap berpengaruh pada kondisi pantai
kawasan ini. Arus laut pada musim barat berkecepatan 1,5 knot dengan ketinggian gelombang dapat mencapai 1,5 sampai 2 meter Anonim, 2006.
Di kawasan PPI Muara Angke pemerintah telah banyak melakukan pembangunan guna menunjang kegiatan perikanan tangkap di kawasan tersebut.
Pembangunan yang dilakukan tersebut meliputi tempat pelelangan ikan, gedung pasar grosir ikan, gedung pengecer ikan, kios, gudang, kantor UPT, kantor yang
dimanfaatkan oleh para pengusaha perikanan, pusat jajan serba ikan, tempat pengepakan dan pengolahan ikan serta berbagai fasilitas penunjang lainnya.
Fasilitas –fasilitas tersebut telah dimanfaatkan secara baik oleh para pengusaha
perikanan dan memberikan lapangan kerja kepada masyarakat sekitar. Pemerintah pun memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk
melakukan pembangunan fasilitas penunjang lainnya. Pembangunan fasilitas yang dilakukan oleh pihak swasta di PPI Muara Angke terlihat dari berdirinya gedung
cold storage, pabrik es dan gedung tempat penyimpanan ikan yang berfungsi untuk menjaga mutu ikan sebelum didistribusikan dan dipasarkan.
Lokasi Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke terletak di daerah yang cukup strategis untuk pemasaran hasil tangkapan. Akses ke tempat ini pun sangat
baik karena kondisi jalan sudah beraspal dan terdapat sarana transportasi seperti bis dan angkutan kota.
2 Pengelolaan PPI Muara Angke
Unit Pelaksana Teknis Pengelola Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan UPT PKPP dan PPI merupakan UPT Dinas
Peternakan, Perikanan dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan kawasan pelabuhan perikanan dan pangkalan
pendaratan ikan. Sesuai dengan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 105 Tahun 2002, UPT dan PPI mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut
Anonim, 2008a: 1
Tugas a.
Mengatur, mengelola, dan memelihara fasilitas pelabuhan perikanan, pelelangan ikan dan pangkalan pendaratan ikan beserta sarana
penunjangnya;
b. Mengelola pemukiman nelayan beserta fasilitas kelengkapannya;
c. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban lingkungan kawasan
pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan. 2
Fungsi a.
Menyusun program dan rencana kegiatan operasional; b.
Perencanaan, pemeliharaan, pengembangan dan rehabilitasi dermaga dan pelabuhan;
c. Penertiban rekomendasi izin kapal perikanan yang masuk dan keluar
pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan dari aspek kegiatan perikanan;
d. Pelayanan tambat labuh dan bongkar muat kapal ikan;
e. Penyediaan fasilitas penyelenggaraan pelelangan ikan dan penyewaan
fasilitas penunjang lainnya; f.
Pengelolaan lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan usaha yang menunjang usaha perikanan;
g. Pengelolaan sarana fungsional, sarana penunjang dan pengusahaan
barang; h.
Pelayanan fasilitas sandar kapal, pasar grosir, pasar pengecer, pengolahan ikan, pengepakan ikan gudang hasil perikanan dan usaha
olahan ikan; i.
Pengkoordinasian kegiatan operasional instansi terkait yang melakukan aktivitas di pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan;
j. Penyelenggaraan keamanan, ketertiban dan kebersihan di kawasan
pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan; k.
Pengelolaan pemukiman nelayan beserta fasilitas kelengkapannya; l.
Pengelolaan urusan ketatausahaan. Tugas dan fungsi yang telah diatur berdasarkan Keputusan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta No. 105 Tahun 2002, telah direalisasikan dan dilaksanakan dengan baik oleh UPT PKPP dan PPI Muara Angke. Hal ini dapat terlihat dari
pengelolaan PPI Muara Angke yang sudah terlaksana secara optimal, seperti tersedianya fasilitas-fasilitas yang telah dapat membantu kelancaran aktivitas
perikanan yang terjadi di PPI Muara Angke. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah
fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang yang telah lengkap tersedia di PPI Muara Angke.
Sesuai keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 105 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Teknis di Lingkungan
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta, susunan UPT terdiri atas :
1 Kepala Unit
2 Subbagian Tata Usaha
3 Subbagian Kepelabuhanan Perikanan
4 Seksi Pelelangan Ikan
5 Seksi Fasilitas Usaha
6 Seksi Pemukiman Nelayan, Keamanan dan Ketertiban
7 Sub. Kelompok Jabatan Fungsional
Struktur organisasi UPT PKPP dan PPI Muara Angke Jakarta dapat dilihat pada Gambar 12.
Sumber : Anonim 2008a
Gambar 12 Struktur organisasi UPT PKPP dan PPI Muara Angke, 2007 Struktur organisasi dibuat dengan tujuan mempermudah suatu instansi untuk
mengatur berbagai macam kegiatan yang terjadi di dalam instansi tersebut. Untuk Kepala
Kepala Subbagian Tata Usaha
Kepala Seksi Pelelangan
Ikan Kepala Seksi
Fasilitas Usaha
Kepala Seksi Pemukiman Nelayan,
Keamanan dan Ketertiban
Kepala Seksi Kepelabuhanan
Kelompok Jabatan
Fungsional
di PPI Muara Angke, struktur organisasi UPT PKPP dan PPI Muara Angke telah berjalan dengan sebagaimana mestinya seperti yang disajikan pada Gambar 12.
Hal ini dibuktikan dengan telah teroorganisirnya berbagai kegiatan yang terjadi di PPI Muara Angke.
3 Kondisi perikanan tangkap di PPI Muara Angke 1 Jumlah dan nilai produksi hasil tangkapan yang didaratkan
Indikator perkembangan perikanan suatu daerah adalah faktor volume dan nilai produksi perikanan. Jumlah dan nilai produksi perikanan di PPI Muara
Angke pada tahun 2004-2008 dapat dilihat dari Tabel 11. Tabel 11 Jumlah dan nilai produksi perikanan di PPI Muara Angke tahun 2004
– 2008
Tahun 2004
2005 2006
2007 2008
Jumlah produksi ton
8.109,0 9.726,0
10.676,0 9.308,0
6.46,0 Nilai Produksi
Rp. 1.000.000 33.261,7
36.517,9 35.768,5
34.341,6 28.972,9
Pertumbuhan tahun
- 19,9
9,8 -12,8
-30,6 Kisaran
tahun -30,6
– 19,9
Sumber : Anonim 2009d data diolah kembali
Ikan yang didaratkan di PPI Muara Angke merupakan ikan hasil tangkapan yang berasal dari lokal dan luar daerah. Selama tahun 2008 pasokan ikan dari luar
daerah biasanya berasal dari berbagai macam daerah seperti : Bandung dengan hasil tangkapan sebanyak 683 ton, Bogor 524 ton, Eretan 10 ton, Indramayu 1.089
ton, Labuhan 900 ton, Cilacap 852 ton, Pekalongan 1.074 ton, Tegal 950 ton, Tuban 992 ton dan Lampung sebanyak 1.014 ton Anonim, 2009c.
Berdasarkan Tabel 11, selama tahun 2008 jumlah produksi perikanan di PPI Muara Angke mencapai 6.465 ton. Jenis hasil tangkapan yang didaratkan di PPI
Muara Angke sangat beraneka ragam. Komposisi jenis hasil tangkapan yang dominan didaratkan di PPI Muara Angke adalah ikan kakap merah, ikan
kembung, ikan layang, ikan lemuru dan ikan selar kuning. Berdasarkan Tabel 12 dan Gambar 13, bila ditinjau dari jumlah produksi, hasil tangkapan yang paling
mendominasi adalah ikan layang yang mencapai 723.806 kg atau sekitar 11,19.
Kemudian diikuti ikan lemuru sebanyak 659.054 kg, ikan kembung sebanyak 541.561 kg, ikan selar kuning sebanyak 515.509 kg dan ikan kakap merah
sebanyak 432.273 kg. Berikut komposisi produk dominan dari PPI Muara Angke yang disajikan dalam Tabel 12 dan Gambar 13.
Tabel 12 Produksi, nilai produksi dan indikator harga ikan dominan yang didaratkan di PPI Muara Angke tahun 2008
Jenis ikan dominan
Produksi P Nilai produksi NP
Indikator harga ikan
Rasio NPP ton
Rp. 1.000 Rp.kg
1. Kembung 542
8,37 1.227.688
4,23 2.266,94
2. Layang 724
11,19 2.148.932
7,41 2.968,93
3. Lemuru 659
10,19 1.565.589
5,40 2.375,50
4. Selar kuning 516
7,97 761.259
2,62 1.476,71
5. Kakap 432
6,68 1.521.897
5,25 3.520,69
Sumber : Anonim 2009e data diolah kembali
Sumber : Anonim 2009e data diolah kembali
Gambar 13 Histogram jumlah jenis ikan dominan yang didaratkan di PPI Muara Angke tahun 2008
Ditinjau dari indikator harga ikan dengan rasio perbandingan antara nilai produksi dengan jumlah produksi, harga ikan kakap merah lebih tinggi dibanding
keempat jenis ikan dominan lainnya. Harga ikan kakap merah mencapai Rp. 3.520,69kg, diikuti oleh ikan layang seharga Rp. 2.968,93kg, ikan lemuru
seharga Rp. 2.375,50kg, ikan kembung seharga Rp. 2.266,94kg dan ikan selar kuning seharga Rp. 1.476,71kg.
Berdasarkan Tabel 11 dan Gambar 14, dapat diketahui jumlah produksi perikanan PPI Muara Angke yang terbesar yaitu pada saat tahun 2006 sebesar
10.676 ton dengan nilai produksi sebesar Rp. 35.768.529.845. Jumlah produksi perikanan di PPI Muara Angke yang terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu 6.465
ton dengan nilai produksi sebesar Rp. 28.972.929.810.
Sumber : Anonim 2009d data diolah kembali
Gambar 14 Grafik perkembangan jumlah produksi perikanan di PPI Muara
Angke tahun 2004-2008 Selama tahun 2004-2006 jumlah produksi perikanan di PPI Muara Angke
mengalami peningkatan dan mengalami penurunan jumlah produksi perikanan yang cukup berarti hingga tahun 2008. Rata-rata pertumbuhan produksi hasil
tangkapan mencapai -3,41 per tahun atau dengan kisaran antara -30,54 hingga 19,94 per tahun. Penurunan jumlah produksi perikanan di PPI Muara Angke
diduga akibat penurunan yang terjadi pada jumlah armada penangkapan ikan dan penurunan jumlah alat tangkap yang beroperasi di PPI Muara Angke pada periode
yang sama. Sehingga ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Muara Angke juga ikut mengalami penurunan jumlah produksi. Untuk data jumlah armada
penangkapan dan jumlah alat tangkap yang beroperasi di PPI Muara Angke disajikan pada Gambar 15 dan Tabel 14.
2 Unit penangkapan ikan di PPI Muara Angke a. Armada perikanan
Armada perikanan yang berbasis di PPI Muara Angke mencakup tiga jenis, yaitu perahu tanpa motor PTM, perahu motor tempel PMT dan kapal motor
KM. Perahu tanpa motor termasuk armada perikanan tradisional sehingga jumlahnya sedikit hingga saat ini, sedangkan perahu motor tempel digunakan oleh
nelayan kelas menengah. Jenis perahu yang banyak digunakan di PPI Muara
Angke adalah kapal motor yang berukuran berkisar antara 5 GT hingga di atas 50 GT, namun kapal motor dengan ukuran di bawah 10 GT lebih mendominasi kapal
perikanan yang beraktivitas di PPI Muara Angke. Berdasarkan data yang ada, diketahui bahwa kapal perikanan yang
melakukan aktivitas tambat labuh dan bongkar muat di PPI Muara Angke terdiri atas kapal berukuran 30 GT dan ukuran 30 GT. Pangkalan Pendaratan Ikan
Muara Angke memiliki dua jenis kapal perikanan, yaitu kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut ikan. Kapal pengangkut ikan berfungsi untuk mengangkut hasil
tangkapan yang ditangkap oleh kapal penangkap ikan yang untuk selanjutnya akan didistribusikan ke tempat lain.
Tabel 13 Jumlah armada perikanan di PPI Muara Angke menurut ukuran GT dan jenis kapal tahun 2004
–2008
Tahun 2004
2005 2006
2007 2008
GT 30
3.884 3.873 3.701
3.662 3.235
30 1.046 1.337
1.191 641
614 Jenis
kapal Pengangkut ikan
1.407 1.468 1.006
1.008 1.021
Penangkap Ikan 3.523 3.742
3.886 3.295
2.828 Jumlah kapal unit
4.930 5.210 4.892
4.303 3.849
Pertumbuhan tahun - 5,7
-6,1 -12,0
-10,6 Kisaran pertumbuhan
tahun -12,0
– 5,7
Sumber : Anonim 2009d data diolah kembali
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 13, pada tahun 2008 jumlah armada perikanan di PPI Muara Angke mencapai 3.849 unit. Bila ditinjau dari
ukurannya terdiri atas 3.235 unit kapal motor ukuran di bawah 30 GT dan 614 unit kapal motor ukuran di atas 30 GT. Dengan perkataan lain, selama tahun 2008
kapal motor dengan ukuran di bawah 30 GT mendominasi armada perikanan yang beraktivitas di PPI Muara Angke. Namun bila ditinjau dari jenis kapalnya, jumlah
kapal penangkap ikan lebih mendominasi dibanding kapal pengangkut ikan. Pada tahun yang sama, kapal penangkap ikan yang beraktivitas di PPI Muara Angke
mencapai 2.828 unit dan kapal pengangkut ikan mencapai 1.021 unit.
Sumber : Anonim 2009d data diolah kembali
Gambar 15 Grafik perkembangan jumlah kapal perikanan yang beraktivitas di PPI Muara Angke selama tahun 2004-2008
Berdasarkan Gambar 15 di atas, selama periode tahun 2004-2008, jumlah kapal perikanan yang melakukan tambat labuh di PPI Muara Angke terbanyak
adalah tahun 2005 yang mencapai 5.210 unit. Kapal perikanan tersebut terdiri atas kapal penangkap ikan sebanyak 3.742 dan kapal pengangkut sebanyak 1.468 unit.
Persentase dari masing-masing kapal terrsebut mencapai 71,82 dan 28,18 dari jumlah kapal yang beraktivitas pada tahun tersebut. Berdasarkan ukurannya, kapal
perikanan ini terdiri atas kapal berukuran 30 GT sebanyak 3.873 unit atau
sekitar 74,34 dari jumlah kapal yang beraktivitas pada tahun tersebut, sedangkan kapal dengan ukuran 30 GT sebanyak 1.337 unit atau 25,66.
Sementara itu, jumlah kapal perikanan terendah yang beraktivitas di PPI Muara Angke terjadi saat tahun 2008. Jumlahnya mencapai 3.849 unit atau
sebesar 16,6 dari jumlah total kapal perikanan yang beraktivitas di PPI Muara Angke dari tahun 2004 sampai tahun 2008. Kapal-kapal perikanan tersebut terdiri
atas kapal penangkap ikan sebanyak 2.828 unit dan kapal pengangkut ikan sebanyak 1.021 unit. Adapun persentase dari masing-masing kapal tersebut adalah
73,47 dan 26,53. Berdasarkan ukurannya jumlah kapal perikanan tahun 2008 terdiri atas kapal berukuran
30 GT sebanyak 3.235 unit dan ukuran 30 GT sebanyak 614 unit dengan persentase masing-masing sebesar 84,05 dan 15,95.
Jumlah kapal perikanan di PPI Muara Angke selama tahun 2004-2008 cenderung menurun dengan rata-rata mencapai -5,75 tiap tahunnya dengan
kisaran pertumbuhan antara -12,04 hingga 5,68 per tahun. Keadaan ini diduga
disebabkan karena adanya kenaikan harga bahan bakar minyak yang terjadi selama tahun 2008. Bertambah besarnya modal yang harus dikeluarkan untuk
mengisi perbekalan melaut membuat nelayan dengan modal terbatas lebih memilih untuk tidak melaut dan tidak mengoperasikan kapalnya.
b. Alat tangkap ikan