tahun mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa pihak TPI PPI Muara Angke tidak perlu menambah ketersediaan basket namun sebaiknya lebih merawat dan
memelihara basket tersebut. Perawatan dan pemeliharaan dapat dilakukan dengan cara tetap membersihkan basket setelah digunakan pada proses pendaratan dan
pelelangan hasil tangkapan. Selain itu, untuk mengurangi timbulnya kerusakan pada basket sebaiknya para pengguna dapat mempergunakan basket tersebut
secara lebih hati-hati. Kapasitas basket yang tersedia di PPI Muara Angke adalah 50 kg dan
bentuknya yang memiliki tinggi sebesar 42,5 cm, terkadang tidak dapat menampung hasil tangkapan yang berukuran besar seperti marlin. Akhirnya hasil
tangkapan yang berukuran besar tersebut terpaksa diletakkan di lantai TPI yang kondisi kebersihannya kurang higienis sehingga dapat menyebabkan penurunan
mutu ikan tersebut. Terkait dengan kondisi tersebut, sebaiknya pihak TPI PPI Muara Angke
dapat menyediakan basket dengan ukuran yang lebih besar. Sehingga hasil tangkapan yang berukuran besar pun dapat tertampung dalam basket dan terhindar
dari penurunan mutu hasil tangkapan itu sendiri. Basket yang tersedia di PPI Muara setiap harinya memiliki kemungkinan
kemunduran jumlah dan umur teknis. Hal tersebut dapat disebabkan oleh usia dan kerusakan akibat perlakuan yang tidak hati-hati selama basket-basket tersebut
digunakan. Untuk menghindari dan mengurangi kerusakan basket akibat ketidakhati-hatian dalam penggunaannya, diperlukan kesadaran dari berbagai
pihak khususnya para pengguna basket di TPI PPI Muara Angke.
6.3.2 Kebutuhan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan vital yang harus dipenuhi pihak pelabuhan perikanan. Ketersediaan air bersih akan mempengaruhi kelancaran aktivitas-
aktivitas di pelabuhan perikanan, yang sebagian besar aktivitasnya membutuhkan air bersih. Kebutuhan tersebut diantaranya untuk air minum, memasak, mencuci,
bahan baku pabrik es dan kebutuhan bahan tambahan bagi industri pengolahan. Salah satu pengguna air bersih di pelabuhan perikanan adalah nelayan. Terkait
dengan aktivitas penangkapan ikan, nelayan menggunakan air bersih untuk air
minum, memasak, mandi, mencuci peralatan dan membersihkan hasil tangkapan Pane, 2008.
Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan terhadap kebutuhan air bersih di PPI Muara Angke yang berkaitan dengan proses penanganan hasil
tangkapan. Kebutuhan air bersih tersebut diantaranya adalah kebutuhan air untuk perbekalan melaut, membersihkan hasil tangkapan saat pembongkaran,
membersihkan palka dan bagian lainnya setelah pembongkaran hasil tangkapan, membersihkan lantai lelang dan kebutuhan air bersih untuk pabrik es.
Untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan air bersih di PPI Muara Angke selama
sepuluh tahun
mendatang maka
dilakukan pendugaan
yang perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 8. Berikut pendugaan kebutuhan air
bersih di PPI Muara Angke selama sepuluh tahun mendatang yang disajikan pada Tabel 20.
Tabel 20 Dugaan kebutuhan air bersih di PPI Muara Angke tahun 2011-2020
Tahun Kebutuhan air bersih per hari
m
3
per hari Kebutuhan air bersih per tahun
m
3
per tahun 2011
2.469,86 889.148,63
2012 2.396,13
862.607,85 2013
2.365,14 851.451,98
2014 2.376,89
855.681,02 2015
2.431,37 875.294,97
2016 2.528,59
910.293,83 2017
2.668,55 960.677,60
2018 2.851,24
1.026.446,28 2019
3.076,67 1.107.599,87
2020 3.344,83
1.204.138,37
Keterangan: 1 tahun = 360 hari
Tabel 20 menunjukkan bahwa pada tahun 2011-2013 diduga akan terjadi penurunan jumlah kebutuhan air bersih di PPI Muara Angke mulai dari 2.469,86
m
3
per hari menjadi 2.365,14 m
3
per hari. Penurunan kebutuhan air bersih ini sesuai dengan penurunan pada proyeksi jumlah kapal bongkar di PPI Muara
Angke. Dapat dikatakan bahwa menurunnya frekuensi kapal bongkar yang beraktivitas di PPI Muara Angke akan berdampak pada berkurangnya kebutuhan
air bersih di PPI Muara Angke yang artinya akan mengurangi pemasukan bagi PPI Muara Angke.
Pada tahun 2014-2020 diduga akan terjadi peningkatan jumlah kebutuhan air bersih di PPI Muara Angke. Peningkatan tersebut dimulai dari jumlah
permintaan air bersih pada tahun 2014 sebanyak 2.376,89 m
3
per harinya menjadi 3.344,83 m
3
per harinya pada tahun 2020. Ketersediaan tangki air bersih di PPI Muara Angke yang bervolume 20 m
3
belum mampu untuk memenuhi kebutuhan air bersih sampai dengan tahun 2020.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak UPT, hingga kini kebutuhan air bersih belum dapat terpenuhi dengan baik oleh pihak pengelola
PPI Muara Angke. Hal ini dikarenakan PPI Muara Angke belum memiliki pipa saluran air bersih yang langsung berasal dari PAM. Oleh karena itu, guna
memperlancar aktivitas yang terkait dengan kebutuhan air bersih di PPI Muara Angke sebaiknya pengelola segera melengkapi fasilitas air bersih. Upaya
melengkapi fasilitas tersebut dapat berupa pembangunan pipa saluran air bersih yang secara langsung menghubungkan PPI Muara Angke dengan PAM.
6.3.3 Kebutuhan es balok