Cold storage Kondisi pelayanan dan kebutuhan fasilitas kepelabuhanan terkait penanganan hasil tangkapan di Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke

Gambar 25 Pendistribusian es balok kepada nelayan di PPI Muara Angke, 2010 Guna memperlancar dan mempermudah pelayanan akan kebutuhan es balok untuk berbagai kegiatan perikanan di PPI Muara Angke, pihak PT. AGB ICE bekerja sama dengan koperasi TNI AL PUSKOPAL. Kerja sama tersebut berupa pendistribusian dan pemasaran es balok. Bagi pelanggan yang membutuhkan es balok dapat secara langsung melakukan pemesanan dan pembayaran ke PUSKOPAL. Kemudian agen tersebut akan melakukan pemesanan kepada pihak pabrik es serta melakukan pengantaran pesanan es balok kepada pelanggan yaitu nelayan di PPI Muara Angke, seperti yang terlihat pada Gambar 25. Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke merupakan pelabuhan perikanan tipe D yang fasilitasnya cukup lengkap untuk mendukung kegiatan di PPI Muara Angke khususnya penanganan hasil tangkapan. Dalam memenuhi kebutuhan para pengguna pelabuhan perikanan akan kebutuhan es balok, PPI Muara Angke sudah memiliki fasilitas pabrik es yang dibangun sebagai penyuplai es balok di PPI ini.

5.4 Cold storage

1 Kondisi fasilitas Cold storage berfungsi untuk mempertahankan suhu tubuh ikan serta menjaga mutu ikan supaya tetap baik. Dengan begitu ikan tersebut memiliki standar higienis yang tinggi dan tetap memiliki nilai jual yang tinggi saat hendak didistribusikan dan dipasarkan. Di PPI Muara Angke terdapat 9 unit cold storage dengan rincian sebagai berikut: 7 unit cold storage yang dikelola oleh pihak swasta milik pribadi para pengusaha perikanan yang beraktivitas di PPI Muara Angke, 1 unit cold storage dikelola oleh PT. AGB TUNA yang merupakan Penanaman Modal AsingPMA dan 1 unit cold storage yang dikelola oleh UPT PPI Muara Angke. Dari kesembilan unit cold storage yang dimiliki oleh PPI Muara Angke hanya cold storage milik UPT PPI Muara Angke dan PT. AGB TUNA yang fungsinya diperuntukkan untuk umum. Gambar 26 Cold storage milik PT. AGB TUNA di PPI Muara Angke, 2010 Salah satu cold storage yang telah menjalankan fungsinya dan diperuntukkan untuk umum hingga saat ini adalah cold storage milik PT. AGB TUNA. Cold storage tersebut terletak di pintu gerbang PPI Muara Angke, seperti yang disajikan pada Gambar 26. Cold storage ini dibangun pada tahun 2002 dan langsung beroperasi di tahun yang sama. Bangunan cold storage memiliki luas 500 m 2 dan mampu menampung hasil tangkapan sebanyak 900 ton. PT. AGB TUNA memiliki 3 unit Air Blast Freezer ABF sebagai alat pembeku ikan hasil tangkapan yang berkapasitas 3,5 ton per ABF dan tempat penyimpanan ikan hasil tangkapan beku. 2 Pelayanan cold storage Pelayanan terkait penanganan hasil tangkapan yang diberikan oleh pihak PT. AGB TUNA adalah pembekuan hasil tangkapan dengan ABF dan penyimpanan hasil tangkapan beku di dalam cold storage. Adapun lama penyimpanan hasil tangkapan tergantung hasil kesepakatan antara pemilik ikan dan pihak cold storage. Untuk dapat membekukan hasil tangkapan, pemilik ikan dikenakan biaya sebesar Rp. 1.000-1.500 per kg ikan. Untuk biaya penyimpanan di cold storage pemilik ikan dikenakan biaya sebesar Rp. 20 per kg per harinya. Pemilik ikan yang menjadi pelanggan cold storage ini adalah nelayan dan pengusaha perikanan yang tidak memiliki cold storage untuk menyimpan hasil tangkapannya dan berasal dari wilayah di sekitar PPI Muara Angke. Biasanya pemilik ikan membawa ikan hasil tangkapannya ke cold storage setelah terjadi proses pembongkaran. Ikan yang dimasukkan ke dalam cold storage dimaksudkan untuk mempertahankan mutu ikan serta menstabilkan harga ikan apabila ikan tersebut akan dijual. Jenis ikan yang biasanya disimpandidinginkandibekukan di cold storage ini adalah ikan layur, ikan bawal, cumi dan tenggiri. Pada tahun 2007, pihak UPT PPI Muara Angke membangun lagi 1 unit cold storage berkapasitas 900 ton. Pembangunan cold storage ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan nelayan ataupun pengusaha perikanan akan fasilitas penyimpanan ikan hasil tangkapan di cold storage. Namun menurut Baharum 2010 hingga kini cold storage tersebut belum bisa dioperasikan untuk umum karena tarif sewa yang ditetapkan berdasarkan Perda belum ada. Untuk proses penanganan hasil tangkapan PPI Muara Angke telah menyediakan fasilitas dan pelayanan kepelabuhanan berupa dibangunnya cold storage di PPI ini. Tersedianya cold storage di PPI Muara Angke membuat PPI ini menjadi PPI yang cukup lengkap fasilitasnya bila dibandingkan dengan PPI lain di Indonesia, sebab tidak semua PPI memiliki cold storage. Berdasarkan penjabaran mengenai fasilitas dan pelayanan kepelabuhanan yang dimiliki, PPI Muara Angke memiliki fasilitas dan pelayanan kepelabuhanan yang cukup lengkap. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan fasilitas dan pelayanan kepelabuhanannya yang sudah mampu memenuhi kebutuhan para pengguna pelabuhan perikanan. Terutama kegiatan perikanan yang berkaitan dengan penanganan hasil tangkapan mulai dari hasil tangkapan ditangkap, didaratkan hingga didistribusikan dan dipasarkan. Kelengkapan fasilitas di PPI Muara Angke dapat dilihat pada Lampiran 12. 6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Fasilitas PPI Muara Angke terkait penanganan hasil tangkapan diantaranya adalah ruang lelang TPI, basket, air bersih, pabrik es dan cold storage. Fasilitas- fasilitas tersebut harus berfungsi secara optimal agar mampu memenuhi kebutuhan para pengguna pelabuhan perikanan. Terpenuhinya kebutuhan para pengguna pelabuhan perikanan akan meningkatkan daya tarik bagi PPI Muara Angke karena pengguna merasa puas atas fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh pihak pelabuhan perikanan ini. Kepuasan para pengguna pada akhirnya akan diikuti oleh meningkatnya jumlah hasil tangkapan yang didaratkan di pelabuhan perikanan tersebut. Secara otomatis pula kondisi tersebut akan berkaitan dengan kebutuhan fasilitas di PPI Muara Angke, terutama fasilitas yang terkait dengan penanganan hasil tangkapan. Ketersediaan fasilitas terkait penanganan hasil tangkapan di PPI Muara Angke dapat mempengaruhi kelancaran aktivitas penanganan hasil tangkapan yang didaratkan. Pengadaan dan pembangunan fasilitas di suatu pelabuhan perikanan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhannya, agar pembangunan fasilitas dapat berfungsi secara optimal dan tidak akan sia-sia. Menurut Pane 2010, salah satu kriteria dasar dalam merencanakan pengembangan suatu pelabuhan perikanan adalah volume produksi ikan yang didaratkan di pelabuhan perikanan tersebut. Besarnya volume produksi ikan yang didaratkan dapat dijadikan pertimbangan dalam merancang dan merencanakan pengadaan dan pengembangan suatu fasilitas di pelabuhan perikanan. Dengan begitu pengadaan dan pengembangan fasilitas tidak akan sia-sia. Parameter dalam menentukan kebutuhan pengembangan fasilitas terkait penanganan hasil tangkapan di PPI Muara Angke diantaranya adalah jumlah hasil tangkapan yang didaratkan dan jumlah kapal yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPI ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan proyeksi terhadap jumlah hasil tangkapan dan jumlah kapal yang akan beraktivitas di PPI Muara Angke selama sepuluh tahun mendatang.

6.1 Proyeksi Produksi Ikan yang Didaratkan