Kapal yang telah menerapkan sistem penanganan hasil tangkapan dengan mempergunakan palka pembeku dan pendingin salah satunya adalah kapal dengan
alat tangkap berupa pancing cumi squid jig. Keunggulan dari penanganan dengan pembekuan ini adalah ikan tidak perlu ditambahkan es lagi pada saat
pendaratan dan pelelangan. Selain itu mutu hasil tangkapan juga lebih terjaga karena ikan tetap berada dalam keadaan beku dan dingin. Hal ini dapat
meminimalisir aktivitas bakteri yang dapat menurunkan mutu hasil tangkapan. Cara penanganan hasil tangkapan yang lainnya adalah pemberian es pada
hasil tangkapan yang didaratkan. Hasil tangkapan yang berhasil tertangkap, kemudian diangkat ke atas kapal dan langsung dimasukkan ke dalam palka tanpa
adanya penyortiran terlebih dahulu. Kemudian hasil tangkapan tersebut diberi es dengan perbandingan es : hasil tangkapan adalah 1 : 1. Pemberian es ini
dimaksudkan untuk mempertahankan mutu hasil tangkapan hingga kapal mendarat di PPI Muara Angke. Setelah kapal mendarat, hasil tangkapan disortir
menurut jenis dan ukuran. Kemudian hasil tangkapan tersebut ditambah es untuk mempertahankan mutu ikan hingga tempat pendistribusian. Menurut pengamatan
di lapangan dan hasil wawancara, kapal yang menerapkan penanganan hasil tangkapan dengan pemberian es diantaranya kapal-kapal yang mengoperasikan
alat tangkap purse seine, gillnet dan kapal yang berfungsi sebagai kapal pengangkut.
Upaya penanganan hasil tangkapan harus dilakukan seoptimal mungkin dan juga harus didukung dengan kondisi yang optimal dari fasilitas dan pelayanan
kepelabuhanan yang terkait. Kondisi dari fasilitas yang digunakan diduga dapat mempengaruhi mutu hasil tangkapan tersebut. Fasilitas dan pelayanan
kepelabuhanan terkait penanganan hasil tangkapan yang dimiliki oleh PPI Muara Angke adalah Tempat Pelelangan Ikan, air bersih, pabrik es dan cold storage.
5.1 Tempat Pelelangan Ikan TPI 1
Kondisi fasilitas
Tempat pelelangan ikan di PPI Muara Angke memiliki luas sebesar 2.212 m
2
dan terletak di sebelah barat dermaga yang berfungsi sebagai tempat bongkar muat hasil tangkapan yang didaratkan. Berdekatannya letak dermaga dan TPI,
yaitu yang berjarak kurang lebih 6,7 meter memudahkan proses pendaratan hasil tangkapan dari dermaga menuju TPI. Selain itu, dengan berdekatannya dermaga
dan TPI, setelah didaratkan ikan dapat langsung dipindahkan ke gedung TPI. Sehingga penurunan mutu ikan yang didaratkan di PPI Muara Angke akibat
pengaruh sinar matahari dapat diminimalisir.
Gedung TPI di PPI Muara Angke memiliki ruang lelang, kantor TPI dan gudang penyimpanan untuk basket, lori dan timbangan. Berdasarkan perhitungan
yang dilakukan, ruang lelang TPI PPI Muara Angke memiliki luas 628,4 m
2
dengan daya tampung ruang lelang terhadap hasil tangkapan adalah sebesar 221,7 kgm
2
. Suasana ruang lelang di TPI PPI Muara Angke disajikan pada Gambar 19a.
a b
Gambar 19 a Ruang lelang; b bagian luar ruang lelang: 1 lubang pembuangan air dan 2 selokan saluran pembuangan air di TPI
PPI Muara Angke, 2010 Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap bangunan TPI dan ruang
lelang yang ada di PPI Muara Angke dapat dikatakan bahwa fasilitas tempat pelelangan ikan di PPI Muara Angke berkondisi baik. Pernyataan ini didasarkan
pada tingkat kebersihan dan sistem penerangan di gedung TPI, yaitu masih berfungsinya saluran air, memiliki penerangan yang cukup dan tetap terjaganya
kebersihan di ruang lelang. Ruang lelang selalu dibersihkan secara teratur setelah dilakukannya pelelangan ikan, yaitu minimal satu kali pembersihan dalam sehari.
Selain itu, TPI ini dilengkapi dengan tanda peringatan dilarang membuang sampah sembarangan, merokok dan meludah serta diletakkan di tempat yang
mudah terlihat.
1
2
Jika ditinjau dari fisik bangunan TPI, konstruksi lantai TPI yang dibuat miring hanyalah lantai yang berada di luar ruang lelang yang menuju ke selokan
saluran pembuangan air. Pada ruang lelang konstruksi lantainya tidak dibuat miring sehingga sering terdapat genangan air di dalam ruang lelang. Menurut
Lubis 2006, lantai TPI harus memiliki kemiringan 2
o
ke arah saluran pembuangan. Kemiringan lantai tersebut dimaksudkan agar air yang terdapat pada
lantai TPI dapat mengalir ke saluran pembuangan sehingga tidak terjadi genangan di lantai TPI.
Untuk membersihkan lantai ruang lelang TPI setelah dilakukannya proses lelang hasil tangkapan, para petugas harus menyapu air bekas pencucian basket
dan lantai ruang lelang. Penyapuan air bekas pencucian dilakukan ke arah dinding ruang lelang dan melalukan air tersebut melewati lubang pembuangan yang
terdapat di bagian bawah dinding ruang lelang, seperti terlihat pada Gambar 19 b1. Setelah melewati lubang pembuangan air, air bekas cucian tersebut akan
melalui lantai TPI yang dibuat miring. Kemudian air tersebut dapat secara langsung masuk ke dalam selokan saluran pembuangan air, seperti yang
disajikan pada Gambar 19 b2. Menurut pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, bangunan TPI di PPI
Muara Angke cukup berperan penting dalam proses penanganan hasil tangkapan. Hal ini dikarenakan bangunan TPI yang memiliki atap yang cukup luas sampai ke
dermaga pendaratan. Sehingga dapat melindungi hasil tangkapan selama proses pendaratan ikan hasil tangkapan dari dermaga ke ruang lelang. Kondisi tersebut
cukup berperan dalam meminimalisir penurunan mutu hasil tangkapan akibat terkena sinar matahari. Berdasarkan hasil wawancara, untuk rencana ke depan
pihak pengelola PPI Muara Angke berencana untuk membangun TPI PPI Muara Angke menjadi TPI yang memiliki ruang lelang yang berpendingin. Pembangunan
tersebut dimaksudkan agar mutu ikan yang dilelang tetap terjaga.
2 Pelayanan TPI
Pelayanan kepelabuhanan yang diberikan oleh pihak pengelola TPI PPI Muara Angke KUD Mina Jaya yaitu berupa pelelangan hasil tangkapan dan
peminjaman fasilitas yang terkait dengan proses pelelangan hasil tangkapan. Adapun fasilitas yang dipinjamkan diantaranya basket, timbangan dan lori.
Tempat pelelangan ikan di PPI Muara Angke memberikan pelayanan lelang untuk pengusaha perikanan ataupun nelayan yang ingin melelang hasil tangkapannya.
Dengan adanya pelelangan hasil tangkapan diharapkan pengusaha perikanan ataupun nelayan mendapatkan harga yang optimal untuk hasil tangkapan yang
dilelang. Untuk mengikuti proses pelelangan hasil tangkapan, para pembeli atau
pedagang pengumpul harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu sebagai peserta lelang. Peserta lelang yang telah terdaftar kemudian menyimpan uangnya
di bagian keuangan kantor TPI PPI Muara Angke. Para peserta lelang yang terdiri atas pembeli atau pedagang pengumpul dan pemilik hasil tangkapan akan
dikenakan biaya retribusi sebesar 2 untuk pembeli dan 3 untuk pemilik hasil tangkapan. Retribusi tersebut sudah termasuk biaya peminjaman basket, lori dan
timbangan.
a b
Gambar 20 a Basket yang disewakan dan b pembersihan basket setelah
pelelangan di TPI PPI Muara Angke, 2010 Basket yang disewakan di TPI PPI Muara Angke berbentuk kotak dan
terbuat dari plastik keras dengan ukuran 55 x 41 x 42,5 cm serta berkapasitas 50 kgbasket, yang disajikan pada Gambar 20a. Saat ini persediaan basket di TPI
Muara Angke sebanyak 2.000 unit. Namun basket yang sudah dimanfaatkan hingga saat ini hanya sebanyak 1.000 unit per harinya. Untuk memanfaatkan
basket tersebut, pihak TPI menetapkan harga sewa yang berkisar antara Rp. 1.500basket.
Kondisi basket yang telah dimanfaatkan di TPI sudah banyak yang mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut berupa sisi-sisi basket yang pecah dan
masih adanya sisa-sisa kotoran yang tidak dibersihkan secara sempurna yang lama kelamaan dapat membuat basket pecah pada bagian sisinya. Kerusakan ini
dikarenakan kurangnya kesadaran dari pihak-pihak yang memanfaatkan basket tersebut, seperti pedagang dan pembeli hasil tangkapan. Penggunaan basket
harusnya dilakukan secara hati-hati agar kondisi basket tidak cepat rusak karena mengingat fungsi basket tersebut sebagai wadah hasil tangkapan selama
pelelangan dilakukan. Kondisi basket diduga ikut berperan dalam menentukan baik tidaknya penanganan dan mutu ikan yang dilelang.
Gambar 21 Pembersihan TPI oleh pihak TPI setelah pelelangan di PPI Muara Angke, 2010
Berdasarkan pengamatan di lapangan, setelah digunakan dalam proses pelelangan, basket yang telah digunakan selanjutnya disusun di dalam TPI,
kemudian basket tersebut disemprot hingga kotorannya terbuang seperti yang terlihat pada Gambar 20b. Setelah bersih, basket dipindahkan ke dalam gudang
penyimpanan. Selanjutnya pihak TPI membersihkan lantai TPI dengan menyemprot dan menyapu lantai TPI tersebut dengan menggunakan sapu lidi.
Kemudian air bekas pembersihan dialirkan ke saluran pembuangan melalui lubang-lubang pembuangan yang terdapat di bagian bawah dinding bangunan
ruang lelang di TPI. Pembersihan ruang lelang TPI dapat dilihat pada Gambar 21. Kegiatan lelang di TPI PPI Muara Angke dilakukan setiap harinya, yaitu
mulai pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB. Peserta lelang harus
melakukan pendaftaran atau melapor terlebih dahulu sekaligus menyimpan uang sebagai alat untuk membayar hasil tangkapan yang didapatkan dalam proses
lelang ke bagian keuangan di kantor TPI. Setelah itu para peserta lelang dipersilahkan untuk mengikuti lelang di ruang lelang TPI PPI Muara Angke yang
telah disediakan. Penyetoran uang ke bagian keuangan ini dimaksudkan untuk mengurangi tingkat kerugian yang ditanggung oleh pihak TPI. Sebelum
diterapkannya sistem penyetoran uang ini pihak TPI sering mengalami kerugian yang disebabkan oleh peserta lelang yang berhutang dalam proses pembelian hasil
tangkapan yang dilelang. Mekanisme pelelangan ikan di TPI PPI Muara Angke dimulai sejak kapal
mendaratkan hasil tangkapannya di TPI ini. Setelah kapal bersandar pada dermaga, dilakukan pembongkaran hasil tangkapan dari dalam palka ke dek kapal.
Kemudian ikan tersebut disortir dan ditimbang per jenis hasil tangkapan. Selanjutnya hasil tangkapan tersebut dipindahkan ke ruang lelang untuk
diikutsertakan dalam proses pelelangan. Berdasarkan pengamatan saat dilakukan pelelangan, hasil tangkapan yang dilelang di ruang lelang merupakan hasil
tangkapan yang didaratkan oleh kapal-kapal yang telah menerapkan pembekuan dengan udara dingin. Oleh karena itu tidak ada perlakuan khusus atau penanganan
hasil tangkapan seperti pemberian es pada hasil tangkapan yang akan dilelang. Pelelangan yang dilakukan di TPI PPI Muara Angke merupakan pelelangan
murni yang mempertemukan antara peserta lelang, juru lelang dan pemilik hasil tangkapan. Hal ini berbeda dengan proses pelelangan di PPS Nizam Zachman
Jakarta. Menurut Hadianti 2010 aktivitas pelelangan ikan yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta bukanlah pelelangan murni, melainkan pelelangan
dengan sistem opow. Sistem opow merupakan sistem penjualan ikan dimana ikan yang didaratkan dibeli oleh pemilik kapal, lalu akan dipasarkan atau dijual
kembali oleh pemiliki kapal. Keuntungan dari sistem opow ini adalah pemilik kapal dapat memonopoli pemasaran, sedangkan kerugiannya adalah pedagang
ikan tidak dapat membeli hasil tangkapan yang didaratkan dengan harga lelang.
5.2 Air Bersih 1