Tabel 4 menunjukkan bahwa SMU merupakan jenjang pendidikan tertinggi terbanyak yang dicapai oleh penduduk Jakarta Utara. Persentase penduduk yang
menamatkan pendidikannya hingga SMU mencapai 32,5, pendidikan yang ditamatkan terbanyak selanjutnya setelah SMU adalah SD sebanyak 22,2 dan
SMP sebanyak 20,7 yang disajikan pada Gambar 3. Selain pendidikan umum, wilayah Jakarta juga memiliki sarana dan
prasarana pendidikan yang berkaitan dengan bidang perikanan, seperti Sekolah Tinggi Perikanan STP Jakarta dan Universitas Satya Negara Indonesia USNI
yang terletak di Jakarta Selatan. Sekolah tinggi ini dibangun dengan tujuan untuk mencetak generasi muda yang paham akan dunia perikanan dan kelautan. Oleh
karena itu, generasi muda diharapkan dapat memanfaatkan kekayaan alam Indonesia yang sebagian besar berasal dari laut. Sementara itu, di wilayah Bogor
juga terdapat 2 instansi pendidikan yang berkaitan dengan bidang pendidikan perikanan, yaitu Sekolah Tinggi Perikanan STP Bogor dan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan FPIK yang merupakan bagian dari Institut Pertanian Bogor IPB. Keberadaan instansi-instansi yang bergerak di bidang pendidikan perikanan
ini diharapkan berfungsi sebagai penyedia tenaga perikanan yang nantinya dapat memanfaatkan sumberdaya perikanan Indonesia secara optimal.
4.1.3 Prasarana umum 1 Transportasi
Sarana dan prasarana yang berhubungan dengan transportasi sangat dibutuhkan untuk mendistribusikan barang ataupun jasa dari suatu wilayah ke
wilayah lainnya, tidak terkecuali wilayah Jakarta Utara. Transportasi yang telah tersedia di wilayah Jakarta meliputi angkutan laut, darat termasuk kereta api dan
angkutan udara. Masing –masing jenis pelayanan transportasi sesuai dengan
karakter kebutuhan masyarakat. Transportasi angkutan laut didukung oleh empat pelabuhan yang terdapat di
Jakarta Utara, diantaranya Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Sunda Kelapa, Pelabuhan Muara Baru dan Pelabuhan Kali Baru. Diantara keempat pelabuhan
tersebut, pelabuhan yang paling berpotensi adalah Pelabuhan Tanjung Priok, dikarenakan pelabuhan tersebut merupakan sentra bagi angkutan penumpang dan
barang. Menurut data BPS Kota Administrasi Jakarta Utara, selama tahun 2008 terdapat lalu lintas penumpang sebanyak 575.496 jiwa di Pelabuhan Tanjung
Priok, dengan perincian penumpang yang datang sebanyak 299.891 jiwa dan penumpang yang berangkat melalui pelabuhan ini sebanyak 275.605 jiwa
Anonim, 2009a. Pemenuhan kebutuhan masyarakat akan transportasi darat di Jakarta Utara
dioperasikan bus, mikrobus, mikrolet dan truk atau kontainer. Berdasarkan data BPS Kota Administrasi Jakarta Utara, rata
–rata penumpang yang memanfaatkan jasa biskota setiap harinya mencapai 21.409 jiwa, sedangkan transportasi di atas
rel kereta api dilayani melalui dua stasiun, yaitu Stasiun Kampung Bandan dan Stasiun Sungai Lagoa. Selama tahun 2008 tercatat sebanyak 746.858 jiwa
penumpang yang terangkut di Stasiun Kampung Bandan, sedangkan di Stasiun Sungai Lagoa melayani lalu lintas barang dan telah mengangkut barang senilai
Rp. 6.010.700.000. Transportasi udara menjadi kian penting fungsinya untuk dioperasikan di
Indonesia karena dapat menghubungkan wilayah-wilayah di Indonesia yang cukup luas dan dipisahkan oleh perairan yang luas dalam waktu tempuh yang
lebih cepat dibanding angkutan laut dan darat. Bandar udara yang merupakan bagian penting dari transportasi angkutan udara berfungsi sebagai tempat
terjadinya transfer perjalanan orang dan barang dari suatu wilayah ke wilayah lain. Indonesia memiliki dua bandar udara yang masih berfungsi optimal hingga
sekarang, yaitu Bandar Udara Soekarno-Hatta dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Bandar Udara Soekarno-Hatta merupakan bandar udara utama di Indonesia yang terletak di Kota Tangerang, Banten. Bandar udara ini melayani transfer
perjalanan orang penumpang dengan tujuan dalam dan luar negeri. Berdasarkan data Subdirektorat Statistik Transportasi, diketahui bahwa selama tahun 2008
pesawat yang berangkat melalui Bandar Udara Soekarno-Hatta mencapai 24.895 unit untuk keberangkatan tujuan luar negeri dan 104.279 unit untuk keberangkatan
tujuan dalam negeri. Untuk jumlah penumpang yang berangkat melalui bandar udara ini pada tahun yang sama mencapai 3.581.833 jiwa untuk tujuan luar negeri
dan 11.887.056 jiwa untuk tujuan dalam negeri Anonim, 2009b.
Sementara itu, Bandar Udara Halim Perdanakusuma yang terletak di Jakarta Timur hingga kini masih beroperasi. Bandar udara ini hanya melayani
penerbangan charter serta kepentingan militer yang kemudian difungsikan sebagai markas Komando Operasi Angkatan Udara I Koops AU I TNI-AU.
2 Komunikasi
Pelayanan komunikasi yang tersedia di Jakarta Utara guna mendukung kegiatan komunikasi meliputi telekomunikasi dan jasa layanan pos serta giro.
Layanan telekomunikasi mencakup pemberian pelayanan jasa berupa telepon, telegram, pulsa telepon selular dan internet. Pelayanan ini didukung dengan
adanya fasilitas penunjang diantaranya telepon umum, wartel, warnet dan lain –
lain. Kegiatan jasa layanan pos dan giro meliputi pemberian jasa dalam hal
mengirim surat maupun barang, wesel, jasa giro dan sebagainya. Kebutuhan masyarakat Jakarta Utara akan jasa layanan pos dan giro dapat dipenuhi melalui
berbagai fasilitas yang tersedia. Fasilitas –fasilitas tersebut meliputi 18 kantor pos
cabang, 70 loket, 2 agen pos, 38 bis surat dan 8 pos keliling. Selama tahun 2008, volume jasa pelayanan pos mencapai 3.334.007 unit dengan nilai sebesar 429,838
milyar rupiah Anonim, 2009a.
3 Air dan Listrik
Kebutuhan akan air bersih dan listrik merupakan kebutuhan yang mutlak untuk dipenuhi oleh masyarakat, karena kedua subsektor ini menjadi faktor
penunjang kehidupan masyarakat. Pelayanan untuk pengadaan air bersih di Jakarta Utara telah diusahakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum PDAM dan
PT. Aerta Air Jakarta. Pelayanan untuk pengadaan listrik diusahakan oleh Perusahaan Listrik Negara PLN. Untuk mendapatkan pelayanan pengadaan air
bersih dan listrik tersebut, masyarakat pengguna akan dikenakan beban biaya penggunaan setiap bulannya.
Dalam upaya pengadaan air minum, perusahaan air bersih memiliki beberapa jenis pelanggan, yaitu sosial, non niaga, niaga, industri, khusus dan
lainnya Anonim, 2009a. Berikut data jumlah pelanggan air bersih di Jakarta Utara selama tahun 2004-2008.
Sumber : Anonim 2009a data diolah kembali
Gambar 4 Grafik jumlah pelanggan air bersih di Jakarta Utara tahun 2004- 2008
Berdasarkan Gambar 4 di atas diketahui bahwa jumlah pelanggan air bersih di Jakarta Utara mengalami kecenderungan naik selama tahun 2004-2008. Terjadi
penurunan jumlah pelanggan air bersih di Jakarta Utara pada saat tahun 2005 sebesar 1.412 jiwa. Kemudian terjadi peningkatan jumlah yang cukup berarti
hingga tahun 2008 dengan jumlah pelanggan air bersih di Jakarta Utara mencapai 131.439 jiwa. Hal ini dapat terjadi karena sudah berkurangnya pasokan air bersih
dari sumur yang dibuat oleh masyarakat. Masyarakat harus beralih menjadi pelanggan perusahaan pemasok air bersih demi mendapatkan pasokan air bersih.
Sementara itu, PLN juga memiliki beberapa jenis pelanggan seperti rumah tangga, sosial, bisnis, industri atau hotel, gedung pemerintah dan jalan umum.
Berikut data jumlah pelanggan listrik selama tahun 2004-2008 yang disajikan dalam Tabel 5.
Tabel 5 Jumlah pelanggan listrik di Jakarta Utara menurut area pelayanan tahun 2004-2008
Area pelayanan Tahun
2004 2005
2006 2007
2008 1. Marunda
85.255 88.312
88.651 88.956
90.823 2. Sunter
101.434 103.291
105.408 106.777
108.707 Jumlah
186.689 191.603
194.059 195.733
199.530
Sumber : Anonim 2009a
Area pelayanan Sunter memiliki jumlah pelanggan listrik lebih banyak dibanding jumlah pelanggan listrik di area pelayanan Marunda. Berdasarkan
Tabel 5, hingga tahun 2008 area pelayanan Sunter telah memiliki pelanggan sebanyak 108.707 pelanggan, sedangkan pelanggan di area pelayanan Marunda
mencapai 90.823 pelanggan.
Sumber : Anonim 2009a data diolah kembali
Gambar 5 Grafik jumlah pelanggan listrik di Jakarta Utara dengan area pelayanan Marunda dan Sunter tahun 2008
Sumber : Anonim 2009a data diolah kembali; = data perkiraan
Gambar 6 Grafik perkembangan jumlah industri besar atau sedang di Jakarta Utara tahun 2004-2008
Gambar 5 di atas menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah pelanggan listrik di Jakarta Utara yang signifikan selama tahun 2004-2008 yang mencapai
angka sebanyak 12.841 pelanggan. Kondisi ini diduga disebabkan karena semakin bertambahnya penduduk dan industri yang berkembang di Jakarta Utara. Sehingga
membutuhkan pasokan listrik sebagai penunjang segala kegiatan yang
membutuhkan listrik. Hal ini dapat dibuktikan oleh Gambar 1 dan 6 yang memperlihatkan perkembangan penduduk dan industri di Jakarta Utara.
4.2 Keadaan Perikanan Tangkap Kota Jakarta Utara 4.2.1 Produksi dan jenis hasil tangkapan