Setelah mengalami perubahan desain, planting area pada lantai 4 ini banyak yang dihilangkan. Hamparan rumput dan planter box di antara bangunan
wedding pavillion dan caribbean pub diubah menjadi plaza, planter box di depan caribbean pub dihilangkan, taman yang berada di depan lift pada bagian belakang
gedung juga ikut dihilangkan yang kemudian digunakan sebagai toilet. Planter box di bagian depan serta samping kanan dan kiri caribbean pub dihilangkan
karena bertujuan untuk memperluas ruangan pada caribbean pub sehingga menambah kapasitas tempat duduk di dalam ruangan. Planting area yang masih
dipertahankan yaitu yang berada di bagian ujung reflecting pool. b. Penempatan pohon cemara di sisi luar
reflecting pool
Pada sisi luar kanan dan kiri reflecting pool ditambahkan masing-masing tiga pohon cemara Cupressus papuana. Penempatan pohon cemara pada sisi luar
reflecting pool bertujuan untuk memperkuat nuansa formal pada bangunan wedding pavillion.
5.4. PROSES PERANCANGAN
Dalam proses perancangan Discovery Hotel banyak dilakukan pertimbangan-pertimbangan dalam upaya menciptakan suatu desain yang sesuai
dengan keinginan klien. Pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan pada sub
Gambar 83. Penambahan Cupressus papuana pada Reflecting Pool Sumber: PT. Airmas Asri, 2010
divisi lanskap meliputi pertimbangan dalam menentukan elemen-elemen desain yang sesuai dengan konsep desain yang diangkat, selain itu materialnya harus
sesuai pula dengan kondisi tapak proyek. Pemilihan bahan tanaman yang akan digunakan di dalam desain lanskap juga memerlukan suatu pertimbangan, terkait
dengan kondisi fisik dan biofisik tapak yang berbeda di setiap tempat.
5.4.1. Pertimbangan Bagi Arsitek Lanskap
Pertimbangan yang dilakukan oleh arsitek lanskap dalam merancang proyek ini mencakup pertimbangan dalam pemilihan material hardscape dan
softscape. Penggunaan material baik hardscape maupun softscape pada desain harus disesuaikan dengan kondisi fisik dan ekologis tapak. Material hardscape
yang digunakan pada umumnya harus awet dan tahan lama. Dalam pemilihan softscape, hal yang paling umum dipertimbangkan adalah kemampuan tanaman
tersebut untuk dapat bertahan hidup dan tumbuh dengan baik pada lokasi proyek.
5.4.1.1. Pemilihan Material Hardscape
Pertimbangan perusahaan dalam pemilihan material hardscape lebih dititikberatkan pada tingkat keawetan, kekuatan, ketersediaan di pasar dan harga.
Desain lanskap lebih dominan pada ruang outdoor sehingga dalam pemilihan material harus memikirkan tingkat ketahanannya terhadap cuaca di luar ruangan.
Material hardscape yang digunakan pada desain lanskap Discovery Hotel meliputi batu andesit, batu koral, batu paras, kayu merbau, beton, brick wall, metal
stainless steel, kaca dan tile. Pada desain lanskap hotel ini banyak menggunakan material hardscape
dari batu andesit. Penggunaan batu andesit dikarenakan jenis batu ini merupakan batu yang memiliki sifat paling keras di antara batu alam yang umum dipakai.
Selain itu tingkat porositas batu andesit juga paling kecil karena memiliki pori- pori yang rapat. Warna batu andesit cenderung gelap dan penggunaannya cocok
untuk segala ruang baik indoor maupun outdoor. Selain batu andesit, batu yang banyak terdapat pada material hardscape
yaitu batu koral. Batu koral banyak digunakan untuk mempercantik lantai taman, stepping stone, kolam dan lain-lain. Sifat batu koral yang memiliki banyak warna
dan corak serta harganya yang ekonomis menjadi alasan utama dalam penggunaannya pada desain lanskap.
Kayu merbau banyak digunakan pada deck dan pergola. Kayu merbau merupakan salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif
pembanding dengan kayu jati karena tingkat keawetannya. Selain sifatnya yang dikenal awet dan kuat, kayu merbau juga tahan terhadap serangga.
Ketersediaannya di pasar juga cukup mudah didapatkan karena pohon merbau termasuk jenis pohon hutan hujan tropis.
Penggunaan material beton dikarenakan sifatnya yang kuat dan awet menjadi pertimbangan utama dalam pembuatan bangunan-bangunan pada desain
lanskap seperti security house, guard house dan gazebo. Selain beton, terdapat susunan brickwall pada konstruksi dinding yaitu pada bangunan pool bar.
Konstruksi dari material kaca dan metal digunakan untuk memberi sentuhan modern yang ingin dihadirkan pada desain hotel.
Material dari metal selain pada struktur welcoming pavillion juga terdapat pada railing tangga, flag pole, name sign, gate dan lain-lain. Penggunaan metal
berupa stainless steel pada elemen-elemen tersebut dikarenakan material ini memiliki sifat yang kuat dan tidak mudah berkarat sehingga akan lebih awet dan
tahan lama. Penggunaan pool tile dengan warna hijau toska dan biru yang membentuk
pola abstrak dapat memberi efek pantulan kolam yang lebih alami pada kolam. Selain itu material ini juga mudah didapatkan dan memiliki banyak pilihan warna.
Pool tile digunakan pada lantai swimming pool, reflecting pool dan water stream.
5.4.1.2. Pemilihan Material Softscape
Pertimbangan dalam pemilihan tanaman yang digunakan pada desain lanskap terkait dengan beberapa hal. Menurut Hannebaum 2002, terdapat
beberapa kriteria dalam melakukan pemilihan tanaman pada desain lanskap. Kriteria ini meliputi:
a. Ketahanan dan kemampuan beradaptasi dengan iklim
b. Kesesuaian jenis tanah dengan syarat tumbuh tanaman
c. Persyaratan naungan dan penyinaran matahari
d. Bentuk dan ukuran
e. Tekstur
f. Warna daun
g. Tingkat kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
h. Kerentanan terhadap hama dan penyakit
i. Produksi buah dan bunga
j. Ketersediaan di pasar dan harga
k. Kemudahan penggunaan
l. Memiliki tata nama nomenclature
Dari semua kriteria tanaman yang telah disebutkan, tidak semuanya merupakan hal yang esensial untuk dipenuhi. Namun, untuk mendapatkan
kemungkinan terbaik dari suatu tanaman dalam penggunaannya pada desain lanskap seluruh faktor tersebut perlu untuk dipertimbangkan. Oleh karena itu,
perlu bagi desainer untuk melakukan pertimbangan terhadap keinginan klien dengan kesesuaian kriteria tanaman pada tapak. Sebelum menentukan jenis
tanaman yang akan digunakan dalam desain lanskap, desainer harus memastikan terlebih dulu bahwa tanaman tersebut tersedia atau mudah didapatkan di pasaran.
Hal yang paling utama dilakukan dalam memilih tanaman adalah mengetahui kemampuan adaptasi terhadap iklim.
Selain kriteria yang telah disebutkan di atas, dalam upaya untuk menciptakan identitas suatu lanskap dapat dihadirkan melalui penggunaan
tanaman endemik yang menjadi ciri khas pada tapak tersebut. Dalam menentukan tanaman identitas, diperlukan informasi yang lengkap dan mendetail mengenai
vegetasi tersebut. Informasi yang diperlukan meliputi karakteristik fisik seperti tinggi maksimum pohon, warna bunga, bentuk daun dan bentuk tajuk. Selain itu
waktu dan lama masa berbunga serta karakteristik khas dari pohon tersebut juga perlu diketahui.
Pada proyek Discovery Hotel, terdapat faktor-faktor lain yang menjadi bahan pertimbangan bagi pihak konsultan desain dalam pemilihan tanaman pada
desain lanskap. Faktor-faktor yang penting untuk dipertimbangkan disini adalah kondisi ekologis, pemeliharaan dan kondisi keuangan klien. Secara garis besar,
tanaman yang digunakan pada desain lanskap Discovery Hotel adalah jenis tanaman lokal tropis. Iklim pantai pada kota Dili yang cenderung panas menjadi
pertimbangan dalam menentukan jenis tanaman yang digunakan yaitu jenis tanaman yang tahan terhadap cuaca panas.
Teknik pemeliharaan yang intensif juga menjadi hal yang penting mengingat sebagian besar tanaman yang digunakan merupakan ragam jenis
tanaman hias yang berfungsi sebagai display. Daya tahan tanaman selain dipengaruhi oleh kondisi iklim setempat juga dipengaruhi oleh pemeliharaan.
Faktor pemeliharaan di sini sangat berperan penting dalam mempertahankan kondisi tanaman agar tetap dalam kondisi baik dan sama seperti pada saat pertama
kali ditanam. Faktor ekonomi klien penting dalam hal pengadaan material tanaman pada
desain lanskap yang memiliki kualitas tinggi. Jika klien telah menyanggupi usulan desain lanskap dari konsultan desain maka hal-hal yang terkait dengan biaya
pengadaan material tanaman dan pemeliharaan tidak menjadi hambatan bagi klien dalam mewujudkan desain lanskap tersebut.
5.4.2. Masalah dan Kendala yang Dihadapi dalam Penanganan Proyek
Dalam setiap penanganan proyek, konsultan tentunya tidak lepas dari adanya kendala-kendala. Kendala yang dihadapi ini tidak hanya berasal dari pihak
konsultan tapi juga dari pihak klien, maupun partner kerja lainnya. Selama masa pengerjaan proyek ini terdapat kendala-kendala yang mengakibatkan penguluran
waktu yang lebih lama. Kendala-kendala yang dihadapi antara lain:
a. Kondisi keuangan klien