b. Fase perancangan yang berbeda antara arsitek bangunan dan arsitek
lanskap
Proses perancangan yang dimiliki oleh arsitek bangunan memiliki tahapan yang berbeda dengan arsitek lanskap. Pada tahap awal proses perancangan
lanskap, pekerjaan arsitek lanskap menyesuaikan rancangan lanskap dengan tahapan yang telah dilakukan arsitek bangunan, hal tersebut kadang sulit untuk
disesuaikan sehingga arsitek lanskap harus bekerja berulang kali untuk menyesuaikan dengan perencanaan yang telah dibuat oleh arsitek bangunan dan
hal ini memakan waktu yang cukup lama dalam proses desain. Pada proyek Discovery Hotel, arsitek lanskap baru mengawali proses perancangan pada saat
arsitek bangunan telah berada pada tahap Schematic Drawing.
c. Tuntutan dalam memenuhi keinginan klien
Seringkali klien sebagai pihak yang memberikan tugas, banyak melakukan perubahan desain yang telah diajukan oleh konsultan. Jika klien belum merasa
puas dengan desain yang dibuat konsultan desain, maka klien akan terus melakukan revisi sampai merasa desain tersebut sudah sesuai dengan yang
diinginkan. Klien mengutarakan keinginannya dengan cara mengajukan permintaan dan memberikan kritik terhadap hasil rancangan kepada pihak
konsultan agar hasil rancangannya sesuai dengan keinginan klien. Seperti halnya ketika terjadi perubahan desain pada level bangunan dapat mengakibatkan semua
gambar ikut berubah seperti gambar potongan, gambar section maupun gambar elevation.
d. Kondisi di lapang
Terkadang kondisi lapang tidak memungkinkan untuk diterapkan suatu desain. Misalnya klien ingin suatu konsep desain tertentu namun tidak
memungkinkan diterapkan di lapang karena kondisi tapak tidak memungkinkan untuk diterapkan desain tersebut, bisa saja dari segi sumber air, jenis tanah,
topografi atau faktor-faktor lainnya. Kondisi di lapang dapat juga disebabkan oleh faktor alam seperti musim hujan yang mengakibatkan proses konstruksi
berlangsung lebih lama atau adanya bencana seperti banjir dan lain-lain. Kondisi fisik dan biofisik pada tapak Discovery Hotel seperti topografi tapak yang
cenderung datar sehingga mengharuskan dilakukannya banyak cut and fill untuk
menghasilkan tapak berkontur. Iklim pantai yang sangat panas di kota Dili mengharuskan arsitek lanskap untuk menyesuaikan seluruh material yang
digunakannya dengan material yang tahan terhadap panas baik hardscape maupun softscape.
5.4.3. Peran Serta Mahasiswa Selama Kegiatan Magang
Selama melakukan kegiatan magang di sub divisi lanskap, keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan perusahaan juga turut memberikan kontribusi pada
proses pengerjaan proyek yang sedang ditangani perusahaan. Banyaknya proyek yang ditangani perusahaan membutuhkan perhatian yang tidak hanya berfokus
pada pengerjaan satu proyek saja. Setiap karyawan memiliki tanggung jawab terhadap fokus proyeknya masing-masing. Mahasiswa juga ikut mengerjakan
beberapa proyek lain selain fokus proyek Discovery Hotel, Dili-Timor Leste. Daftar pekerjaan yang dikerjakan mahasiswa magang pada proyek Discovery
Hotel dapat dilihat pada Lampiran 1. Peran mahasiswa selama di sub divisi lanskap, antara lain:
a. Memberikan pendapat dan masukan ide kepada manajer dan karyawan pada
sub divisi lanskap dalam menentukan jenis tanaman yang akan digunakan pada desain lanskap suatu proyek. Masukan ide dari mahasiswa akan menjadi
bahan pertimbangan bagi manajer dalam menentukan jenis tanaman yang akan digunakannya pada desain lanskap suatu proyek.
b. Memberikan pendapat dan masukan ide kepada manajer dalam menentukan
penempatan atau pola penanaman jenis tanaman tertentu ke dalam tapak. Suatu desain tidak hanya dipertimbangkan dalam penentuan jenis tanaman
yang akan digunakan, akan tetapi pola penanaman dari setiap elemen softscape juga sangat berpengaruh dalam memberikan kesan dan nilai
keindahan pada tapak sesuai dengan konsep yang dikembangkan. c.
Melakukan revisi pada desain lanskap yang mengalami perubahan akibat adanya perubahan desain dari arsitek, klien, maupun konsultan lainnya pada
beberapa proyek. Perubahan desain yang sering terjadi biasanya berasal dari klien. Revisi dilakukan setiap kali klien dan tim ahlinya melakukan evaluasi
pada tahapan desain yang telah selesai dilakukan konsultan.
d. Membuat desain alternatif penanaman untuk beberapa proyek. Terkadang
setiap orang memiliki ide desain yang berbeda-beda sehingga tercipta beberapa alternatif desain dalam setiap proyek. Dengan desain alternatif ini
konsultan akan menawarkan beberapa pilihan desain kepada klien. Sehingga dari desain alternatif ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi klien
mengenai desain mana yang menurutnya paling baik dan paling disukai untuk kemudian dikembangkan.
e. Membuat planting plan pada fokus proyek Discovery Hotel, Dili-Timor Leste
dan proyek-proyek lainnya. Setiap desain lanskap yang telah selesai dikembangkan, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah pembuatan
planting plan. Pada pembuatan planting plan ini telah ditentukan jenis tanaman yang akan digunakan, ditentukan letak titik penanaman dan
banyaknya jumlah setiap jenis tanaman yang digunakan. f.
Membuat spesifikasi bahan tanaman. Setiap jenis tanaman yang digunakan pada desain lanskap akan lebih diperjelas spesifikasinya agar hasilnya nanti
sesuai dengan desain yang telah dibuat oleh konsultan. Spesifikasi bahan tanaman ini meliputi nama botani tanaman, nama umum tanaman, tinggi
batang pohon, diameter tajuk, jarak tanam, remark dan jumlah setiap jenis tanaman yang digunakan.
g. Membuat gambar Hardscape Working Drawing HWD pada proyek
Disovery Hotel. Gambar pada HWD yang dibuat meliputi gambar detail potongan section detail dan dimensinya, blow up plan, penggunaan material
dan plan material spec and plan. Dalam membuat HWD, mahasiswa bekerjasama dengan karyawan pada sub divisi lanskap.
h. Mencari referensi mengenai jenis-jenis tanaman yang akan digunakan pada
suatu proyek, terutama yang berkaitan dengan konsep atau permintaan klien. Pada beberapa proyek, klien mengusulkan kepada pihak konsultan untuk
menggunakan jenis tanaman tertentu dalam desain lanskap. Untuk itu kosultan harus melakukan pencarian informasi lebih mendalam mengenai
jenis tanaman yang diinginkan klien agar keinginan klien dapat terpenuhi. i.
Ikut serta menyiapkan dokumen tender. Setelah tahap pengembangan desain mencapai 100 dan revisi-revisi selesai dilakukan, tindakan selanjutnya
adalah penyiapan dokumen tender. Dokumen tender ini berisi gambar-gambar dari hasil akhir pengembangan desain dan dapat pula sudah termasuk gambar
kerja. Namun, ada beberapa proyek yang pada saat pengiriman dokumen tender belum termasuk gambar kerja dan baru dibuat gambar kerjanya pada
saat proyek sudah memasuki tahap pembangunan. Dokumen tender untuk bangunan dan lanskap dipisahkan. Arsitek bangunan beserta timnya akan
menyiapkan dokumen tendernya sendiri dan arsitek lanskap beserta timnya juga akan menyiapkan dokumen tendernya sendiri. Dokumen tender lanskap
dibedakan lagi menjadi dua, yaitu dokumen tender hardscape dan dokumen tender softscape.
j. Menyiapkan image tanaman untuk digunakan pada pembuatan gambar image
suatu proyek oleh sub divisi produksi. Setiap proyek yang akan dikembangkan selalu dibuat gambar image untuk memberikan gambaran
kepada klien mengenai hasil desain yang dibuat oleh konsultan. Gambar image ini juga berfungsi sebagai media pemasaran atau pemberitahuan
kepada masyarakat mengenai proyek yang akan dibangun.
5.4.4. Masalah dan Kendala yang Dihadapi Mahasiswa Selama Magang
Selama melakukan kegiatan magang, mahasiswa tidak lepas dari beberapa kendala yang dihadapi, antara lain kesulitan dalam mencari waktu yang tepat
untuk berkomunikasi dengan manajer. Hal ini disebabkan karena banyaknya proyek yang ditangani oleh PT. Airmas Asri, sehingga seluruh karyawan selalu
sibuk dan hampir tidak ada waktu luang. Sub divisi lanskap merupakan satu- satunya divisi yang harus melayani hampir seluruh landscaping dari proyek-
proyek yang diterima perusahaan. Anggota Sub Divisi Lanskap hanya terdiri dari 5 orang, yaitu: 1 orang manajer, 1 orang kepala studio, dan 3 orang karyawan.
Dalam pengerjaan proyek setiap karyawan tidak hanya terfokus pada satu proyek saja, karena setiap karyawan akan diberi tanggungjawab oleh perusahaan untuk
menangani beberapa proyek. Proyek yang memiliki tanggal submit lebih awal akan dikerjakan terlebih dahulu. Jika terdapat beberapa proyek yang memiliki
tanggal submit yang berdekatan, maka setiap karyawan akan mengerjakan pada fokus proyek yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kinerja karyawan pada Sub
Divisi Lanskap tidak terfokus secara total dalam proyek-proyek yang dikerjakan,
termasuk proyek Discovery Hotel, Dili-Timor Leste. Hal ini menyebabkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam berkomunikasi untuk hal-hal yang
berkaitan dengan proyek yang menjadi objek studi atau fokus proyeknya. Proyek Discovery Hotel, Dili-Timor Leste menjadi fokus proyek yang
akan dibahas oleh mahasiswa pada laporan skripsinya karena berdasarkan hasil pembicaraan yang telah dilakukan dengan pihak perusahaan pada bulan Desember
2009. Sebelum memulai magang, mahasiswa melakukan pembicaraan dengan pihak perusahaan terlebih dulu untuk meminta ijin dan menanyakan proyek yang
akan ditangani oleh mahasiswa saat magang pada bulan Februari 2010 dan sedang berada pada tahap design development. Namun, pada saat mahasiswa memulai
kegiatan magang, pengerjaan proyek ini sudah mencapai tahap design development 75. Sehingga kegiatan yang paling banyak diikuti oleh mahasiswa
adalah kegiatan pada tahap design development akhir, hardscape working drawing, kegiatan revisi akibat adanya perubahan desain yang merupakan bagian
dari proses desain menjelang tender, serta tender drawing. Ketidakterlibatan mahasiswa dari awal proses perancangan proyek menjadi salah satu hambatan
bagi mahasiswa dalam memahami hal-hal yang berkenaan dengan proyek tersebut, termasuk kondisi umum proyek sampai konsep. Sehingga mahasiswa
harus melakukan proses pemahaman dan pendalamannya sendiri mengenai proyek tersebut di luar jam magang melalui dokumen-dokumen perusahaan. File
perusahaan sebagian besar dalam format gambar CAD, Adobe Photoshop, PDF, Jpeg sehingga mahasiswa dalam mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
informasi mengenai proyek tersebut harus mampu menterjemahkan gambar- gambar itu sendiri.
Mahasiswa juga sempat mengalami hambatan teknis dalam proses pembuatan gambar. Hambatan ini dikarenakan perusahaan memiliki sistem dan
teknik pengoperasian software dengan pengembangannya sendiri. Sehingga mahasiswa harus menyesuaikan dengan sistem kerja perusahaan dan mempelajari
teknik penggunaan software yang telah dikembangkan. Pada awal magang, kinerja mahasiswa dalam mengoperasikan software CAD masih tergolong lama
dibandingkan dengan kinerja karyawan perusahaan yang sudah terlatih dan terbiasa menggunakan program tersebut setiap hari. Perusahaan banyak
menggunakan bantuan XREF dalam mengoperasikan program CAD, pada awal magang mahasiswa belum mengerti sama sekali tentang XREF. Namun dengan
pembelajaran terus-menerus dan sering bertanya kepada karyawan lain yang telah terlatih, mahasiswa mulai mengerti dan terbiasa.
Pada saat pembuatan Hardscape Working Drawing, mahasiswa sempat mengalami kesulitan karena selama masa perkuliahan ilmu dalam pembuatan
konstruksi hardscape ini kurang diajarkan secara mendalam. Selain itu, material- material yang digunakan dalam pembuatan hardscape juga sangat bervariasi baik
jenis, fungsi, sifat maupun karakteristik masing-masing. Kendala lain yang dihadapi adalah banyaknya perubahan desain yang
terjadi selama proses perancangan. Perubahan ini dapat terjadi secara tiba-tiba, baik dari pihak klien maupun konsultan. Akibat adanya perubahan desain, gambar
yang telah selesai dikerjakan harus beberapa kali mengalami perubahan untuk menyesuaikan keinginan klien sehingga membutuhkan waktu pengerjaan lagi.
VI. PENUTUP