Sumber Air Cover Kondisi Habitat Harimau Sumatera

5.1.2.2. Sumber Air

Sumber air yang ditemukan di kawasan hutan Blangraweu terdiri dari berbagai tipe. Berdasarkan penemuan selama di lapangan sumber air dapat dikelompokkan sebagai berikut : Tabel 12. Parameter fisik sumber air yang digunakan harimau sumatera Bentuk sumber air Lokasi sumber air Ketersediaan sumber air Tersedia sepanjang tahun Tidak tersedia sepanjang tahun Sungai Krueng blee  - Krueng meureudu  - Krueng guha  - Krueng gumue  ⁻ Krueng sabee  - Alur Alue blang senong -  Alue ilee  - Alue gajah indram -  Kolam musiman Air hujan -  Genangan dan air hujan Rawa  - Rembesan air Cekungan di gua -  Keterangan :  = ada sumber air - = tidak ada sumber air Sumber air yang digunakan harimau sumatera di dua tipe habitat yang berupa sungai, alur, kolam musiman, genangan dari air hujan, dan rembesan air. Tabel di atas menunjukkan bahwa sungai memiliki peranan penting dalam kelangsungan hidup harimau sumatera. Sungai yang terdapat di lokasi penelitian memiliki ciri-ciri berarus deras dengan campuran batuan besar, batuan kerikil, tanah lempung dan pasir yang ada didalamnya. Terdapat lima sungai dengan masing-masing airnya yang jernih. Dari kelima sungai tersebut, krueng meureudu merupakan sungai terbesar dengan debit air yang tinggi. Sungai ini merupakan tempat bertemunya antara krueng sabee dengan krueng blee. Alur hanya ditemukan pada saat musim hujan, sedangkan pada musim kemarau alur akan mengering. Alue ilee merupakan alur yang dapat mengalir sepanjang tahun. Hal ini terlihat saat musim kemarau berlangsung, namun dengan debit air yang rendah. Di lokasi penelitian ditemukan rawa-rawa yang tergenang. Rawa ini terdapat diantara peralihan hutan pegunungan dengan hutan sub- pegunungan. a b a b c d Gambar 11. Sumber air yang ada di kawasan hutan Blangraweu a Krueng guha, b Krueng meuruedu, c Kolam musiman dan d Kubangan.

5.1.2.3. Cover

Bentuk tutupan cover yang digunakan harimau sumatera yang ditemukan di lapangan terdiri dari berbagai tipe cover. Berikut adalah bentuk dan tipe cover yang disajikan dalam tabel. Tabel 13. Ketersediaaan cover di kawasan hutan Blangraweu Tipe cover Fungsi cover Tipe habitat Ketinggian mdpl Tajuk pohon Sebagai thermal cover Hutan sub- pegunungan 1000-1500 Banir pohon Tempat untuk istirahat, mengasuh anak, dan menyembunyikan mangsa Hutan sub- pegunungan 1000-1500 Gua Tempat istirahat, bersarang, mengasuh anak Hutan sub- pegunungan 1000-1500 Padang rumput Tempat berburu dan menyimpan buruannya. Hutan pegunungan 500-1000 Semak belukar Tempat berburu Hutan pegunungan 500-1000 Tutupan hutan pada lokasi penelitian di kawasan Hutan Blangraweu terbagi menjadi dua, yaitu hutan pegunungan berupa padang rumput dan hutan sub-pegunungan. Strata tajuk pada vegetasi yang ada di hutan sub-pegunungan adalah dari strata tajuk A, B, C, D dan E. Tajuk pohon merupakan tipe cover yang digunakan harimau untuk melindungi diri dari sengatan panas matahari thermal cover. Banir pohon digunakan harimau sebagai tempat istirahat baik pada siang hari maupun malam hari. Saat musim beranak biasanya banir pohon digunakan pula sebagai tempat mengasuh anak. Saat mendapatkan mangsa buruan, harimau akan menyimpan sisa buruannya di banir pohon. Pada karnivora besar, cover berupa gua sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya. Gua dimanfaatkan oleh harimau sumatera sebagai tempat tinggalbersarangpersembunyian hiding cover, mengasuh anak, dan terdakang saat buruan mangsanya melimpah biasanya disimpan di tempat tersebut. Kondisi gua yang digunakan harimau biasanya dalam keadaan lembab dan dekat dengan sumber air. Padang rumput merupakan ciri khas habitat yang ada di kawasan hutan Blangraweu. Padang rumput digunakan harimau untuk mengintai dan berburu mangsa. Dalam pengamatan langsung ditemukan kelompok rusa sambar yang sedang mencari makan. Semak belukar sama halnya dengan padang rumput yang digunakan sebagai tempat berburu. Setiap cover ditipe habitat memiliki perbedaan masing-masing. Hutan sub-pegunungan tipe cover berupa tutupan tajuk, banir pohon, dan gua sedangkan di hutan pegunungan berupa padang rumput dan semak belukar. Untuk vegetasi di hutan pegunungan berupa hamparan padang rumput yang sangat luas dengan ditumbuhi pinus Pinus merkusii strain Aceh yang tumbuh mengelompok ditebing-tebing bebatuan cadas. Gambar 12. Ceruk yang ada seberang sungai 5.1.3. Karakteristik Habitat 5.1.3.1. Satwa Mangsa Satwa mangsa yang tersedia bagi harimau sumatera di kawasan hutan Blangraweu yang tertangkap kamera trap sebanyak 14 jenis. Satwa mangsa kesukaanutama dari harimau sumatera memiliki kriteria biomassa yang besar berkisar antara 6 – 7 kg daging per hari. Satwa mangsa kesukaanutama bagi harimau sumatera antara lain rusa sambar, kijang dan babi jenggot. Namun demikian harimau sumatera juga akan memakan satwa yang ukurannya lebih sedang hingga kecil seperti beruk, pelanduk, landak dan kuau-kerdil sumatera. Hal ini dilakukan harimau apabila satwa mangsa utama sulit untuk didapatkan atau diburu di alam. Penyebaran satwa mangsa di kawasan hutan Blangraweu bersifat acak dan tersebar di dua tipe habitat. Namun ada beberapa jenis satwa mangsa yang hanya tertangkap kamera di salah satu tipe habitat saja. Babi jenggot hanya tertangkap kamera di hutan pegunungan saja, yaitu di perbatasan antara hutan dengan ladang penduduk. Rusa sambar dan kijang merupakan satwa mangsa utama harimau sumatera. Rusa memiliki penyebaran yang hampir merata di seluruh lokasi pemasangan kamera trap dua tipe habitat, namun lebih dominan di hutan pegunungan. Kijang lebih dominan tertangkap kamera di hutan sub-pegunungan sedangkan dihutan pegunungan hanya tertangkap pada satu kamera trap saja.