Morfologi Populasi dan Distribusi

5. Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae, Pocock 1929 terdapat di pulau Sumatera, Indonesia. 6. Harimau Jawa Panthera tigris sondaica, Temminck 1845 daerah penyebarannya di kepulauan Sunda Besar, Indonesia. Punah tahun 1970-an. 7. Harimau Bali Panthera tigris balica, Schwarz 1912 terdapat di pulau Bali, Indonesia dan punah tahun 1937-an. 8. Harimau Kaspia Panthera tigris virgata, Illiger 1815 daerah penyebarannya meliputi Afghanistan, Iran, China dan Turki. Punah tahun 1950-an.

2.1.2. Morfologi

Ukuran harimau jantan lebih besar dibandingkan dengan harimau betina. Kaki belakang lebih panjang ukurannya dari pada kaki depan sehingga memudahkan harimau melompat lebih tinggi dan jauh. Kaki depan dan bahu lebih besar dan berotot dari pada kaki belakang. Telapak kakinya sangat halus sehingga saat berjalan biasanya suara langkahnya tidak terdengar. Lebar telapak kaki antara 9 – 20 cm. dan ukuran kaki belakang lebih kecil antara 1 – 1,5 cm. Cakar pada kaki depan dilengkapi dengan kuku yang panjang, runcing, dan tajam yang panjangnya 80 – 100 mm dan digunakan untuk menangkap dan menggenggam mangsanya. Kuku-kuku ini bisa disembunyikan atau ditarik retractable bila tidak digunakan Goodwin, 1963; MacDonald, 1986 dalam Hutabarat, 2005. Susunan gigi harimau keras dan kuat, gigi seri tersusun berdekatan berderet melintang dengan gigi bagian luar berukuran paling besar. Gigi taringnya panjang sedangkan gigi premolar bagian pertama sangat kecil bahkan kadang- kadang tidak ada, sedangkan bagian bawah agak lebih besar dengan tiga gigi taring utama. Geraham bawah berderet dengan gusi, berukuran sangat kecil dan terkadang tidak mencukupi. Pada rahang bawah, gerahamnya merupakan gigi karnasial dengan pola yang sangat berbeda dengan premolar, yang mempunyai satu gigi berukuran besar dengan gigi taring tengah dan tambahan gigi pada setiap sisi Lekagul dan McNeely, 1977. Jumlah total gigi geligi harimau dewasa adalah 30 buah MacDonald, 1986 dalam Hutabarat, 2005.

2.1.3. Populasi dan Distribusi

Penyebaran harimau sumatera hanya terletak di Pulau Sumatera. Hasil analisa terkini mengenai status harimau sumatera, secara global menetapkan 18 bentang alam konservasi harimau Tiger Conservation Landscape di Pulau Sumatera. Dua di antaranya dikategorikan sebagai prioritas global, Kerinci Seblat dan Bukit Tiga Puluh, sedangkan prioritas regional terletak di Kuala Kampar dan Bukit Balai Rejang Selatan Sanderson et al., 2006. Harimau sumatera tersebar terutama di Sumatera bagian utara dan di daerah pegunungan Sumatera bagian barat daya. Sebelumnya, harimau sumatera banyak terdapat di Aceh, di daerah dataran rendah Indragiri, Lumbu Dalem, Sungan Litur, Batang Serangan dan sekitarnya, Jambi dan Sungai Siak Suwelo dan Somantri, 1978, Pada tahun 1800-1900, jumlah harimau sumatera masih sangat banyak, mencapai ribuan ekor. Pada tahun 1978 diperkirakan jumlah harimau sumatera adalah sekitar 1000 ekor. Menurut perkiraan pada saat ini jumlah yang tersisa adalah 500 ekor. Diperkirakan 400 ekor hidup di kawasan konservasi utama yang tersebar di Sumatera, sedangkan 100 ekor harimau hidup di kawasan yang tidak dilindungi dimana cepat atau lambat kawasan tersebut berubah menjadi pertanian dan perkebunan Siswomartono et al., 1994. Data terbaru dari WWF-Indonesia tahun 2009 menyebutkan bahwa diperkirakan populasi yang tersisa di habitat alaminya hanya 300 - 400 ekor dan jumlahnya akan terus berkurang apabila kerusakan hutan sumatera terus berlanjut

2.1.4. Habitat