Hasil analisis SEM pada kitosan setelah ekstraksi.

penggunaan kitosan sebagai absorben sangat cocok pada proses dengan suhu tinggi diantaranya pada saat ekstraksi karagenan dan ekstraksi agar. A B Gambar 36 Hasil analisis SEM pada kitosan A sebelum digunakan dalam ekstraksi dan B sesudah ekstraksi. Gambar 36 menunjukkan morfologi permukaan kitosan sebelum ekstraksi A yang terlihat dengan jelas pori-porinya pada perbesaran 25 kv, sedangkan B adalah gambaran permukaan kitosan setelah digunakan dalam ekstraksi yang menunjukkan terjadinya adsorbsi karagenan pada permukaan kitosan sampai membentuk lapisan yang homogen sehingga menutupi pori pori kitosan. 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kitosan serpihan mempunyai bentuk matriks dengan pori porinya yang cukup banyak serta bermuatan negatif dari gugus OH - dan NH - yang reaktif. Produksi kitosan terbaik pada kondisi NaOH 6 N dengan waktu proses 2 jam. Diameter pori kitosan bervariasi dari 37,30 Å sampai 18022,0 Å dengan volume absorbsi 2,305 ccg - 2,158 ccg, yang dapat mengembang dalam air pada suhu 90 O C. Kitosan dengan derajat deasetilasi semakin tinggi, semakin baik dapat menyerap komponen seperti logam berat, pigmen, bakteri, yang dalam hal ini optimum pada kitosan dengan derajat deasetilasi 90. Kitosan mampu mengabsorbsi logam Cu 2+ , Fe 2+ , Pb 2+ masing masing sebesar 26, 32 dan 22 dari larutan 100 ppm, pigmen ekstrak wortel 50, dan E.coli 75 dari 0,2 g biomass. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan perlakuan kitosan 0,1. Kitosan yang ditambahkan pada proses ekstraksi agar-agar menghasilkan rendemen 13,5 agar-agar dengan viskositas 9,1 cPs-12,5 cPs, kadar sulfat 1,5- 0,28 dan nilai TPC 1,25x10 2 CFU. Ekstraksi karagenan dengan kitosan sebagai absorben menghasilkan rendemen 25 dengan kadar sulfat 13,50 dan kekuatan gel 225 gF. Hasil deteksi HPLC dan FTIR menunjukkan komposisi karagenan lebih bersih dari pengotor pada perlakuan kitosan 0,1. Hasil SEM pada absorben setelah ekstraksi menunjukkan morfologi permukaan kitosan yang dilapisi karagenan secara merata.

5.2 Saran

1 Kitosan serpihan sebagai absorben lebih baik digunakan dengan ukuran 10 mesh. Daur ulang dapat dilakukan dengan pencucian 90 O C dengan air atau dengan larutan asam klorida encer. 2 Perlu dilakukan penelitian aplikasi kitosan sebagai absorben pengotor pada bahan alam lainnya. 3 Proses ekstraksi dengan kitosan sebagai absorben perlu diuji coba pada skala yang lebih besar. DAFTAR PUSTAKA Alfian Z. 2003. Study Perbandingan Penggunan Kitosan Sebagai Adsorben dalam Analisis Logam Tembaga dengan Metoda Pelarutan dan Perendaman. Jurnal Sains Kimia Universitas Medan1 7:15- 17. Alexander RR, and Griffiths JM. 1993. Basic Biochemical Methods. New York, Second Ed. A John Wiley and Sons Inc. p 17-33. Anderson CG, NDe Pablo, Remo CR. 1998. Antartic Krill Eupaushio Superba as a Sourse of Chitin and Chitosan Proceeding of The First International Conference Chitin Chitosan Editor R.A.A. Muzzarelly and E.R. Parises MIT. Sea Grant Programme Gambridge. p 1009-1017. Anggadiredja TJ, Zatnika A, Heri P, Istiani S. 2007. Rumput Laut. Jakarta. Penebar Swadaya. p 18-27. AOAC 1995. Official Methode of Analysis of Analytical Chemist. AOAC International. UK. Editor Cunniff PA. Elsevier Science Ltd.p 185-189. AOAC 1984. Official Methode of Analysis of Analytical Chemist. Virginia.14 th AOAC.Int, Arlington. p 725-728. Arai K, Numaki T,Fujitti T. 1968. Toxicity of Chitosan. Bulletin of Tokai Regional Fisheries Research Laboratory. 56:89-94. Armisen R, and Galatas F. 2000. Agar in Hand Book of Hydrocolloid. Phillip GO William P A. Ed. England. Woodhead Publishing Ltd. p 230-245. Bailey SE, Olin TJ, Bricka RM, Adrian DD. 1997. Review of Potentially Low Cost Sorbents for Heavy Metals.Water Res11 33:2469-2474. Boddu VM, and Smith ED. 1999.A Composite Chitosan Biosorbent for Adsorption of Heavymetal from Waste Waters. Champaign. US Army Eng Research and Development Center. p 618-626. Boshi QH, Y Tim Xy Dong, Bay S, Sin Y. 2003. Chitosan coated silica bead as immobilized metes affinity support for protein absorption. Biochem Eng J 3 16 : 284-289. BoughtWA. 1975. Coagulation with chitosan an aid tor ecovery of by product fro egg breaking waste.PoultrySci54 : 1904-1909. BoughtWA. 1976. Chitosan a Polymer From Seafood Waste for Use in Treatment of Food Processing Waste and Activated Sludge InProceeding Biochemistry 11. p 13-16. Brezki MM. 1987. Chitin dan Chitosan, puting waste to good use. Infofish.com. 5. p 31-35. Chandeckrachang S, Chinandit U, Chandayot P, Supasiri P. 1991. Prototable spin offs from shrimp seaweed policulture. Infofish. 6. p 12-21. Chapman VJ. 1979. Agar-agar. In Seaweed and their Uses. London Methuen Co Ltd. p 151-193.