gelombang 670 cm
-1
alkena, 758 cm
-1
aromatik, 1217cm
-1
ester dan 3024 cm
-1
alkena. Tabel 5 Karakteristik gugus fungsi ekstrak wortel hasil deteksi FTIR
Karotenoid ekstrak wortel Βkarotin komersial
Bil. Gelombang cm
-1
Gugus fungsi Gugus Fungsi
3024 - CH alkena
- CH alkena OH alkohol
1217 - C-O ester
- C-O ester -CH iso propil
758 - =C-H aromatik
-=C-H aromatik C=C aromatik
670 -RCH-CHR
alkena -R
2
CH-CH
2
alkena - CH
3
alkana =CHsubstit meta
RCH-CH
3
alkana
2.6 Originalitas dan Kebaharuan
Berdasarkan penelusuran pustaka-pustaka pada umumnya proses produksi kitosan dilakukan dalam berbagai metode antara lain metode kimiawi, enzimatis,
elektro kimia dan irradiasi. Metode paling sederhana adalah metode kimiawi, karena itu telah dicoba proses produksi dengan metode kimiawi yang awalnya
menggunakan reagen ProAnalis PA yang cukup mahal, dengan pemanas hot plate, kemudian dilanjutkan dengan modifikasi proses menggunakan reagen teknis
dengan pemanas uap boiller, dengan kapasitas 30 liter. Untuk meningkatkan keamanan proses pembuatan, maka diupayakan menurunkan konsentrasi reagen
yang digunakan, tetapi dengan menambah waktu proses dan akhirnya diperoleh kondisi proses yang optimum sehingga dapat menurunkan biaya produksi.
Adapun kondisi tersebut disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Perbandingan kondisi proses pembuatan kitosan metode terdahulu
dengan metode modifikasi
Proses Pembuatan Metode terdahulu
Knorr 1984 Suptijah 1992 Metode
modifikasi
Demineralisasi dengan HCl
1N 1 N
0,5 N Deproteinasi dengan
NaOH 1N
3 N 2 N
Deasetilasi dengan NaOH 50
50 25
Waktu proses 60 menit
60 menit 180 menit
Suhu 65
o
C 140
C 130
C
Dari penelusuran pustaka terbaru bahwa kitosan dapat berfungsi sebagai absorben seperti halnya arang aktif, bentonit, zeolit dan lain-lain. Dengan
didukung oleh struktur kristal kitosan yaitu berbentuk matriks dengan pori- porinya dan keunikan gugus fungsi NH
2
gugus amin yang reaktif. Dengan proses dalam media air pada suhu tinggi, dapat diasumsikan bahwa dalam
keadaan tersebut kitosan mampu mengembangkan seluruh polimernya dan meningkatkan kapasitas pori-porinya untuk digunakan sebagai absorben berbagai
molekul yang bermuatan berlawanan dan yang ukuran molekulnya sesuai dengan ukuran pori-pori kitosan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan uji coba absorbsi
molekul-molekul yang mempunyai berat molekul bervariasi melalui uji spektroskopis.
Hasil uji absorbsi dapat diaplikasikan pada pemurnian komponen primer rumput laut yang mempunyai berat molekul cukup besar nomor dua setelah
selulosa. Tetapi dalam rumput laut tersebut terdapat lebih dari dua puluh komponen lain dengan berat molekul lebih kecil selain komponen primer. Melalui
pemanfaatan kitosan yang mempunyai berat molekul hampir sama dengan komponen primer rumput laut, tetapi kitosan mempunyai pori-pori yang mampu
mengabsorbsi komponen yang bermuatan dan berukuran sesuai dengan pori-pori kitosan, maka kitosan dapat dikembangkan sebagai absorben pengotor dalam
pemurnian agar dan kaaragenan. Berdasarkan penelusuran paten yang sudah diterbitkan dari tahun 1981
sampai tahun 2003, terdaftar ratusan paten mengenai pemanfaatan kitosan di bidang pangan dan non pangan. Terdaftar sekitar 41 paten Lampiran 1 yang
menggunakan kitosan yang pada umumnya sebagai absorben dan adsorben serta aplikasinya sebagai pengkelat lemak, pereduksi kolesterol, pengolah limbah cair
industri, pengekelat logam berat dalam limbah dan lain-lain. Dari 41 paten tersebut ditemukan 17 paten kitosan sebagai adsorben dan adsorben yang lebih
difokuskan dalam bentuk campuran, terikat pada komponen lain sebagai binder keramik dan bahan kimia lainnya atau dalam bentuk fiber krosling, kopolimer,
konjugat, komposit dan butiran, umumnya kitosan berperan sebagai adsorben. Selain itu digunakan juga membran diantaranya membran millipore yang cukup
selektif menurunkan kadar logam, pengotor berukuran kecil sementara membran
harganya mahal, tidak bisa berukuran besar, tidak tahan lama hanya dapat digunakan beberapa kali, dan mudah terjadi efek foulling apabila suhu menurun
serta tidak tahan panas. Oleh karena itu metode penggunaan kitosan serpihan sebagai absorben dapat dikembangkan karena cukup efisien untuk pemurnian
komponen-komponen alami, lebih sederhana dan dapat diregenerasi. Contoh 17 US paten dapat dilihat pada Lampiran 1.
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat