4.3.3 Nilai TPC agar
Total Plate Count atau angka lempeng total, merupakan jumlah keberadaan mikroorganisme secara total dalam suatu sapel, terdiri dari bakteri,
kapangjamur dan kamir, dapat menentukanindikasi kebusukan atau kerusakan suatu bahan.
Gambar 26 Histogram nilai TPC agar-agar dengan perlakuan kitosan Gambar 26 menunjukkan bahwa analisis TPC pada perlakuan kitosan
0,1 adalah 1,25x10
2
CFU lebih kecil dari nilai TPC bakto agar 2,04x10
2
CFU, konsentrasi kitosan 0.1 menunjukkan nilai TPC yang tidak terdeteksi.
Perlakuan kitosan 0,1 sudah memenuhi ketentuan nilai TPC pada suatu media yang merupakan parameter terpenting yang harus dipenuhi dan harus sesuai
standar. Dalam penelitian ini nilai TPC agar sudah mendekati nilai standar bakto agar bahkan cenderung lebih kecil, hal ini diduga agar media yang dihasilkan
mempunyai tekstur dan kerapatan yang sudah memenuhi syarat sebagai media
pertumbuhan mikroorganisme. 4.3.4 Nilai kekuatan gelagar
Nilai kekuatan gel berhubungan erat dengan kualitas dari suatu bahan seperti agar, karagenan dan lain-lain. Tingginya nilai kekuatan gel menunjukkan
kualitas yang baik dari suatu produk yang membutuhkan kekenyalan yang cukup tinggi dan porositas yang sesuai untuk keperluan tertentu. Pada agar media
dibutuhkan kekuatan gel dan porositas yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri ataupun kultur tanaman. Analisis kekuatan gel pada agar hasil penelitian Gambar
27, menunjukkan bahwa perlakuan absorpsi kitosan menghasilkan kekuatan gel
rata-rata 80 gF, begitu juga bila dibandingkan dengan standar bakto agar, kontrol, dan yang tanpa perlakuan kitosan,sehingga perlakuan 0,1 kitosan dapat dipilih
sebagai perlakuan yang paling efisien untuk diaplikasikan sebagai agar media.
Gambar 27 Histogram kekuatan gel agar-agar dengan perlakuan kitosan Kekuatan gel dari suatu agar media dipengaruhi oleh besar kecilnya polimer
agar penyusun media tersebut serta kemurniannya. Hal ini berarti kerapatan dan kemurnian agar hasil penelitian sudah setara dengan agar bakto sebagai standar.
Apabila dibandingkan secara visual, agar hasil perlakuan kitosan 0,1 sedikit lebih rendah dari standar. Hal tersebut dapat diperbaiki dengan meningkatkan
konsentrasi agar.
4.3.5 Kadar garam agar
Kadar garam agar-agar yang mengalami perlakuan kitosan, menunjukkan nilai yang hampir sama antar perlakuannya dan apabila dibandingkan dengan
standar sudah memenuhi ketentuan standar. Apabila dibandingkan dengan kontrol, perlakuan kitosan dapat dikatakan mampu menurunkan kadar garam dari
0,064 menjadi 0,021. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam pemurnian agar-agar, kitosan mempunyai kemampuan mengabsorbsi komponen garam
selama ekstraksi dengan kapasitas absorpsi garam mencapai 50, karena itu kitosan sangat mungkin digunakan dalam pemurnian komponen primer rumput
240 250
260 270
280 290
300 310
Kontrol 0.1
0.5 1
1.5 2
Konsentrasi Kitosan
291.02±1.24 275.68±0.11
261.26±1.00 287.62±-4.74
297.78±3.18 279.02±0.71