Karakteristik absorbsi E. coli

Gambar 23 menunjukkan terjadinya absorbsi sel E. coli oleh kitosan. Perlakuan penambahan kitosan 0,05-0,5 ke dalam hasil kultur E.coli dengan konsentrasi 0,2 gr sel per 10 ml dan waktu kontak 30 menit menunjukkan absorpsi sel yang meningkat sebesar 24 dari 62-86, dengan semakin tingginya konsentrasi kitosan yang ditambahkan semakin tinggi pula absorpsi yang terjadi dengan rata-rata mencapai 75. Gambar 23 Histogram absorbsi E. coli oleh kitosan Berdasarkan kurva standar Lampiran 11 yang diplot antara absorban dengan konsetrasi biomasa E. coli menunjukkan bahwa walaupun nilai absorpsi E. coli yang paling tinggi terjadi pada konsentrasi kitosan 0,5 dan terendah pada konsentrasi kitosan 0,05 tetapi perlakuan kitosan 0,05 sebenarnya paling tinggi daya absorbsinya terhadap sel E.coli, hal tersebut disebabkan adanya effek kepekatan, semakin tinggi kepekatan absorben dalam larutan semakin terbatas gerak molekul dalam larutan, akibatnya semakin rendah kemampuan molekul memasuki absorben difusi eksternal, begitu juga difusi antar partikelnya menjadi melemah. Dari hasil absorbsi E.coli yang diperoleh, maka untuk efisiensi dapat dipilih konsentrasi kitosan terbaik dalam mengabsorbsi E.coli adalah 0,05.

4.3 Aplikasi Absorben Kitosan dalam Pemurnian Agar-Agar

Aplikasi absorbsi dalam pemurnian agar dari jenis rumput laut Gracillaria, menghasilkan agar-agar, dengan karakteristik hampir mendekati kontrol agar bakto. Hasil penelitian dapat ditingkatkan sebagai penyediaan agar-agar untuk media kultur mikroorganisme atau media kultur jaringan yang sampai saat ini pengadaan agar bakto tersebut hampir 100 diperoleh dari produk import. Karakteristik fisika kimia agar bakto sebagai pembanding disajikan pada Tabel 13, dan karakteristik fisika kimia agar yang dihasilkan melalui perlakuan absorbsi pengotor oleh kitosan disajikan pada Tabel 14. Tabel 13 Karakteristik mutu agar bakto pembanding No Parameter Kadar 1 Sulfat 0,35 2 Viskositas cPs 12,5 3 Kekuatan gel gForce 350,15 4 TPC CFU 2,04x10 2 5 Protein 1,5 6 Air 16,9 7 Abu 3,11 8 Lemak - 9 KH - Karakteristik mutu agar-agar yang dihasilkan meliputi kadar sulfat 0,15 sd 0,28 bakto 0,35, viscositas 9,1cPs sd 12,5cPs bakto 17,5cPs, nilai TPC 1,25x10 2 CFU bakto 2,04x10 2 CFU, kekuatan gel 261,26 gF sd 297,8 gF dengan kadar air 20,9 sd 23,9 lebih besar dari agar bakto 16,9. Karakteristik fisik agar yang dihasilkan umumnya masih dibawah agar bakto difco. Hal tersebut disebabkan karena kadar air yang masih tinggi. Parameter kadar air masih perlu ditekan lebih rendah misalnya dengan metode pengeringan yang lebih baik untuk mencapai kadar air yang sesuai dengan kadar air agar bakto, selain itu pengeringan yang baik dapat menjaga sterilitas produk agar yang dihasilkan. Pertumbuhan CFU melalui uji TPC pada perlakuan kitosan 0,1 diperoleh nilai TPC 1,25x10 2 CFU, perlakuan lainnya negatif, sedangkan nilai