laut untuk mereduksi garam, dengan asumsi bahwa molekul-molekul garam mempunyai kecocokan muatan dan ukuran dengan pori-pori kitosan.
4.3.6 Nilai proksimat agar
Nilai proksimat agar hasil penelitian Gambar 28 hampir sama dengan agar bakto di semua parameter uji Tabel 13 kecuali kadar air yang sedikit lebih
tinggi, karena waktu dan metode pengeringannya yang berbeda. Kadar air yang tinggi akan berhubungan erat dengan viskositas medium, yaitu akan menyebabkan
viskositas menjadi lebih rendahpada konsentrasi media yang sama dengan kadar air yang lebih rendah. Perbaikan metode ekstraksi menambah waktu absorbsi
pengotor oleh kitosan dan waktu pengeringan produk agar, akan diperoleh mutu agar yang lebih baik dengan viskositas yang lebih tepat untuk aplikasinya.
Sementara metode produksi agar yang sudah ada memerlukan biaya yang lebih besar dan lebih rumit akibat penggunaan bahan kimia pada tahap ekstraksi dan
tahap koagulasi.
Gambar 28 Histogram proksimat agar-agar dengan perlakuan kitosan.
4.4 Aplikasi Absorben Kitosan dalam Pemurnian Karagenan
Aplikasi absorbsi pada ekstraksi karagenan menghasilkan karagenan non kimiawi yang dapat diaplikasikan untuk produk organik. Karagenan yang
dihasilkan dikarakterisasi mutu fisikokimia dan gugus fungsinya yang meliputi nilai proksimat, kekuatan gel, viskositas, gugus fungsi dan karakteristik
komponen unhidrogalaktosa.
4.4.1 Hasil analisis fisikokimia karagenan
Analisis fisikokimia karagenan yang dihasilkan meliputi: analisis fisika yaitu viskositas dan kekuatan gel serta analisis kimia yang meliputi kadar sulfat,
kadar air, kadar protein, kadar abu, dan kadar lemak seperti yang disajikan pada Tabel 15, selain itu dilakukan analisis: gugus fungsi dengan FTIR, komponen
utama karagenan yaitu galaktosa dan anhidro galaktosa dengan HPLC, serta morfologi permukaan kitosan yang dilapisi karagenan sesudah ekstraksi dengan
SEM.
1 Kadar sulfat karagenan.
Komponen sulfat dalam rumput laut terdapat dalam tiga bentuk, yaitu bentuk garam sulfat, komponen flavor dan bagian dari struktur karagenan Martin
2000. Komponen sulfat ini bersenyawa membentuk komponen dimetil sulfat DMS dan trimetilsulfat TMS sebagai flavor rumput laut serta garam-garam Ca,
K dan Mg-Sulfat. Dalam pemurnian komponen primer rumput laut, komponen sulfat ini harus direduksi sesuai standar komersil 15-25. Adapun dampak
negatif yang dapat ditimbulkan oleh adanya sulfat berlebih, biasanya dalam penyimpanan dapat menimbulkan keasaman, warna yang semakin terlihat
kecoklatan akibat dari terjadinya oksida sulfur serta bau dari terbentuknya hidrogen sulfida. Hasil perlakuan kitosan terhadap kadar sulfat disajikan pada
Gambar 29
2 4
6 8
10 12
14 16
0.1 0.5
1 1.5
2
Konsentrasi Kitosan K
a d
a r
S U
lf a
t K
a r
a g
e n
a n
Gambar 29 Histogram kadar sulfat karagenan dengan perlakuan kitosan.
15.08±0.8 13.58±0.02
13.05±0.07 13.02±-0.64 12.52±-0.40
12.24±0.18