Hipotesis Ruang Lingkup Pengembangan kitosan sebagai absorben pengotor dalam aplikasi pemurnian agar dan karagenan
pengotor oleh kitosan, maka metoda produksi karagenan dapat dilakukan lebih sederhana, efisien dan tanpa bahan kimia penjendal. Kerangka penelitian disajikan
pada Gambar 1.
Penelitian yang Melatarbelakangi Penggunaan Kitosan sebagai Absorben
Gambar 1 Kerangka penelitian.
Kitosan ko-polimer untuk penanganan Limbah Kimia
Kitosan kross link untuk penanganan Limbah Isotop
Kitosan Butiran untuk penanganan Limbah
Logam
Absorben dan
Koagulan Kitosan Larutan
Untuk Limbah Pangan Kitosan Komposit
Untuk Limbah Logam
Metode Modifikasi
Uji coba pada logam, pigmen dan bakteri
Agar dan Karagenan berkualitas
Aplikasi kitosan serpihan sebagai
absorben
Absorben Kitosan Serpihan
Sebagai Absorben
Kualitas Karagenan
Ekstraksi Karagenan
Kualitas Agar
Ektraksi Agar
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Serapan Adsorpsi dan Absorbsi
Serapan adalah suatu proses dimana suatu partikel menempel pada suatu permukaan akibat adanya perbedaan muatan lemah diantara kedua benda gaya
Van Der Walls, sehingga terbentuk suatu lapisan tipis dari partikel-partikel halus pada permukaan. Permukaan karbon yang mampu menarik molekul organik
merupakan salah satu contoh mekanisme serapan antara air, gas dan juga menyerap molekul protein yang polar Boshi et al. 2003.
Penetrasi adsorbat kedalam adsorben dapat terjadi pada ketebalan beberapa lapis. Jika penetrasi molekul terjadi pada seluruh bagian material padat,
maka prosesnya disebut absorbsi absorbtion. Dalam banyak kasus sulit dibedakan antara absorbsi dan adsorbsi sehingga munculah istilah sorbsi
sorbtion yang mengacu pada proses absorbsi dan adsorbsi Van Tessel et al. 1994. Absorbsi merupakan suatu proses dimana suatu partikel terperangkap ke
dalam suatu media dan seolah-olah menjadi bagian dari keseluruhan media tersebut. Absorbsi terdiri dari dua jenisyaitu:
1 Absorbsi fisika physical absorbtion 2 Absorbsi kimia chemosorbtion. Absorbsi fisika dicirikan dengan tarik menarik antara absorbat dan
absorben sangat lemah dengan energi kurang dari 40 Kjmol dan antar keduanya tidak membentuk senyawa kimia. Absorbsi fisika umumnya reversible dan
irreversible. Sifat ini ditemukan dalam batas antar muka kimia dengan medium gas, dimana ikatan yang terjadi diakibatkan dari gaya Van Der Walls dan gaya
London Prutton1982. Absorbsi
kimia chemosorbtion
ditandai dengan
pertukaran elektronelectron exchange antara absorbat dengan absorben. Interaksi yang
terjadi sangat kuat sehingga terbentuk senyawa kimia dengan energi ikatnya sekitar 300 Kjmol Nieuwenhuizen dan Barendez 1987. Akibat dari berbagai
sebabperlakuan, ikatan dalam absorbsi fisik dan kimia dapat lepas, proses ini disebut desorbsi.
Absorben adalah padatan berpori dengan berbagai ukuran. Contoh absorben yang sudah banyak digunakan diantanya: bentonit, zeolit, tanah