Karakteristik gugus fungsi kitosan Analisis spektrofotometer FTIR

paling rendah yaitu kitosan dengan DD terendah adalah 84. Dan kitosan terpilih adalah yang mempunyai Derajat Deasetilasi 90. Gambar 18 Spektrum FTIR kitosan hasil modifikasi proses. Spectrum FTIR dari kitosandengan Derajat Deasetilasi DD mulai 84 puncak terendah berwarna abusd DD 94 puncak tertinggi berwarna biru paling atas , puncak berwarna merah kitosan dengan DD 93 dan yang berwarna hijau adalah kitosan dengan DD 90. Hasil deteksi FTIR yang dibandingkan dengan standar menunjukkan kesamaan gugus fungsinya, hal ini menunjukkan bahwa proses modifikasi sudah dapat menghasilkan kitosan dengan gugus fungsi yang identik dengan standar, sedikit pergeseran bilangan gelombangnya dikarenakan sedikit perbedaan kadar air dan kondisi lingkungan pengujian yang berbeda Lampiran 5. Tabel 10 Karakteristik gugus fungsi dari kitosan Standar Bilangan gelombang cm -1 Gugus Fungsional Hasil penelitian Bilangan Gelombang cm -1 3450 cm -1 2400 cm -1 1650 cm -1 1550 cm -1 1070 cm -1 OH CH NH amida C=O 3410 cm -1 2410 cm -1 1639 cm -1 1384 cm -1 1075 cm Bilangan gelombang cm -1 T ra ns m it an

4.2.4 Karakteristik fisikhasil analisis SEM dan Autosorp

Karakteristik fisik kitosan meliputi gambar permukaan atau penampakan kristal kitosan melalui pendeteksian dengan mikroskop elektron, serta diameter, luas, volume dan distribusi ukuran pori-pori dideteksi dengan autosorp. a 25 KV b 50 KV Gambar 19 Scanning elektron mikroskop dari a kitosan b pori kitosan. Gambar 1λ a, menunjukkan morfologiserpihan kitosan dari struktur α, dan . Pada kulit udang hanya terdapat struktur α dan saja, hal ini merupakan ciri khas dari kitosan udang dimana pada permukaan itulah terjadinya proses adsorpsi komponen yang bermuatan berlawanan dengan kitosan. Gambar 19 b menunjukkan penampakan salah satu pori pori pada permukaan kitosan yang diduga melalui pori tersebutlah terjadi proses absorbsi komponen yang bermuatan berlawanan dengan muatan yang ada dalam pori pori, sehingga komponen tersebut masuk terabsorbsi kedalam pori pori kitosan, semakin tinggi derajat deasetilasinya semakin tinggi kapasitas porinya dikarenakan strukturnya semakin teratur dengan hilangnya sebagian besar gugus asetil. Karakteristik pori kitosan sebagai absorben diuji secara langsung dengan alat autosorp. Autosorp menganalisis sifat-sifat fisik kitosan dengan menunjukkan parameter-parameter: diameter pori, luas pori, volume pori dan distribusi ukuran pori-pori. Analisis autosorp menggambarkan kapasitas dan kemampuan kitosan dalam mengabsorpsi serta mendesorbsi suatu komponen ke dalam pori-porinya, disamping itu diketahui pula luas pori, diameter pori dalam satuan Angstrom dan volume pori-pori kitosan dalam satuan ccg Lampiran 6. Hasil pengujian autosorp menunjukkan bahwa kitosan yang digunakan sebagai absorben mempunyai pori-pori yang banyak dengan diameter yang bervariasi, hal ini menunjukkan bahwa kitosan dapat difungsikan sebagai absorben bagi molekul molekul yang menpunyai kecocokan ukuran dan muatan dengan pori tersebut, pori -pori kitosan yang terdistribusi mempunyai diameter yang bervariasi mulai 37,30 Å sampai 18022,05 Å tersebut mempunyai kemampuan mengabsorpsi berbagai komponen serta mampu mendesorbsinya. Kemampuan kitosan sebagai absorben ditunjukkan dengan berbagai perlakuan absorbsi terhadap komponen-komponen yang identik dengan pengotor, diantaranya logam berat Fe, Cu, Pb, pigmen ekstrak wortel dan pewarna makanan, serta bakteri E. coli. Dengan terabsorbsinya komponen tersebut di atas oleh kitosan terbukti bahwa kitosan dapat berfungsi sebagai absorben bagi komponenyang mempunyai kecocokan dan keterikatan yang sesuai. Hal ini didasari oleh kekuatan ionik masing-masing komponen karena ikatan ionik itulah yang menyebabkan saling terikat antar komponen, yang dalam hal ini adalah ikatan antara ion positif pada komponen yang satu dengan ion negatif pada komponen lainnya antara kitosan dengan komponen lainnya yang berlawanan dengan mekanisme sebagai berikut seperti pada Gambar 20. Gambar 20 Mekanisme pengikatan berbagai komponen pada gugus aktif. Gugus-gugus yang bermuatan positif akan berikatan dengan gugus -NH - pada kitosan Gugus-gugus yang bermuatan negatif akan berikatan dengangugus -NH 3 + pada kitosan + NH 2 NH 2 NH 2 NH 3 + NH - NH - NH 3 + NH 3 + NH - NH - NH 3 + Fe 2+ Cu 2+ Pb 2+ Hg 2+ E coli Karotin pewarna minuman + H 2 O NH 3 + NH - NH - NH 3 + NFe - NPb -