Kondisi Permintaan Daya Saing Pariwisata Kota Bogor Dibandingkan Daerah Sekitar dan

Kebudayaan Kota Bogor, hal ini tidak lepas dari dukungan dan upaya baik dari pihak pemerintah dan pihak lain seperti PHRI Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Asita Association of Indonesian Travel Agents, serta perhimpunan pramuwisata Indonesia. Salah satu program yang dilaksanakan adalah melakukan pelatihan tenaga kerja di bidang sumber daya manusia kepariwisataan. Pelatihan ini dilakukan untuk memberikan pelayanan terhadap para wisatawan yang berkunjung ke kota Bogor. Oleh karena itu, dengan kondisi faktor yang lebih baik dan berkualitas untuk pariwisatanya, maka kota Bogor akan lebih mampu meningkatkan produktivitas dan daya saingnya dibandingkan derah lain di Jawa Barat.

5.2.2 Kondisi Permintaan

Indeks faktor kondisi permintaan ini terdiri dari variabel jumlah wisatawan mancanegara dan jumlah wisatawan nusantara yang mengunjungi objek wisata dan hotel di kabupatenkota Jawa Barat. Faktor kondisi permintaan ini sangat penting dalam menciptakan keunggulan daya saing karena bagaimana industri pariwisata menerima, menginterpretasikan, dan memberi reaksi pada kebutuhan para konsumen. Daya saing pariwisata kota Bogor dibandingkan daerah sekitarnya menempatkan kota Bogor berada di peringkat setelah kota Bandung. Nilai indeks kota Bogor sebesar 49,47 dengan selisih yang cukup besar dengan kota Bandung sebesar 23,15, tetapi dengan daerah yang posisinya berada di bawah kota Bogor, yaitu kabupaten Bogor selisih nilainya hanya 3,73 kemudian dengan empat daerah di bawahnya lagi selisihnya cukup jauh, berarti kondisi permintaan kota Bogor cukup baik dalam berdaya saing dengan pariwisata daerah sekitarnya namun sulit untuk berdaya saing dengan Kota Bandung. Tabel 5.9 Nilai dan Peringkat Indeks Kondisi Permintaan Daerah Sekitarnya Tahun 2009 KabupatenKota Indeks Kondisi Permintaan Peringkat Kota Bandung 72,62 1 Kota Bogor 49,47 4 Kabupaten Bogor 45,74 6 Kabupaten Cianjur 41,35 7 Kota Depok 17,85 10 Kota Bekasi 1,22 21 Kota Sukabumi 0,42 23 Hal tersebut disebabkan karena kota Bandung memiliki banyak pesona wisata yang lebih menarik perhatian para wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Inovasi yang diciptakan pariwisata kota Bogor tidak mampu bersaing dengan pesona kota Bandung sehingga jumlah kunjungan wisatawannya lebih banyak. Jadi, dibandingkan dengan kota Bandung, daya saing kota Bogor lebih rendah dan kurang mampu berdaya saing tetapi dengan daerah di posisi bawahnya kota Bogor mampu bersaing dalam hal kondisi permintaan. Berdasarkan perhitungan indeks kondisi permintaan pada Tabel 5.10 menunjukkan bahwa kota Bogor memiliki nilai sebesar 49,47 dengan peringkat ke empat. Hal ini menandakan bahwa daya saing pariwisata kota Bogor cukup tinggi dalam hal permintaan pariwisata dibandingkan daerah lain di Jawa Barat. Dapat dilihat pada jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 135.933 orang dan jumlah wisatawan nusantara sebanyak 2.849.335 orang di tahun 2009. Tabel 5.10 Nilai dan Peringkat Indeks Kondisi Permintaan Jawa Barat Tahun 2009 KabupatenKota Indeks Kondisi Permintaan Peringkat Kota Bandung 72,62 1 Kabupaten Subang 64,59 2 Kabupaten Bandung Barat 52,77 3 Kota Bogor 49,47 4 Kabupaten Bandung 48,82 5 Kabupaten Bogor 45,74 6 Kabupaten Cianjur 41,35 7 Kabupaten Sukabumi 27,15 8 Kabupaten Garut 21,61 9 Kota Depok 17,85 10 Kota Cirebon 13,46 11 Kabupaten Ciamis 11,21 12 Kabupaten Sumedang 7,57 13 Kabupaten Tasikmalaya 7,18 14 Kabupaten Kuningan 5,79 15 Kabupaten Karawang 5,70 16 Kabupaten Cirebon 3,72 17 Kabupaten Indramayu 3,57 18 Kota Tasikmalaya 3,54 19 Kabupaten Purwakarta 1,62 20 Kota Bekasi 1,22 21 Kabupaten Bekasi 0,46 22 Kota Sukabumi 0,42 23 Kota Banjar 0,40 24 Kabupaten Majalengka 0,30 25 Kota Cimahi 26 Tingginya kondisi permintaan pariwisata kota Bogor dengan melihat jumlah wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara lokal dapat disebabkan karena pariwisata kota Bogor dapat menawarkan inovasi-inovasi terbaru yang dapat memuaskan para pelanggannya, dalam hal ini wisatawan-wisatawan. Inovasi tersebut dapat terlihat dari tujuan wisata yang bukan hanya wisata alam tetapi juga wisata ilmiah, wisata kuliner, juga wisata belanja. Inovasi tercipta karena semakin majunya masyarakat dan semakin meningkatnya permintaan pelanggan lokal bahkan mancanegara, untuk itu, pariwisata kota Bogor mencoba menciptakan inovasi agar memenuhi permintaaan pelanggannya. Dengan inovasi- inovasi yang tercipta dijadikan daya tarik bagi para wisatawan agar terus mengunjungi pariwisata kota Bogor yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan. Dengan inovasi tersebut berarti kota Bogor cukup tanggap dalam melihat dan menginterpretasikan keinginan pelanggannya sehingga dapat memacu jumlah kunjungan wisatawan.

5.2.3 Kondisi Strategi Daerah